Benang sari
Benang sari terdiri atas kepala sari dan
tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel
parenkimatis yang menyerupai vakuola, tanpa ruang antar sel. Sel-sel ini sering
mengandung pigmen, epidermis dengan kutikula, trikhoma, mungkin stomata dan mungkin
juga stomata tetap terbuka seperti pada hidatoda. Kepala sari mempunyai
struktur yang sangat kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis-lapis, dan
dibagian terdapat loculus ruang sari (mikrosporangium) yang berisi butir-butir
serbuk sari (Sumardi, 1993).
Stamen terdiri dari tangkai sari atau
filamen dan dibagian distal terdapat kepala sari atau antera. Pada antera
biasanya terdapat dua bagian, masing-masing bercuping dua. Kedua bagian antera bersambungan di tengah
dengan penghubung kepala sari, atau konektivum. Setiap bagian mengandung dua
buah kantung sari atau kumpulan karpel yang bersatu menjadi ginesium. Biasanya
terdiri dari 3 bagian, yakni bakal buah dengan bakal biji atau ovulum, tangkai
putik atau stylus, serta kepala putik atau stigma yang strukturnya memudahkan
polinasi (Hidayat, 1995).
Jumlah lapisan dinding kepala sari
bervariasi. Lapisan dinding ini merupakan diferensiasi dari lapisan parietal
primer, yang terletak disebelah dalam epidermis. Epidermis merupakan lapisan
dinding terluar, kadang-kadang berbentuk papila. Endotesium, terletak di bawah epidermis. Pada waktu kepala sari
masak, endotesium membentuk dinding sekunder, pada bagian antiklinal dan
dinding tangensial bagian dalam. Penebalan antiklinal menyebabkan terbentuknya
struktur yang berserabut oleh karena itu endotesium sering disebut lamina
fibrosa. Lapisan tengah terletak sebelah dalam endotesium, yang terdiri atas
2-3 lapisan sel. Pada waktu kepala sari masak, sel-selnya terdesak oleh
endotesium, sehingga lapisan ini disebut pula lapisan tertekan. Tapetum, merupakan lapisan terdalam
dari dinding kepala sari. Sel-selnya mengandung protoplas yang padat dengan
inti yang jelas. Tapetum mempunyai fungsi nutritif bagi sel induk serbuk sari
maupun serbuk sari yang masih muda. Serbuk sari yang telah masak keluar melalui
lubang yang terjadi pada dinding antera yang disebut stomium. Serbuk sari
berasal dari sel induk serbuk (Sumardi, 1993).
No comments