SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem
endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran
gastroinstestin.
Cabang kedokteran yang mempelajari kelainan pada kelenjar endokrin disebut endokrinologi, suatu cabang ilmu kedokteran yang cakupannya lebih luas
dibandingkan dengan penyakit dalam.
Jaringan sekretoris
Jaringan sekretoris disebut juga kelenjar internal karena
senyawa yang dihasilkan tidak keluar dari tubuh. Jaringan sekretoris dibagi
menjadi sel kelenjar, saluran kelenjar, dan saluran getah. Sel kelenjar
mengandung bermacam senyawa hasil metabolisme. Saluran kelanjar adalah sel
berdinding tipis dengan protoplasma
yang kental mengelilingi suatu ruas berisi senyawa yang dihasilkan oleh sel-sel
tersebut. Saluran getah terdiri atas sel-sel atau sederet sel yang mengalami
fusi, berisi getah, dan membentuk suatu sistem jaringan yang menembus
jaringan-jaringan lain
Sistem endoktrin
adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur aktivitas
tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar
pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan
kelenjar buntu.
Sistem endokrin, dalam
kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua
sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi
mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise
posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan
atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh
sistem saraf.
Bila sistem endokrin
umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
I.
Struktur
Terdapat dua tipe
kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya
ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal,
seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas
(kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air
mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam
darah. Kelenjar endokrin termasuk :
1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan
paratiroid, serta timus
II.
Hormon dan fungsinya
Kata hormon berasal
dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan.
Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan. Sistem endokrin
mempunyai lima fungsi umum :
1. Membedakan sistem saraf dan sistem
reproduktif pada janin yang sedang berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif
ketika terjadi situasi darurat
III.
Klasifikasi
Dalam hal struktur
kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang
larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis.,
insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin
(mis., dopamin, norepinefrin, epinefrin)Hormon yang larut dalam lemak termasuk
steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron)
dan tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui
sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel
dengan bebas.D. Karakteristik Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai
fungsi dan struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik
berikut.Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:
1. sekresi diurnal adalah pola yang naik
dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar
kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan
siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah
non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.
3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah
variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi
dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam
sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif atau negatif dan
memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon
mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia.
Hormon hanya mempegaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang
melalukan : fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen.
Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormone dari
kelenjar lainnya. Hormone secara konstan di reactivated oleh hepar atau
mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
IV.
Regulasi
Peran hipotalamus dan
kelenjar hipofiseDua kelenjar endokrin yang utama hádala hipotalamus dan
hipofise. Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh
hipotalamus, yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam
berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam
darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan
inhibiting. Hormon ini bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary
yang mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofise. Hipotalamus dan kelenjar
hipofise dihubungkan oleh infundibulum.Hormon yang disekresi dari setiap
kelenjar endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap
hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar
induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar
hipofise, menyebabkan kontraksi uterus. Hormon hipofise yang mengatur sekresi
hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh
hormon disebut kelenjar target.
V.
Sistem umpan balik
Kadar hormon dalam
darah juga dikontrol oleh umpan balik negatif manakala kadar hormon telah
mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan kadar hormon lebih
jauh dicegah oleh umpan balik negatif. Peningkatan kadar hormon mengurangi
perubahan awal yang memicu pelepasan hormon. Misalnya peningkatan sekresi ACTH
dari kelenjar pituitari anterior merangsang peningkatan pelepasan kortisol dari
korteks adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih banyak. Kadar
substansi dalam darah selain hormon juga memicu pelepasan hormon dan dikontrol
melalui Sistem umpan balik. Pelepasan insulin dari pulau langerhan di pankreas
didorong oleh kadar glukosa darah.Aktivasi sel-sel targetManakala hormon
mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel berfungsi dengan satu
atau dua metoda, pertama melalui penggunaan mediator intraselular dan kedua
mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator intraselular adalah
cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan permukaan dalam
dari membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akan mengalami
sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan
sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen menjadi
glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan gen, gen akan
mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein (mis., enzim, steroid).
