Teknik biakan murni
a.
Cara Pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh
Lister pada tahun 1865. Lister berhasil memelihara murni Streptococcus
lactis yang diisolasi dari susu yang sudah asam. Caranya adalah dengan
mengencerkan suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies kemudian
diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari pengenceran ini kemudian diambil
1 ml untuk diencerkan lagi. Kalau perlu dari hasil pengenceran kedua diambil 1
ml untuk diencerkan lebih lanjut. Gari hasil pengenceran ketiga diambil 0,1 ml
untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar akan ditemukan
beberapa koloni yang tumbuh pada medium tersebut, tapi mungkin juga yang
ditemukan hanya 1 koloni murni dan selanjutnya spesies ini dapat dijadikan
piaraan murni (biakan murni). Kalau belum yakin, bahwa koloni tunggal yang
diperoleh tersebut murni, maka dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan
koloni tersebut sebagai sampel.
b.
Cara penuangan
Metode ini pertama kali dilakukan
oleh Robert Koch (1843-1905). Caranya adalah dengan mengambil sedikit sampel
campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel itu kemuadian disebarkan
dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Setelah medium engental, maka
beberapa jam kemudian nampaklah koloni yang masing-masing dapat dianggap murni.
Dengan mengulang pekerjaan seperti di atas, akhirnya akan diperoleh biakan
murni yang lebih terjamin. Dalam penemuan metode penuangan ini ada dua orang
pembantu Koch yang sangat berjasa, yaitu Petri yang menciptakan cawan dengan
tutup, yang sekarang dikenal dengan cawan petri (petri dish). Ornag yang kedua
adalah Hesse yang menemukan agar-agar untuk mengantikan gelatin.
c.
Cara Penggesekan/Pengoresan
Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan cara ini adalah
bakteri-bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Untuk mendapatkan koloni yang
terpisah sewaktu melakukan goresan harus memperhatikan, antara lain:
-
Gunakan ose (sengkelit) yang dingin untuk menggores
permukaan lempengan agar. Sengkelit yang panas akan mematikan mikroorganisme, sehingga
tidak terjadi pertumbuhan pada bekas goresan.
-
Sewaktu menggores, sengkelit dibiarkan meluncur di atas
permukaan lempengan. Agar yang luka akan mengganggu pertumbuhan mikroorganisme,
sehingga sulit diperoleh koloni yang terpisah.
-
Sengkelit harus dipijarkan setelah menggores suatu
daerah, hal ini bertujuan untuk mematikan mikroorganisme yang melekat pada mata
ose dan mencegah pencemaran pada penggoresan berikutnya.
-
Menggunakan tutup cawan petri untuk melindungi permukaan
supaya terhindar dari pencemaran.
-
Membalikkan lempengan agar untuk mencegah air kondensasi
jatuh di atas permukaan sehingga dapat terjadi penyebaran koloni.
Ada beberapa teknik penggesekan, yaitu:
a.
Goresan T
-
Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada
bagian luar dasar cawan petri.
-
Inokulasikan daerah 1 sebanyak mungkin dengan gerakan
sinambung.
-
Panaskan ose dan biarkan dingin kembali.
-
Gores ulang daerah 1 sebanyak 3-4 kali dan teruskan
goresan ke daerah 2.
-
Pijarkan kembali ose dan dinginkan kembali.
-
Prosedur di atas diulangi untuk daerah 3.
b.
Goresan Kuadran, teknik ini sama dengan goresan T, hanya
lempengan agar dibagi menjadi 4.
c.
Goresan Radian
-
Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan.
-
Pijarkan sengkelit dan dinginkan kembali.
-
Putar lempengan agar 90o dan buat goresan
terputus di atas goresan sebelumnya.
-
Pijarkan ose.
d.
Goresan sinambung
-
Ambil satu mata ose suspensi dan goreskan setengah
permukaan lempengan agar.
-
Jangan pijarkan ose, putar lempengan 180o,
gunakan sisi mata ose yang sama dan gores pada sisa permukaan lempengan agar.
d.
Cara Penyebaran (agar sebar)
-
Pengenceran sampel sama seperti pada cara penuangan.
-
Dengan memipet sebanyak 0,1 ml cairan dari botol
pengencer dan biarkan cairan mengalir ke atas permukaan agar.
-
Cairan sampel disebarkan dengan penyebar yang terbuat
dari gelkas.
-
Pada teknik ini sterilisasi penyebar dilakukan dengan
mencelupkan ke dalam alkohol dan kemudian dipanaskan sehingga alkohol terbakar
habis.
-
Penyebar didinginkan dahulu sebelum digunakan untuk
menyebarkan cairan sampel pada permukaan agar.
-
Penyabaran cairan contoh (sampel) dilakukan dengan
memutar agar lempengan tersebut.
e.
Cara Pengucilan Satu Sel (single cell isolation).
-
Cara ini menggunakan suatu alat yang dapat mengambil
bakteri dari sekian banyak bakteri dengan tanpa ikutnya bakteri yang lain. Alat
ini berupa mikropipet yang ditempatkan pada suatu mikromanipulator.
-
Dengan membuat beberapa tetesan bergantung pada suatu
kaca penutup dengan menggunakan mikropipet. Pekerjaan ini dilakukan di bawah
kaca obyektif mikroskop.
-
Bila tampak suatu tetesan yang hanya mengandung satu
bakteri, maka dengan lain pipet, tetesan dipindahkan ke suatu mediumencer
dengan tujuan bakteri tersebut berbiak lebih dulu. Dari biakan ini akan
diperoleh piaraan murni.
f.
Cara Inokulasi pada Hewan
-
Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak semua
bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misalnya, kita ambil bahan
pemeriksaan berupa dahak (sputum) dari seseorang yang disangka menderita TBC.
Bila dahak disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih, maka saproba akan ikut
serta, tetapi tidak dapat bertahan hidup, sehingga kemudian hanya kita dapatkan
kuman TBC saja.
-
Bakteri yang tertinggal dalam tubuh tikus yang sakit atau
mati itu akhirnya dapat dipindahkan ke dalam medium yang sesuai. Inokulasi
dilakukan di dalam kulit (intracutaneous), di bawah kulit (subcutaneous), di
dalam otot (intramuscular) dan dapat juga pada rongga tubuh atau di tempat lain.
No comments