Anatomi daun
Epidermis merupakan lapisan terluar dari daun,bagian bunga,buah dan biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder. Epidermis biasanya terdapat di seluruh kehidupan organ-organ tumbuhan yang tidak mengalami penebalan sekunder. Pada sekelompok kecil tumbuhan,seperti pad tumbuhan monokotil berumur panjang dan tidak mengalami penebalan sekunder,epidermis digantikan oleh jaringan gabus ketika organ itu menjadi tua. Dalam batang dan akar biasanya epidermis pada tahun pertama digantikan oleh epiderm, tetapi pada jenis pohon tertentu misalnya Acer striatum, periderm berkembang baru beberapa tahun setelah pertumbuhan sekunder organnya (Fahn,1991:255).
Epidermis daun pada berbagai tumbuhan beragam dalam jumlah lapisan, bentuk, sturktur, susunan stomata, munculnya trikoma dan susunannya, dan adanya sel yang khusus.Karena struktur daun yang biasa pipih itu,di bedakan atas jaringan epidermis kedua permukaannya; permukaan daun yang lebih dekat dengan ruas di atasnya dan yang biasanya menghadap ke atas maka bagian permukaan tersebut dinamakan permukaan adaksial dan permukaan yang lain sebagai permukaan abaksial (Fahn,1991:366).
Bagian utama helai daun adalah mesofil yang banyak mengandung kloroplas dan ruang antar sel. Mesofil dapat bersifat homogen atau terbagi menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan spons (bunga karang). Jaringan tiang lebih banyak daripada jaringan spons yang memiliki ruang antar sel yang luas. Jaringan tiang terdiri dari sejumlah sel yang memanjang tegak lurus terhadap permukaan helai daun. Meskipun jaringan tiang nampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antar sel tetap mencapai sisi panjang; kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal tersebut mengakibatkan proses fotosintesis barlangsung efisien. Pada daun dapat ditemukan 1 - 2 lapisan jaringan tiang. Pada tumbuhan daerah sedang yang hidup di tanah berkadar air tanah tinggi, jaringan tiang biasanya berada di sebelah atas (adaksial), dan jaringan spons di bawah (Hidayat,1995:196).
Pada daun dengan kedua macam mesofil kloroplas paling banyak terdapat dalam jaringan tiang. Tempat serta susunan kloroplas pada sel tiang memungkinkan penggunaan cahaya secara maksimum. Faktor lain yang meningkatkan efesiensi fotosintesis adalah sistem ruang antar sel dalam mesofil yang luas, yang memudahkan pertukaran gas dengan cepat. Spesialisasi jaringan tiang yang mengakibatkan fotosintesis lebih efisien diakibatkan tidak hanya jumlah kloroplas, namun juga karena dimensi daerah permukaan bebas. Ruang antarsel pada mesofil biasanya dibentuk secara sizogen, namun kadang-kadang juga secara lisigen, seperti pada daun pisang. Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya. Hubungan antara sel dan sel lain terbatas pada ujung cabang itu. Stuktur mesofil yang renggang itu mengakibatkan luas permukaan yang amat besar antara sel dan udara internal. Di antara kedua jaringan itu, jaringan tiang memiliki luas permukaan internal bebas yang lebih besar daripada jaringan spons (Hidayat,1995:197).
Mesofil daun tersusun atas sel- sel parenkim dan di dalam mesofil daun terdapat jaringan palisade dan jaringan spons/ bunga karang. Selain itu di dalam parenkim mesofil ditemukan pula benda ergastik sel, sel minyak, dan sel lendir. Jaringan pengangkut tersusun atas xylem dan floem yang terlatak beraturan ( melingkar ), xylem di dalam floem di luar (Anynomous,2008).