Substansi ini mempengaruhi reaksi dan proses selular.
1.
Struktur dan fungsi hipotalamus
Hipotalamus terletak
di batang otak tepatnya di dienchepalon, dekat dengan ventrikel otak ketiga
(ventrikulus tertius) Hipotalamus sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar
endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humal (hormonal) dan saraf.
Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering disebut faktor R dan I mengontrol
sintesa dan sekresi hormon hipofise anterior sedangkan kontrol terhadap
hipofise posterior berlangsung melalui kerja saraf. Pembuluh darah kecil yang
membawa sekret hipotalamus ke hipofise disebut portal hipotalamik hipofise.
Hormon-hormon hipotalamus antara lain:
a.
ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon
b.
ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon
c.
TRH : Tyroid Releasing Hormpn
d.
TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
e.
GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
f.
GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
g.
PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
h.
PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
i.
PRH : Prolaktin Releasing Hormon
j.
PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
k.
GRH : Growth Releasing Hormon
l.
GIH : Growth Inhibiting Hormon
m.
MRH : Melanosit Releasing Hormon
n. MIH : Melanosit Inhibiting Hormon Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan
sekresi hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal
sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf.
2.
Struktur dan Fungsi Hipofise
Hipofise terletak di
sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval dengan
diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus Lobus anterior, merupakan
bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus
anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian
hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise.
Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus posterior hipofise
dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Lobus intermediate
(pars intermediate) adalah area diantara lobus anterior dan posterior,
fungsinya belum diketahui secara pasti, namun beberapa referensi yang ada
mengatakan lobus ini mungkin menghasilkan melanosit stimulating hormon (MSH).
Secara histologis, sel-sel kelenjar hipofise dikelompokan berdasarkan jenis
hormon yang disekresi yaitu:
a. Sel-sel somatotrof bentuknya besar,
mengandung granula sekretori, berdiameter 350-500 nm dan terletak di sayap
lateral hipofise. Sel-sel inilah yang menghasilkan hormon somatotropin atau
hormon pertumbuhan.
b. Sel-sel lactotroph juga mengandung
granula sekretori, dengan diameter 27-350 nm, menghasilkan prolaktin atau
laktogen.
c. Sel-sel Tirotroph berbentuk polihedral,
mengandung granula sekretori dengan diameter 50-100 nm, menghasilkan TSH.
d. Sel-sel gonadotrof diameter sel
kira-kira 275-375 nm, mengandung granula sekretori, menghasilakan FSH dan LH.
Ssel-sel kortikotrof diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan granula
terbesar, menghasilkan ACTH.
e. Sel nonsekretori terdiri atas sel
kromofob. Lebih kurang 25% “sel kelenjar hipofise tidak dapat diwarnai dengan
pewarnaan yang lazim digunakan dan karena itu disebut sel-sel kromofob.
Pewarnaan yang sering dipakai adalah carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular
adalah sel-sel yang berfolikel.Hipofise menghasilkan hormon tropik dan
nontropik. Hormon tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar
sasaran sedangkan hormon nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran.
Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas
kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki master of gland.
3.
Struktur dan Fungsi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid
terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago krikoid, disamping
kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh
isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2
cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di
masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini
terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa.kelenjar
tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri
tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri
karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari
arteri subklavia.Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih
besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan
kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik
berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid
menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.
Hormon T3 dan T4
dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler.
Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari
makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium
(yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP
sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat
oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk
molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian mengalami
penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya
terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri
iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau
tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat
oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4
berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine).
Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:
a. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3
dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi
oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru
dan testes
b. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam
fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan
lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3
lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah
dilepaskan dari folikel kelenjar.
c. Memegang peranan penting dalam
pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
d. Mempertahankan sekresi GH dan
gonadotropin
e. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap
jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.f.
