Koleksi Darah Mencit
Mencit yang telah diberi perlakuan, yaitu disonde dengan aquades, larutan bayam merah dan bayam hjau selama satu minggu dinarkose dengan Chloroform. Chloroform digunakan agar mencit yang akan dibedah dan diambil darahnya berada dalam keadaan tidak sadar, sehingga pembedahan dapat berjalan lancar. Selain itu, penggunaan Chloroform ditujukan agar pada saat melakukan pembedahan, mencit tidak mengeluarkan darah. Mencit kemudian dibedah untuk diambil darahnya pada bagian bilik kanan jantung dari mencit tersebut. Dikoleksi darah dari jantung dengan spuit 1 ml yang bertujuan untuk mendapatkan darah mencit yang akan dihitung jumlah eritrosit, leukosit dan hemoglobinnya. Darah yang telah didapatkan kemudian dimasukkan ke dalam vacutainer yang ditambah dengan K2 EDTA (Etilen Diamine Tetraacetic Acid). Dimasukkan ke dalam vacutainer yang berisi K2 EDTA agar tidak terjadi reaksi aglutinasi (penggumpalan) pada darah hasil koleksi. Vacutainer kemudian diletakkan miring agar larutan darah bercampur dengan EDTA.
Untuk menghitung eritrosit, diambil darah sebanyak 50 µL dan dimasukka ke dalam cawan petri. Darah digunakan sebagai bahan yang akan dihitung jumlah eritrositnya. Dimasukkan ke dalam cawan petri agar darah mudah untuk diamati. Ditambahkan 950 µL larutan hayem. Larutan hayem merupakan larutan asam yang penambahannya digunakan untuk melarutkan darah, sehingga eritrosit mudah untuk dihitung. Selanjutnya larutan campuran tersebut dihomogenasi untuk menghomogenkan larutan. Larutan yang telah homogen tersebut selanjutnya diambil dengan pipet hisap dan dimasukkan ke dalam ruang hitung haemocytometer dan dihitung banyak sel. Pipet digunakan untuk mengambil larutan, sedangkan dimasukkan ke dalam ruang hitung haemocytometer untuk dihitung jumlah eritrositnya.
Untuk menghitung jumlah leukosit, diambil 50 µL darah dan dimasukkan ke dalam cawan petri. Darah digunakan sebagai bahan yang akan dihitung jumlah eritrositnya. Dimasukkan ke dalam cawan petri agar darah mudah untuk diamati. Ditambahkan 950 µL larutan turk. Larutan turk merupakan larutan asam yang penambahannya digunakan untuk melarutkan darah, sehingga leukosit mudah untuk dihitung. Selanjutnya larutan campuran tersebut dihomogenasi untuk menghomogenkan larutan. Diambil dengan pipet dimana 4 tetes pertama dibuang. Pipet digunakan untuk mengambil larutan darah yang telah homogen. Dibuang 4 tetes pertama untuk menghindari adanya kontaminan. Dimasukkan ruang hitung haemocytometer dan dihitung jumlah leukositnya. Dimasukkan ke dalam ruang hitung haemocytometer untuk dihitung jumlah leukositnya.
Untuk menghitung jumlah haemoglobin, maka digunakan metode Sahli. Dimasukkan 5 tetes HCl 0,1 N ke dalam tabung eppendorf. HCl digunakan untuk melisiskan membran sel eritrosit, sehingga hemoglobin yang ada di dalam sel darah merah akan keluar. Selain itu, penambahan HCl juga ditujukan agar hemoglobin berubah menjadi asam hematin. Ditambah 0,02 ml darah hasil koleksi. Darah digunakan untuk diukur jumlah haemoglobinnya. Kemudian larutan tersebut diaduk sampai homogen. Ditambah aquades sedikit demi sedikit yang bertujuan untuk mengetahui kandungan haemoglobin sekaligus mengencerkan larutan, agar larutan berwarna sama dengan warna standar. Diaduk hingga warna larutan sama dengan warna standar. Pengadukan ditujukan untuk mempercepat reaksi agar warna larutan yang diuji sama dengan warna larutan standar.
Untuk meghitung kepadatan sel, haemositometer dapat digunakan sebagai alat untuk menghitung. Selain itu, ada berbagai macam cara untuk menghitung jumlah sel antara lain, perhitungan dalam cawan (plate count), perhitungan langsung dibawah mikroskop (direct microscopic count), atau perhitungan dengan bantuan alat yang disebut penghitung Coulter (Coulter counter). Pada metode perhitungan langsung dibawah mikroskop, sampel diletakkan di dalam suatu ruang hitung (seperti haemositometer) dan jumlah sel dapat ditentukan langsung dengan bantuan mikroskop (Yunuz, 2008).
No comments