Khasiat Buah Mengkudu
Khasiat Buah Mengkudu Buah mengkudu atau Morinda citrifolia sudah tidak asing lagi bagi masyrakat. Bagi daerah-daerah yang jauh di pedalaman, buah ini berkhasiat menjadi menu sehat, baik untuk kesegaran, menjaga kesehatan maupun pengobatan penyakit. Buah ini juga amat popular di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di Indonesia dan Malaysia menamakannya “Mengkudu”, sedangkan di Kepulauan Pasifik dan Hawaii dikenal dengan nama “Nonu”,”Nono”, ataupun “Noni”. Penduduk asli Australia (aborijin) menggunakannya sebagai buah penganan. Penduduk asli Burma memasak buah ini yang masih muda dan Bangsa Indonesia membuatnya untuk rujak yang biasanya ditemukan dalam upacara “Mitoni” kehamilan di Jawa. Bagian tanaman lain seperti daun, kulit batang ataupun akar, banyak digunakan sebagai obat penyakit tertentu. Meski kepustakaan mengacu kepada penelitian pakar luar negeri, secara empiris penggunaan mengkudu di Indonesia sudah mengakar mulai masyarakat suku terasing sampai kepada masyarakat modern sekarang. Buah yang terlupakan ini mencuat ke permukaan karena adanya arus impor “sari buah” yang dikemas modern masuk Indonesia. Mengkudu mengandung 300-an zat aktif dan yang paling menonjol adalah xeronin,skopoletin, damacanthal, NO dan beberapa senyawa lainnya. Pusat penelitian mengkudu di Amerika, Jepang ataupun Australia telah membuktikan melalui uji praklinik tentang khasiat tersebut. Tanaman ini mudah ditemukan, baik didataran rendah maupun pegunungan, berbuah sepanjang tahun, tinggi pohon dapat mencapai 10-15 m. Bunga putih dan buah seukuran kentang, hijau, lonjong, tidak rata dan “bercapuk”. Mereka memakai daun mengkudu untuk obat cacing, pelembut kulit, peluruh haid, peluruh dahak, penurun panas, obat luka, pencahar, obat masuk angin, amandel, obat mules dan kencing manis. Buah mengkudu yang diperas dan diambil sarinya digunakan untuk kencing manis, obat cacing, obat anti infeksi, anti darah tinggi, anti tumor, obat batuk, asma dan radang usus. Sebagai air keramas digunakan pula untuk ketombe. Dengan kumur-kumur diberikan kepada anak-anak yang amandelan. Dari khazanah obat alamiah suku terasing Kubu, mengkudu digunakan sebagai makanan, obat luka dan obat “Mentak Kepalo”. Demikian pula para pengobatan tradisional (Battra) di Taman Nasional Kerinci Seblat menggunakannya untuk obat ketombe, darah tinggi dan kencing manis. Banyak bahan-bahan aktif yang terkandung dalam mengkudu yang telah dianalisa oleh para peneliti baik dari dalam maupun luar negeri. Zat tersebut antara lain : zat Proxeronine (Solomon, 1998), zat Xeronine (Heinick, 1972, Sowton, 1998), zat Anthroquinon (Perry, 1980, Van Steenis-Kruseman, 1953, Pujiastuti, 1996, Suprianto, 1989), zat Damnacanthal (Sowton, 1998, Schechter & Harimatsu, 1993), dan zat Scopoletin (Groenendijk, 1993). Enzim Proxeronase bekerja pada Proxeronine membentuk alkaloid yang disebut sebagai Xeronine. Xeronine merupakan komponen penting dari protein dinding sel. Setiap membran sel tubuh merupakan lapisan membran protein yang menjamin integritas sehatnya suatu sel. Palisan protein ini terdiri dari peptide yang terikat satu sama lain dan akan melemah tanpa keberadaan Xeronine. Setiap Xeronine dibentuk, langsung diatur dan masuk dalam dinding sel. Zat ini tidak tersimpan dan perlu pembaruan dari waktu ke waktu. Xeronine akan habis dengan cepat jika tubuh dalam keadaan stress atau terekspos dengan racun. Supply Xeronine perlu untuk mempertahankan tubuh sehat. Mengkudu merupakan sumber nabati proxeronine dan proxeronase yang menghasilkan xeronine dalam tubuh. Lalu zat aktif Damna canthal. Zat ini merupakan substansi kimia yang dalam kepustakaan disebut-sebut bermanfaat dalam melawan kanker. Telah dibuktikan pada hewan uji coba dapat menghambat pertumbuhan sel prakanker dan karsinoma Lewis pada paru. Aktivitas tersebut dikarenakan kemampuan Damnacanthal memacu aktivitas sel T atau “killer cells” yang mampu melawan serangan sel kanker tubuh. Dalam banyak hal, selain kanker seperti rheumatoid arthritis dan AIDS akan menyerang jika sistem imun melemah. Kelemahan ini dapat bersifat genetic atau disebabkna zat kimia, stres atau diet yang tidak benar. Penambahan aktivitas sel T berguna baik sebagai prevensi ataupun pengobatan dengan menggunakan mengkudu. Seorang penderita kanker akan memerlukan dosis dan frekuensi yang lebih tinggi setiap harinya untuk membangun kembali sistem imunnya yang melemah dan memberikan perjuangan baik terhadap sel kankernya ataupun terhadap efek samping radiasi dan kemoterapi.
No comments