Merangsang pembentukan sel darah merahg. Mempengaruhi kekuatan dan ritme
pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat
metabolisme h. Bereaksi sebagai antagonis insulinTirokalsitonin mempunyai
jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum
dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi
sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah
akan menekan ;pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium
serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet
kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
4.
Struktur dan Fungsi Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid
menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid oleh
karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari
dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells merupakan
bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon
paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
Parathormon mengatur
metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ :argetnya adalah tulang, ginjal dan
usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH mempertahankan resorpsi tulang
sehingga kalsium serum :neningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin
D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan
posfat dari intestin. Selain itu hormon inipun akan meningkatkan reabsorpsi Ca
dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na. karena
sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap
tulang. Factor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di
samping tentunya PTSH.
5.
Struktur dan fungsi kelenjar Pankreas
Pankreas terletak di
retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan terbentang horizontal dari
cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm. mendapat
pasokan darah dari arteri mensenterika superior dan splenikus.
Pankreas berfungsi
sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai organ endokrin didukung
oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans terdiri tiga jenis sel
yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang menghasilkan glukoagon, sel beta yang
menghasilkan insulin, dan sel deltha yang menghasilkan somatostatin namun fungsinya
belum jelas diketahui.
Organ sasaran kedua
hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan lemak. Glukagon dan insulin memegang
peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan
keseimbangan kadar gula darah sangat ,dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi
kedua hormon ini saling bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin
menurunkan kadar gula darah sebaliknya untuk glukagon meningkatkan kadar gula
darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula darah rendah, dan asam amino darah
meningkat. Efek glukoagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan
epinefrin.Dalam meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang
glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan
transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan
glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon
meningkatkan lipolisis (pemecahan lemak).Dalam menurunkan kadar gula darah,
insulin sebagai hormon anabolik terutama akan meningkatkan difusi glukosa
melalui membran sel di jaringan. Efek anabolik penting lainnya dari hormon
insulin adalah sebagai berikut:
a.
Efek pada hepar
Meningkatkan sintesa dan penyimpanan
glukosa
Menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis
dan ketogenesis
Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam
lemak bebas di hepar
b.
Efek pada otot
Meningkatkan sintesis protein
Meningkatkan transportasi asam amino3)
Meningkatkan glikogenesis
c. Efek pada jaringan lemak
Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas
Meningkatkan penyimpanan trigliserida3) Menurunkan lipolisis
6.
Struktur dan Fungsi Kelenjar Adrenal
Terletak di kutub atas
kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis karena letaknya di
atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal karena
menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal
terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla. Keduanya
menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya korteks yang
esensial untuk kehidupan.
a.
Korteks adrenal
Korteks adrenal
esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon adrenokortikal dapat
menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormon steroid
yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen.
b.
Mineralokortikoid
Mineralokortikoid
(pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada zona glomerulosa
korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan
meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini
selanjutnya membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah
jantung. Defisiensi mineralokortikoid (penyakit Addison’s) mengarah pada
hipotensi, hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan dalam kasus akut, syok.
Kelebihan mineralokortikoid mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia.
c.
Glukokortikoid
Glukokortikoid
dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid utama pada
manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam: metabolisms
glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah; metabolisme
protein; keseimbangan cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas; dan
terhadap stresor.
d.
Hormon seks
Korteks adrenal
mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis. Umumnya adrenal
mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah besar
hormon seks yang disekresi oleh gonad. Namun produksi hormon seks oleh kelenjar
adrenal dapat menimbulkan gejala klinis. Misalnya, kelebihan pelepasan androgen
menyebabkan virilisme. sementara kelebihan pelepasan estrogen (mis., akibat
karsinoma adrenal menyebabkan ginekomastia dan retensi natrium dan air.
7.
