Breaking News

PESAN RAHASIA DARI TUHAN

A.    Pendahuluan
Kemajuan terbaru dalam bidang genetika yang telah berkembang dengan pesat telah menarik perhatian seluruh dunia. Pengembangan sayur-mayur yang dimodifikasi secara genetik telah menimbulkan keresahan mengenai apakah makanan tersebut aman untuk dikonsumsi atau tidak. Sementara, kelahiran seekor domba dan mamalia lain hasil cloning telah memunculkan kontroversi mengenai kemungkinan adanya klon-klon manusia yang identik.
Kita semua memiliki bayangan tentang apa yang dimaksud dengan ”gen”, namun nyatanya kita kita sama sekali tidak tahu banyak mengenainya. Hingga beberapa dekade yang lalu, istilah faktor keturunn (hereditas) hampir sama dengan nasib atau takdir. Karakteristik yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dianggap tidak dapat diubah.

B.     Sel dan Gen
tubuh kita terdiri dari banyak sel, dalam setiap kilogram berat badan kita terdapat sekitar satu triliun sel, oleh karena itu bahkan seorang bayi yang baru lahir memiliki lebih dari tiga triliun sel. Seseorang yang memiliki berat enam puluh kilogram terdiri dari kurang lebih enam pulih triliun sel. Melihat angka tersebut saja sudah sangat mengejutkan, namun yang bahkan lebih mengagumkan adalah kenyataan bahwa, dengan beberapa pengcualian, setiap sel mengandung gen yang sama.

Tubuh kita terdiri dari beberapa bagian yang memiliki penampilan dan fungsi yang sangat berbeda. Rambut, kuku, dan kulit sepertinya tidak memiliki kesamaan. Namun semua tersusun oleh sel-sel yang pada dasarnya memiliki struktur dan fungsi yang sama. Lebih jauh lagi, gen gen yang menentukan fungsi dari sel terebut pun sama.Di dalam sebuah sel terdapat nukleus yang dilapisi oleh membran sel. Sedangkan gen terdapat di dalam nukleus. Jika kita mengisolasi nukleus maka akan didapatkan suatu senyawa kimia yang sering kia sebut dengan asam nukleat.
C.    Asam nukleat pada gen
Pada gen manusia terdapat dua jenis asam nukleat yaitu DNA (asam deoksirionukleat) dan RNA (asam ribonukleat). DNA ditemukan pada tahun 1869 oleh seorang dokter muda Friedrich Miescher yang percaya bahwa rahasia kehidupan dapat diungkap melalui penelitian kimia pada sel-sel.
Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan mempunyai peranan sangat penting dalam biosintetis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein ini disebut nucleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti protein, tetapi yang menjadi monomer adalah nukleotida.

Nukleotida dan Nukleosida
Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat. Molekul nukleosida terdiri atas pentosa (deoksiribosa atau ribosa) yang mengikat suatu basa. Jadi apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis sempurna akan dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa dan basa purin atau pirimidin.
Pentosa yang berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan yang berasal dari RNA ialah ribosa.
Adapun basa purin dan basa pirimidin yang berasal dari DNA ialah adenin, sitosin, adn timin. Dari RNA akan diperoleh adenin, guanin, sitosin dan urasil.
Urasil terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk keto atau laktam dan bentuk enol atau laktim. Pada pH cairan tubuh, terutama urasil terdapat dalam bentuk keto.
Neukleosida terbentuk dari basa purin atau pirimidin dengan ribosa atau deoksiribosa. Basa purin atau pirimidin terikat pada pentosa oleh ikatan glikosilik, yaitu atom karbon nomor 1.

Ikatan Fosfodiester Menggabungkan Nukleotida pada Asam Nukleat
Nukleotida berikut pada DNA dan RNA berikatan secara kovalen satu dengan yang lainya melalui ”jembatan” gugus fosfat. Gugus 5’-hidroksil pada pentosa unit nukleotida yang satu digabungkan dengan gugus 3’-hidroksil pada pentosa nukleotida berikutnya melalui ikatan fosfodiester oleh karena itu tulang punggung kovalen asam nukleat terdiri dari gugus fosfat dan pentosa secara bergantian, sedangkan basa sfesipicnya dapat dipandang sebagai gugus ”sisi” yang bergabung dengan tulang punggung ini pada interval yang teratur. Tulangpunggung DNA dengan tulang punggung RNA bersifat sangat polar, karena gugus fosfat bersifat asam dan bermuatan negatuf pada pH sel. Sebaliknya basa purin dan pirimidin, yang relatif tidak larut dalam air, bersifat hidrofobik. Untaian DNA dan RNA memponyai sifat polaritas atau arah spesifik, karena semua ikatan fosfodieter antar nukleotida terletak pada arah yang sama disepanjang rantai ujung 5’ dan ujung 3’.

No comments