Vertebrates
Gambaran Umum Tatanama Hewan
Pada hakikatnya nama-nama takson itu adalah alat komunikasi bagi para pakar
zoologi, sebab tanpa menyebut nama, orang lain tidak akan mengerti objek hewan
apa yang dimaksudkan. Sayangnya ada ahli-ahli yang lebih tertarik terhadap
nama-nama daripada hewannya sendiri. Sebenarnya nama-nama hewan telah diberikan
sejak manusia mengenal hewan-hewan itu tetapi sifatnya masih kedaerahan,
sehingga disebut nama daerah. Nama daerah berbeda-beda antara satu tempat
dengan tempat yang lain sehingga nama daerah dipandang tidak praktis. Dalam
perkembangannya manusia mencoba menciptakan nama-nama deskriptif, yaitu
nama-nama yang didasarkan atas sebagian besar ciri-ciri yang dimiliki
hewan-hewan yang dipelajari. Nama ini terlalu panjang sehingga tidak praktis.
Itulah sebabnya kemudian diciptakan nama binominal yang lebih sederhana dan
lebih praktis.
Sistem binominal mengatakan bahwa nama spesies terdiri atas dua kata,
sekaligus dua nama. Kata pertama merupakan kata genus, kata kedua merupakan
kata spesifik atau disebut nomen triviale. Ternyata terdapat perbedaan terhadap
penggunaan istilah Latin dalam nama ganda itu. Zoologi menggunakan istilah
binominal,sedangkan botani menggunakan istilah binomial. Berdasarkan asal
usulnya, tampaknya istilah binominal lebih tepat. Di dalam tatanama yang hendak
ditata dan dibuatkan peraturannya adalah nama ilmiah atau nama Latin
takson-takson. Peraturan itu tercantum dalam Kode Internasional Tatanama
Zoologi dengan segala perangkatnya.
Ketentuan dalam Pemberian Nama-nama Takson
Kegiatan belajar ini mengatur cara pemberian nama takson tingkat kategori di
bawah spesies dan kategori di atas spesies. Nama takson spesies diatur dalam
sistem binominal, nama takson subspesies dengan trinominal, nama takson di atas
spesies dengan uninominal. Nama familia berakhiran idae, nama subfamilia
berakhiran inae, nama ordo sampai phylum berakhiran bebas, kecuali untuk ikan
dan burung, nama ordo berakhiran iformes. Nama pencipta, diletakkan di belakang
nama spesies, tanpa dipisahkan oleh tanda-tanda tertentu, tanpa digarisbawahi
atau dicetak miring, dapat disingkat. Apabila dijumpai nama pencipta itu berada
dalam tanda kurung, berarti nama genus dari spesies itu telah diubah, dan untuk
menghargai jasanya, nama pencipta pertama tetap ditulis di belakang nama
spesies tetapi di dalam tanda kurung. Apabila suatu populasi memiliki 2 nama,
maka nama itu disebut sinonim, tetapi bila sebuah nama diberikan pada 2
kelompok populasi berbeda, maka nama itu disebut homonim. Hibrid tidak diberi
nama, sebab hibrid bukan populasi dan berarti bukan takson.
Chordata Rendah
Chordata memiliki 3 (tiga) ciri utama yang membedakannya dari kelompok lain.
Chordata dibedakan atas Chordata rendah dan Chordata tinggi. Anggota-anggota
Chordata rendah tidak memiliki Column vertebralis, tetapi hanya memiliki chorda
dorsalis sebagai penguat tubuhnya. Kepemilikan chorda dorsalis itu
berbeda-beda, ada kelompok yang hanya memiliki chorda dorsalis di bagian
anterior, ada yang hanya di bagian ekor dan ada yang memanjang pada seluruh
punggung tubuh. Atas dasar 3 (tiga) perbedaan ciri tentang kepemilikan chorda
dorsalis, batang syaraf dan celah insang, maka chordata rendah dibagi menjadi 3
(tiga) Subphylum:
* Hemichordata
* Urochordata dan
* Cephalochordata.
Kelas Chondrichthyes (Super Kelas Pisces)
Kegiatan belajar ini membahas tentang kelompok ikan tidak berahang yang
termasuk kelas Agnatha. Kelas ini meliputi 2 ordo: Myxiniformes dan
Petromyzontiformes. Kedua kelompok ini memiliki persamaan dan perbedaan,
terutama berkaitan dengan mulut, sirip dan celah insang.