Struktur dan Fungsi Kelenjar Gonad
Terbentuk pada
minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada minggu kelima. Difrensiasi
jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal terlihat jelas pada minggu ke
tujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa
prepubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat
penurunan inhibisi steroid.
a.
estes
Dua buah testes ada
dalam skrotum. Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan
organ reproduksi. Menghasilkan hormone testosteron dan estradiol dibawah
pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis
sementara FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankan
spermatogenesis.Estrogen mempunyai efek menurunkan konsentrasi testosteron
melalaui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar testosteron dan
estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ
reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus.Efek testosteron pada fetus
merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa
pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder
seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital,
distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta
perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon anabolik, akan merangsang
pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.
b.
Ovarium
Seperti halnya testes,
ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Sebagai
organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sebagai
organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada
masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan
progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkan
endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi.
Estrogen dibentuk di
sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus luteum. Progesteron juga
dibentuk di sel lutein korpus luteum.
VI.
Patofisiologi Umum Gangguan Sistem Endokrin
Untuk memudahkan
pengertian kita tentang patofisiologi pada berbagai kelainan kelenjar endokrin,
berikut akan dihantarkan gambaran sepintas tentang patofisiologi umum gangguan
endokrin, mengingat fungsi sistem endokrin yang kompleks dan rumit mencakup
mekanisme kerja hormonal dan adanya mekanisme umpan balik yang negatif yang
sudah barang tentu akan mempengaruhi perjalanan penyakit.
Seperti lazimnya
kelainan-kelainan pada organ tubuh, pada kelenjar endokrin pun berlaku hal yang
sama dimana gangguan fungsi yang terjadi dapat diakibatkan oleh:
1. Peradangan atau infeksi
2. Tumor atau keganasan
3. Degenerasi
4. Idiopatik
Dampak yang
ditimbulkan oleh kondisi patologis diatas terhadap kelenjar endokrin dapat
berupa:
1. Perubahan bentuk kelenjar tanpa disertai
perubahan sekresi hormonal
2. Peningkatan sekresi hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin sering diistilahkan dengan hiperfungsi
kelenjar.
3. Penurunan sekresi hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar endokrin, dan diistilahkan dengan hipofungsi kelenjar.
4. Adanya hubungan timbal balik antara
kelenjar hipofise sebagai master of gland dengan kelenjar targetnya, hipofise
terhadap hipotalamus serta jaringan atau organ sasaran dengan kelenjar target,
memungkinkan penyebab dari suatu kasus dapat lebih dari satu; artinya mungkin
saja penyebab ada pada jaringan/organ sasaran, atau pada kelenjar target,
ataupada kelenjar hipofise atau hipotalamus. Oleh karena itu, untuk tujuan
kemudahan dalam penanggulangannya maka dalam setiap kasus akan di dipaparkan
kemungkinan penyebabnya baik yang bersifat primer, sekunder,atau tertier. penyebab yang bersifat primer bila penyebabnya ada pada kelenjar penghasil
hormon itu sendiri. Bersifat sekunder, bila penyebabnya ada pada kelenjar di
atasnya. Bersifat tertier, bila penyebabnya di luar primer dan sekunder seperti
penggunaan obat-obatan tertentu ataupun kelainan pada organ tubuh tertentu yang
dapat mempengaruhi fungsi kelenjar.Seperti bila terjadi peningkatan ACTH
(hormon hipofise) pada serum yang akan menyebabkan hiperfungsi kelenjar adrenal
sehingga terjadi hipersekresi hormon-hormon adrenal maka penyebabnya disebut
sekunder.Disebut penyebab primer bila penyebapnya ada pada kelenjar adrenal
sendiri. Disebut tertier bila penyebabnya diluar kedua penyebab diatas. Misalnya,
pengunaan obat-obatan yang dapat merangsang ACTH atau merangsang sekresi hormon
adrenal. Untuk pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologi berbagai
kelainan endokrin, ada dua hal utama yang harus dipahami dengan baik.Efek dari
setiap hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin terhadap jaringan endokrin
dan terhadap jaringan atau organ sasarannya.Fungsi organ/jaringan sasaran dari
setiap hormon.
No comments