SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
Istilah
bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang
insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam
skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto,
1998). Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk
hidup dan 'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa.
Dari paduan dua kata tersebut European Federation of Biotechnology (1989)
mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan
ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian
dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan
jasa.
Pemanfaatan
mikroba untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman sebelum masehi. Hingga
sekarang manusia telah mengalami tiga periode perkembangan bioteknologi, yaitu
sebagai Berikut :
1. Periode bioteknologi
tradisional ( sebelum abad ke-15 M )
Dalam
periode ini telah ada teknologi
pembuatan minuman bir dan anggur menggunakan ragi (6000 SM), mengembangkan roti
dengan ragi (4000 SM), dan pemanfaatan ganggang sebagai sumber makanan yang
dilakukan oleh bangsa aztek (1500 SM ).
2.
Periode bioteknologi
ilmiah ( abad ke-15 sampai ke-20 M)
Periode
ini ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini :
Tahun 1670 : usaha
penambangan biji tembaga dengan bantuan mikrob di Rio Tinto, Spanyol.
Tahun 1686 : Penemuan
mikrosop oleh Antony van Leeuwenhoek yang juga menjadi manusia pertama yang
dapat melihat mikrob.
Tahun 1870 : Louis
pasteur menemukan adanya mikrob dalam makanan dan minuman.
Tahun 1890 : alkohol
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.
Tahun 1897 : penemuan
enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol oleh Eduard
Buchner.
Tahun 1912 : pengelolahan
limbah dengan menggunakan mikrob.
Tahun 1915 : produksi
aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan bakteri.
Tahun 1928 : penemuan
zat antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming
Tahun 1994 : Produksi
besar-besaran penisilin
Tahun.1953 : penemuan
struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh Crick dan Watson
.
3. Periode bioteknologi
modern ( abad ke-20 M sampai sekarang)
Periode
ini diawali dengan penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era
rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restiksi oleh
Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat
memotong ADN pada posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu
organisme, dan menyisipkan potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik ADN
rekombinan). Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan
program bahan bakar alkohol dari brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan
antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin untuk memasarkan produk jamur yang
dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall (1980). Peran teknologi
rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya penggunaan
insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di
Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh
perusahaan Eli Lilly dan Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang
berhubungan dengan rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan
organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup.
Bioteknologi
memiliki gradien perkembangan teknologi, yang dimulai dari penerapan
bioteknologi tradisional yang telah lama dan secara luas dimanfaatkan, hingga
teknik-teknik bioteknologi baru dan secara terus menerus berevolusi
Pemanfaatan biodecomposer
dapat mempercepat proses pengomposan menjadi 2-3 minggu. Selain itu,
sebagian mikroba bahan aktif biodecomposer yang masih tertinggal di
dalam kompos juga berperan sebagai musuh alami penyakit jamur akar atau busuk
pangkal batang. Aplikasi biofertilizer
ke dalam tanah, dapat meningkatkan aktivitas mikroba di dalam tanah, sehingga
ketersediaan hara berlangsung optimum dan dosis pupuk konvensional dapat
dikurangi tanmpa menimbulkan penurunan produksi tanaman dan tanah. Mikroba juga
telah dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Aplikasi
mikroba untuk biokontrol hama dan
penyakit tanaman meliputi mikroba liar yang telah diseleksi maupun mikroba yang
telah mengalami rekayasa genetika. Upaya untuk memperbaiki kondisi lingkungan
yang terkena polusi herbisida tersebut telah dilakukan. Salah satu teknologi
alternatif untuk tujuan tersebut adalah melalui bioremediasi. Bioremediasi didefinisikan sebagai
proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi
terkendali.
No comments