Disamping kelas Agnatha, kegiatan belajar ini juga membahas kelas
Chondrichthyes, yaitu ikan-ikan yang kerangkanya berupa tulang rawan, dan
sesungguhnya tulang rawan ini bukan menunjukkan keprimitifannya melainkan
merupakan ciri sekunder. Kelas ini mencakup 2 subkelas:
* Subkelas Elasmobranchii yang dibedakan atas ordo Squaliformes dan ordo
Rajiforms. Ordo Squaliformes mencakup semua jenis ikan hiu, sedangkan ordo
Rajiformes mencakup jenis-jenis ikan pari. Terdapat beberapa perbedaan antara
ikan hiu dan ikan pari yaitu dalam hal: letak celah insang, perlekatan sirip
dada dan ujud dari ekornya.
* Subkelas Holocephali mencakup jenis ikan langka yang disebut ikan tikus. Ikan
ini tidak mirip dengan ikan hiu ataupun ikan pari dalam hal: bentuk tubuh dan
jumlah celah insang.
Osteichthyes (Superkelas Pisces)
Osteichthyes mencakup semua jenis ikan dengan kerangka berasal dari bahan
tulang sejati. Ada kelompok besar ikan bertulang sejati ini. Satu kelompok
sangat penting artinya dalam perjalanan evolusi hewan darat (Tetrapoda) dan
kelompok yang lain berkembang menjadi ikan-ikan maju seperti kita kenal
sekarang ini. Ikan-ikan yang dipandang penting dalam perjalanan evolusi
Tetrapoda adalah ordo Coelacanthiformes, sedangkan yang berkembang menuju
ikan-ikan modern masa sekarang adalah Actinopterygii.
Kelas Ampbhibia
Amfibi adalah kelompok vertebrata darat yang paling primitif, menduduki
tempat peralihan dari kehidupan akuatik ke kehidupan darat. Perubahan tempat
kehidupan ini menyebabkan seakan-akan kelompok ini masih mencari-cari pola yang
sesuai, sehingga terlihat adanya model-model kehidupan, wujud dan ciri-ciri
kelompok yang beragam. Di samping adanya model dan wujud yang beragam, juga
terjadi perubahan alat-alat tubuh yang disesuaikan dengan cara hidup di darat,
misalnya perlu paru-paru, tungkai, choana, dan lain-lain. Untuk klasifikasi
Amphibia diperlukan kombinasi berbagai ciri.
Dengan demikian Amphibia dapat dibagi menjadi 4 ordo:
* Ordo Apoda,
* Ordo Trachystomata,
* Ordo Caudata dan
* Ordo Anura.
Apoda dan Trachystomata merupakan ordo yang anggota-anggotanya sedikit,
sedangkan Caudata dan Anura merupakan ordo-ordo yang anggota-anggotanya banyak.
Pembahasan kedua ordo ini dibatasi hanya yang berkaitan dengan contoh-contoh
yang ada di alam Indonesia.
Kelas Reptilia
Reptilia adalah kelompok hewan darat yang sebenarnya karena mereka bernapas
dengan paru-paru sepanjang hidupnya. Sebagai hewan darat yang hidup di
lingkungan kering, kulitnya memiliki lapisan bahan tanduk yang tebal. Lapisan
ini mengalami modifikasi menjadi sisik-sisik. Kulit sedikit sekali mengandung
kelenjar kulit. Ada di antaranya yang selain mempunyai sisik epidermis juga
mempunyai sisik dermis, misalnya buaya. Pada anggota Lacertilia pengelupasan
kulit terjadi sedikit demi sedikit, sedangkan pada ular terjadi sekaligus.
Reptil termasuk Tetrapoda sehingga memiliki 4 buah tungkai atau kaki, tetapi
ada pula di antara anggota-anggotanya yang tungkainya mereduksi atau menghilang
sama sekali. Menghilangnya tungkai-tungkai itu merupakan ciri sekunder, atau
wujud adaptasi terhadap lingkungan. Hewan reptil berkloaka dengan celah
berbentuk transversal atau longitudinal. Sebagai hewan darat reptil telah
memiliki langit-langit sekunder, dan pada buaya perkembangannya telah sempurna.
