Dinding Vagina Posterior
Dinding vagina posterior adalan tempat bagi
rektokel dan enterokel. Evaluasi dan koreksi kedua masalah ini adalah
tantangan, bahkan bagi ahli bedah ginekologi yang berpengalaman sekalipun, dan
mungkin adalah kelainan penyokong pelvis yang paling sulit dipahami. Karena
dispareunia dapat terjadi setelahnya, koreksi defek dinding posterior
asimptomatik bukannya tanpa risiko. Di sisi lain, rektokel atau enterokel yang
terjadi setelah histerektomi vagina dan kolporafi anterior adalah hasil yang
tidak diharapkan, dan pertimbangan yang teliti terhadap penyokong dinding
vagina posterior merupakan hal yang penting.
Hal yang harus dipertanyakan saat dilakukan
pemeriksaan adalah:
- Apakah dinding posterior
disangga secara normal?
- Jika tidak, apakah merupakan
rektokel sejati atau pseudorektokel?
- Apakah terjadi enterokel?
Rektokel terjadi ketika dinding
anterior rektum dan vagina di depannya menonjol ke bawah cincin himen. Enterokel terjadi ketika cul-de-sac meregang dengan usus halus
dan tonjolan dinding vagina posterior keluar. Dapat juga terjadi keadaan dimana
dinding posterior menonjol ke vagina, bukan karena penyokong rektum yang buruk,
melainkan karena defisiensi pada badan perineal. Hal ini dijelaskan oleh
Nichols dan Randall sebagai pseudorektokel dan dapat dibedakan dengan rektokel
sejati karena kontur dinding rektum anterior
normal pada pemeriksaan rektm. Tipe lain pseudorektokel adalah jika
terdapat penurunan puncak vagina atau serviks dan hilangnya penyokong posterior
yang nyata. Namun, jika penyokong apikal normal dipertahankan dengan forseps
cincin atau operasi, maka dugaan rektokeltidak terbukti. Hal ini penting untuk
ditentukan sebelum operasi, karena hilangnya tonus otot levator ani dan otot
sfingter anal dengan pengunaan obat-obatan paralisis otot selama anestesi,
menyulitkan penentuan adanya rektokel sejati.
Enterokel
Selalu ada cul-de-sac
antara vagina atas dan rektum. Hal ini memungkinkan dilakukan kuldosentesis dan
kolpotomi melalui dinding vagina posterior saat awal histerektomi vagina. Kantong peritoneal normalnya terbentang 3-4 cm di luar sambungan vagina
dan serviks. Karenanya, tidak terjadinya enterokel pada wanita normal harus
dijelaskan oleh faktor yang membuat cul-de-sac
tetap tertutup dan ada di antara vagina atas dan rektum. Posisi vagina atas
dekat dengan sakrum, di atas rektum dan lempeng levator yang intak membuat
ruang ini tetap tertutup.
Terdapat dua tipe enterokel: pulsion enterocele dan traction enterocele. Pulsion enterocele terjadi jika cul-de-sac melebar dan muncul sebagai
tonjolan massa yang semakin membesar dengan meningkatnya tekanan abdomen. Hal
ini dapat terjadi dengan puncak vagina atau dinding uterus tersokong dengan
baik, pada kasus dimana serviks atau puncak vagina pada level normal dan
enterokel memotong antara vagina dan rektum. Jika enterokel dihubungkan dengan
prolaps uterus atau puncak vagina, maka prolaps dan enterokel terjadi
bersama-sama.
Traction enterocele
menggambarkan situasi dimana prolaps uterus menarik peritoneum cul-de-sac ke bawah, namun tidak
terdapat tonjolan atau distensi cul-de-sac
saat tekanan abdomen meningkat. Kondisi ini ditemukan pada waktu dilakukan
histerektomi vagina ketika serviks sudah prolaps. Hal ini menunjukkan enterokel
potensial, karena tidak terdapat tonjolan massa yang terpisah dari uterus.
Rektokel
Tanda rektokel yang khas
adalah pembentukan kantong yang menyebabkan dinding anterior rektum menggelembung dan turun melewati
introitus. Ketika dilakukan pemeriksaan rektum pada prolaps, rektokel terjadi
jika ada perluasan lumen rektum ke bawah sumbu anus. Hal ini tidak hanya
memastikan diagnosis namun juga menggambarkan mekanisme bagaimana rektokel
menimbulkan gejala. Selama dinding rektum anterior memiliki kontur yang licin
dan tidak terdapat kantong, walaupun dapat lebih mobile dari pada normal, feses dapat melewati anus. Namun, ketika
terbentuk kantong saat pasien mengedan, feses dapat terperangkap.
No comments