Sel Sperma Pada Kambing
Dari hasil pengamatan sel spermatozoa pada
kambing jantan yang kami amati secara makroskopik, sperma tersebut mempunyai
warna putih kekuningan dan kondisinya kental sebelum dilakukan pengenceran
dengan garam fisiologis NaCl 0.9 % dan berwarna putih pekat setelah
pengenceran. Karena sperma yang digunakan merupakan sperma beku yang telah
dikemas, sperma tersebut hanya bervolume 2 ml dengan PH 6 (netral) baik sebelum pengenceran maupun setelah
penambahan garam fisiologis NaCl 0,9 %.
Sedangkan sel spermatozoa pada kambing
yang kami amati secara mikroskopik mempunyai bentuk morfologi kepala yang lonjong
memanjang dengan pemberian pewarna eosin negrosin dengan perbesaran 10x10.
Sperma kambing yang kami amati ini mempunyai
tingkat viabilitas, karena sperma kambing yang kami amati sudah afkir atau
sudah lama sehingga tidak ada satupu sel sperma yang hidup atau bergerak. Ciri
yang membedakan sperma kambing dengan sperma manusia adalah kepala lonjong dan
lebih panjang, ekor lebih panjang.
Sel spermatozoa dapat dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu kepala, leher, bagian tengah dan ekor(Muchtaromah,
2008). Pada kepala sel spermatozoa terdapat akrosom yang mengandung beberapa
enzim hidrolitik dan sebuah protease yang memiliki aktivitas mirip tripsin.
Jadi akrosom berfungsi sebagai lisosom berjenis khusus. Enzim-enzim ini dikenal
melepaskan sel dari korona radiata dan mencernakan zona pelusida, yaitu
struktur yang mengelilingi ovum yang baru saja diovulasikan. Bila spermatozoa
bertemu ovum, maka membran luar akrosom akan menyatu dengan membran plasma pada
beberapa tempat dan membebaskan enzim-enzim yang ada pada akrosom. Pada
kambing, kepala dari sel spermatozoa ini berbentuk lonjong dan lebih pipih dari
pada kepala pada sperma manusia (Junqueira, 1990).
Langkah pertama dalam pemeriksaan kualitas
sperma secara mikroskopis yaitu menaksir kualitas semen. Bila preparat semen
sudah dibuat, maka kualitas semen dapat ditaksir dari pergerakan masa. Bila
pergerakan masa berbentuk gelombang yang besar dan sangat jelas terlihat, maka sperma
ini dinyatakan dengan (+++) atau baik sekali. Bila gelombang pergerakan masa
yang terlihat tidak sebesar dan sejelas yang pertama, sperma jenis ini dapat
digolongkan kualitas baik (++). Kualitas sperma dianggap kurang baik (+)
apabila gelombang pergerakan masa yang dihasilkan sangat lambat dan tidak
terlihat dengan jelas. Sedangkan sperma yang dianggap jelek bila tidak
ditemukan adanya pergerakan masa sperma sehingga dianggap sel spermatozoa yang
ada hanya sedikit atau malah tidak ada (Partodiharjo, 1992).
Selanjutnya
yaitu memperkirakan jumlah sel spermatozoa yang hidup dan mati dengan
prosentase. Sel spermatozoa
yang hidup dapat ditandai dengan adanya pergerakan sel. Dengan menggunakan
mikroskop elektron, jumlah sel spermatozoa yang bergerak dan memiliki bentu
normal dapat terlihat sangat jelas (Yatim, 1994).
Spermatozoa yang normal, memiliki kriteria
kepala yang berbentuk bulat lonjong dan gepeng dengan tebal 1-2 mikron dan
panjang 9 mikron, lehernya berbentuk bulat pendek, dan ekornya berbentuk bulat
panjang dan bergerak maju (Setiadi. 2007).
No comments