Semua reptil bergigi kecuali kura-kura. Perlekatan gigi-gigi itu ada yang
acrodont, pleurodont, thecodont. Pada anggota Lacertilia, lidah berkembang baik
dan dapat digunakan sebagai ciri penting untuk klasifikasi. Alat pendengar, ada
yang dilengkapi dengan telinga luar dan ada yang tidak. Mata ada yang
berkelopak dan dapat bergerak, ada pula yang kelopaknya tidak dapat bergerak
serta berubah menjadi bangunan transparan. Reptil jantan memiliki alat kelamin
luar berupa sebuah penis atau satu pasang hemipenis. Embrio memiliki gigi telur
untuk merobek cangkang telur pada waktu menetas. Klasifikasi reptil, pada
awalnya didasarkan atas arsitektur tengkoraknya. Formulasi ini dikemukakan oleh
Osborn tahun 1903, yaitu ditunjukkan dengan adanya ciri-ciri tengkorak: anapsid,
diapsid, synapsid (parapsid). Sekarang klasifikasi reptil tersebut telah banyak
berubah, dan dibagi menjadi 4 ordo: Testudinata, Rhynchocephalia, Squamata dan
Crocodilia.
Kelas Aves
Setiap burung tubuhnya ditutupi bulu, sehingga bulu merupakan ciri spesifik
burung, yang tidak dimiliki oleh kelompok Tetrapoda lainnya. Pada hakikatnya
bulu berfungsi sebagai alat untuk terbang, karena burung merupakan perkembangan
filogenetik dari reptil yang tak terbang. Bulu diduga berasal dari modifikasi
sisik-sisik reptil yang menjadi moyang burung. Selain itu bulu juga berfungsi
untuk menjaga suhu tubuh burung agar tetap tinggi. Sebelum burung benar-benar
dapat terbang ada suatu bentuk makhluk yang sebagian ciri-cirinya menyerupai
burung dan sebagian yang lain menyerupai reptil. Bentuk ini dipandang atau
dianggap sebagai bentuk perkembangan reptil menuju burung. Makhluk yang
fosilnya ditemukan di Jerman ini diberi nama Archaeopteryx lithographica.
Berdasarkan atas kemampuan terbangnya, burung dibagi menjadi 2 kelompok besar
yaitu Ratitae yang anggota-anggotanya tidak dapat terbang karena alat-alat
terbangnya tidak memadai. Kelompok kedua adalah Carinatae yang mencakup
burung-burung yang mampu terbang, bahkan ada yang sangat pandai terbang. Lebih
lanjut masing-masing kelompok itu dibagi-bagi menjadi ordo-ordo yang jumlahnya
tidak kurang dari 30. Masing-masing ordo diuraikan ciri-ciri utamanya dan
diberikan contohnya.
Kelas Mamalia
Nama Mamalia berasal dari ciri utama anggota-anggota (hewan) yang memiliki
glandula mammae. Selain itu ciri lainnya adalah memiliki rambut-rambut, yang
berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh panas maupun dingin. Suhu tubuh
mamalia relatif tetap dan keadaan ini disebut homoioterm. Di dalam kulit
mamalia terdapat kelenjar air susu, kelenjar peluh (keringat) dan kelenjar
minyak. Beberapa jenis mamalia mempunyai kelenjar lain misalnya kelenjar bau
dan kelenjar pipi. Berdasarkan sifatnya gigi-gigi mamalia adalah heterodont,
thecodont, dan diphyodont. Dipandang dari cara menapakkan kakinya, mamalia ada
yang bersifat plantigrad, digitigrad, dan unguligrad. Mamalia juga memiliki
diafragma yang memisahkan rongga dada dari rongga perut. Dipandang dari
aktivitasnya, ada mamalia yang nocturnal dan ada yang diurnal. Secara umum, ada
mamalia yang bermanfaat, ada yang merugikan dan ada yang membahayakan bagi
kehidupan manusia. Jumlah spesies mamalia yang telah dikenal mamalia tidak
kurang 4.000 dan dikelompokkan ke dalam sejumlah ordo.
No comments