Morfologi dan Klasifikasi Gastropoda
Nybakken (1992) menyatakan empat kelompok organisme yang dominan menyusun fauna makro didaerah sublitoral, yaitu filum Mollusca, filum Echinodermata, filum Polycheta, dan filum crustacea. Filum mollusca sendiri meliputi jenis-jenis siput, kerang-kerangan, dan oktupus. Mollusca mempunyai bentuk tubuh yang beranekaragamam dari bentuk silindris seperti cacing dan tidak mempunyai cangkang sampai bentuk hampir bulat tanpa kepala dan tutup cangkang.
Kata gastropoda diambil dari bahasa latin, gastro (perut) dan poda (kaki) (Pachenik, 1998). Kelas gastropoda sendiri terbagi dalam 3 sub-kelas, menurut Russel-Hunter (1983). Yaitu:
1. Sub-kelas Prosobranchia, yang terdiri atas 3 ordo ; Archaeogastropoda, Mesogastropoda, dan Neogastropoda.
2. Sub-kelas Opisthobranchia terdiri atas 8 ordo ; Chepalaspidae, Pyramidellacea, Acocchlidioidea, Anapidea atau Aplysiacea, Notaspidea, Saccoglossa, Thecosomata, dan Gymnosomata.
3. Sub-kelas Pulmonata terdiri atas 2 ordo ; Basommathopora, Stylommathopora.
Di dalam ekosistem mangrove, filum molusca, khususnya kelas gastropoda merupakan kelompok yang terbesar. Diantara kelas-kelas lain, kelas gastropoda mempunyai anggota terbanyak dan merupakan kelas yang paling sukses dan menguasai berbagai habitat yang bervariasi (Barnes, 1988). Diperkirakan sekitar 40.000 sampai 75.000 spesies, hidup sebagai keong dan menyebar mulai dari air laut, tawar, dan darat. Sekitar 75%-80% filum molusca adalah kelas gastropoda (Pechenik, 1998).
Kelas gastropoda lebih umum disebut siput atau keong dan merupakan kelompok molusca dengan keong cangkangnya berbentuk tabung yang melingkar seperti spiral. Gastropoda merupakan molusca paling kaya akan jenis. Di indonesia terdapat ± 1500 jenis (Nontji, 2003). Menurut Pechenik (1998) kelas gastropoda memiliki 2 ciri utama yaitu:
1. Massa visceral dan sistem pencernaan (nervous) yang dapat berputar 90-1800 (peristiwa perputaran torsi) terjadi sejak pembentukan embrio.
2. Memiliki pelindung Proteinaceous pada kaki (operculum) yang mana digunakan oleh perut yang bersegmen untuk berjalan. Tubuhnya dilengkapi dengan cangkang yang berbentuk kerucut dari tabung yang melingkar.
Untuk mengelompokkan hewan dasar adalah dengan melihat hubungan mereka dengan tempat hidupnya. Semua hewan yang hidup diatas permukaan dasar laut dikenal sebagai organisme epifauna dan yang hidup dengan cara menggali lubang pada permukaan dasar laut dikenal sebagai organisme infauna (Hutabarat dan Evans, 1988).
Kualitas Air
Air menjadi substansi sentral dalam pengelolaan ekosistem karena sifat istimewa air yang tidak dimiliki unsur lain, beberapa diantaranya adalah:
1. Air mempunyai panas jenis tinggi dan lebih besar dari kebanyakan unsur lain, menjadikannya pengendali suhu permukaan bumi yang sangat efektif.
2. Air memiliki viskositas yang rendah sehingga mampu menjadi media transpor dan ditranspor dengan murah. Sifat ini mnyebabkan transportasi di air paling ringan hambatannya. Fauna akuatik mudah dan bebas bergerak dalam air.
3. Air dapat berada dalam tiga fase pada suhu dan tekanan di udara, di permukaan tanah, dan di dalam bumi.
4. Air dengan tiga fase dapat bertindak sebagai sarana transfer energi dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
5. Air mempunyai tegangan permukaan yang tinggi dan sifat meniskus adhesif sehingga memegang peranan penting dalam kehidupan biota.
6. Dalam proses di atas berlangsung pula penguapan air gabungan evaporasi dan transpirasi. Panas yang dipakai dalam proses penguapan ini ikut mengatur suhu udara sehingga lingkungan lebih sejuk.
7. Air adalah sumber tenaga potensial untuk pembangkit tenaga listrik maupun mekanis dan sering dinyatakan sebagai sumber daya terbaru.
8. Air adalah pelarut yang termasuk paling baik, hampir seluruh kehidupan manusia dan seluruh ekosistem memanfaatkan air sebagai media pelarut, baik untuk membersihkan maupun untuk melarutkan kotoran.
9. Karena air itu “basah” ia dapat melekat ke hampir semua unsur lain sehingga menjadikannya pelarut universal. Apabila tersedia waktu yang cukup (panjang) air dapat melarutkan hampir semua unsur di permukaan bumi.
10. Sebagian besar tubuh kita terdiri air (Hehanusa, 2004)
Kementerian Lingkungan Hidup telah menetapkan suatu Baku Mutu Air Laut sebagai upaya pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan yang dapat mencemari dan atau merusak lingkungan laut dengan tujuan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan laut. Baku Mutu Air Laut tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Baku Mutu Air Laut adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air laut. Penetapan Baku Mutu Air Laut tersebut meliputi Baku Mutu Air Laut untuk Perairan Pelabuhan, Wisata Bahari dan Biota Laut.
No comments