Inisiasi dari primordium daun dimulai pada aspek pucuk, yaitu pada lapisan di bawah permukaan. Epidermis daun merupakan derivat lapisan terluar tunika yang membelah secara antiklinal, sedang derivat dari lapisan tunika di sebelah dalam serta korpus bersama-sama mendukung terbentuknya mesofil dan jaringan vaskular. Setelah daun diinisiasi pada aspek pucuk pertumbuhan selanjutnya tergantung pada pembelahan dan pembesaran sel. Sebagai akibat dari pembesaran sel yang terus menerus maka primodium daun akan menonjol ke arah luar dari meristem pucuk, seperti papila atau seperti sabit, disebut dinding penyangga daun. Penyangga daun terdiri atas lapisan protoderm, meristem dasar dan prokambium yang berkembang dari prokambium batang yang berdekatan (Sumardi,1993:102).
Pada daun dikotil bifasial, diferensiasi mesofil terjadi dengan pemanjangan antiklinal dari bakal sel jaringan tiang yang diiringi dengan pembelahan antiklinal. Sel jaringan spons juga membelah antiklinal, tetapi masih sering jaringan tiang. Biasanya sel jaringan spons masih isodiametrik, sementara pembelahan masih berlangsung di jaringan tiang, sel epidermis di dekatnya berhenti membelah dan membesar, terutama dalam bidang sejajar permukaan daun (Bidang paradermal). Perluasan sel epidermis berlangsung lebih lama dan lebih cepat daripada pada jaringan spons (Hidayat,1995:205).
Daun monokotil mempunyai variasi bentuk dan struktur, dan beberapa strukturnya menyerupai daun dikotil. Daun monokotil mempunyai tangkai dan helaian daun seperti Canna, Zantedeschia, dan Hosta, tetapi kebanyakan terdeferensiasi ke dalam helaian daun da bungkus daun, helaian relatif sempit, tulang daun sejajar. Pada daun monokotil yang hidrofit menunjukkan struktur seperti dikotil terutama dengan banyaknya ruang – ruang udara. Pada Butomaceae hampir 80% volume ditempati oleh ruang udara. Pada Lilium, pada bagian dorsiventral dijumpai adanya jaringan tiang. Daun Musa sapientum adalah tebal dan mempunyai beberapa lapisan jaringan tiang dan daerah jaringan bunga karang yang lebar, dengan lakuna yang besar. Daun Carec mempunyai sklerenkim yang sangat berkembang serta ruang udara yang besar yang berisi yang besar yang berdinding tipis. Sebagian monokotil mempunyai susunan daun unifasial. Misalnya Iris, mempunyai daun unifasial yang pipih. Allium mempunyai daun yang tubular, jaringan tiang terdapat di bawah epidermis sepanjang permukaan daun dan di bagian bawah jaringan bunga karang. Bagian tengah daun adalah suatu rongga yang dikelilingi oleh sisa-sisa parenkim yang semula menempati bagian lubang (Sumardi,1993:106).
Pada daun rumput-rumputan daun terdiri dari helaian daun yang sempit, dan pelepah daun menyelubungi batang, mesofil tidak terdeferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Epidermis rumput-rumputan terdiri dari bermacam-macam sel, yaitu sel-sel yang panjang, sering dengan dinding antiklinal yang kuat, sel penutp yang kecil yang berhubungan dengan sel tetangga, sel-sel silika dan sel gabus , serta trikomata. Sel epidermis yang membesar, dengan dinding antiklinal yang tpis pada permukaan epidermis atau disebut dengan sel kipas. Pada rumput-rumputan Pooideae (Festucoideae) 2 sarung ikatan pembuluh biasanya menyelubungi satu ikatan pembuluh. Pada daun rumput-rumputan sklerenkim sangat berkembang, kloroplas pada sel-sel parenkim tersebut mempunyai ukuran yang lebih besar dibanding kloroplas pada mesofil, tetapi mengandung sedikit grana atau tidak mengandung grana (Sumardi,1993:107).
Kebanyakan tumbuhan dikotil herba mesofilnya relatif tidak terdeferensiasi, misalnya jaringan tiang tidak ada atau kurang berkembang, ruang interseluler besar, daun tipis, epidermis dengan kutikula tipis, dan stomata menonjol. Daun yang mesofilnya relatif tidak terdeferensiasi ialah Pisum sativum,Linum usitatissimum dan Lactura sativa (Sumardi,1993:109).
No comments