Pengelompokan Antibodi
Sebelumnya telah kita sebutkan bahwa antibodi adalah sejenis pro-tein. Protein-protein yang berfungsi untuk melindungi tubuh lewat proses kekebalan ini dinamakan “imuno globulin”, disingkat “Ig”.
Protein paling khas pada sistem pertahanan, molekul imuno globulin mengikatkan diri pada antigen untuk menginformasikan kepada sel-sel kekebalan lainnya tentang keberadaan antigen tersebut atau untuk memu-lai reaksi berantai perang penghancuran.
IgG (Imuno globulin G): IgG merupakan antibodi yang paling umum. Dihasilkan hanya dalam waktu beberapa hari, ia memiliki masa hidup berkisar antara beberapa minggu sampai beberapa tahun. IgG ber-edar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem getah bening, dan usus. Mereka mengikuti aliran darah, langsung menuju musuh dan menghambatnya begitu terdeteksi. Mereka mempunyai efek kuat anti-bakteri dan penghancur antigen. Mereka melindungi tubuh terhadap bakteri dan virus, serta menetralkan asam yang terkandung dalam racun.
Selain itu, IgG mampu menyelip di antara sel-sel dan menyingkirkan bakteri serta musuh mikroorganis yang masuk ke dalam sel-sel dan kulit. Karena kemampuannya serta ukurannya yang kecil, mereka dapat masuk ke dalam plasenta ibu hamil dan melindungi janin dari kemungkinan infeksi.
Jika antibodi tidak diciptakan dengan karakteristik yang memung-kinkan mereka untuk masuk ke dalam plasenta, maka janin dalam rahim tidak akan terlindungi melawan mikroba. Hal ini dapat menyebabkan kematian sebelum lahir. Karena itu, antibodi sang ibu akan melindungi embrio dari musuh sampai anak itu lahir. IgA (Imuno globulin A): Antibodi ini terdapat pada daerah peka tempat tubuh melawan antigen seperti air mata, air liur, ASI, darah, kantong-kantong udara, lendir, getah lambung, dan sekresi usus. Kepe-kaan daerah tersebut berhubungan langsung dengan kecenderungan bakteri dan virus yang lebih menyukai media lembap seperti itu.
Secara struktur, IgA mirip satu sama lain. Mereka mendiami bagian tubuh yang paling mungkin dimasuki mikroba. Mereka menjaga daerah itu dalam pengawasannya layaknya tentara andal yang ditempatkan untuk melindungi daerah kritis.
Antibodi ini melindungi janin dari berbagai penyakit pada saat da-lam kandungan. Setelah kelahiran, mereka tidak akan meninggalkan sang bayi, melainkan tetap melindunginya. Setiap bayi yang baru lahir mem-butuhkan pertolongan ibunya, karena IgA tidak terdapat dalam organis-me bayi yang baru lahir. Selama periode ini, IgA yang terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba. Seperti IgG, jenis antibodi ini juga akan hilang setelah mereka melaksanakan semua tugasnya, pada saat bayi telah berumur beberapa minggu.
Pernahkah Anda mempertanyakan siapa gerangan yang mengirim-kan antibodi yang berusaha melindungi Anda dari mikroba pada saat Anda masih dalam bentuk embrio dan tidak mengetahui apa-apa? Mung-kinkah itu ibu, atau ayah? Atau mungkinkah mereka memutuskan bersa-ma dan mengirimi Anda antibodi secara bersama-sama? Tentu saja perto-longan yang kita bicarakan ini di luar kendali kedua orang tua. Si ibu malah tidak menyadari bahwa dia telah dikaruniai rancangan bantuan ini. Sang ayah juga tidak menyadari apa yang telah terjadi.
Lalu kenapa sel-sel itu berada di payudara ibu? Kenapa pembuatan antibodi berlangsung dengan cara tersebut? Kekuatan mana yang mem-beri tahu sel-sel itu bahwa bayi yang baru lahir membutuhkan antibodi? Bukan suatu kebetulan bahwa sel yang terlibat dalam pembuatan anti-bodi untuk bayi ditempatkan pada bagian yang akan diisap sang bayi.
Di sini, kembali ada keajaiban penting. Antibodi merupakan organis-me yang tersusun dari protein. Sedangkan protein dicerna dalam lam-bung manusia. Karena itu, normalnya, bayi yang menyusu pada ibunya akan mencerna antibodi ini dalam lambungnya, sehingga tidak lagi terlindung dari mikroba. Akan tetapi, lambung bayi yang baru lahir diciptakan sedemikian rupa untuk tidak mencerna dan menghancurkan antibodi ini. Pada tahap ini, produksi enzim pencerna protein masih sangat sedikit. Maka, antibodi yang sangat penting untuk hidup itu tidak dicerna dan akan melindungi bayi yang baru lahir dari musuhnya.
Keajaiban tidak berhenti sampai di sini. Antibodi yang tidak dapat dihancurkan lambung ini dapat diserap oleh usus secara utuh. Sel-sel usus pada bayi diciptakan sedemikian rupa untuk melakukan hal itu.
Tak disangkal lagi, bukanlah kebetulan bahwa peristiwa menakjub-kan di atas ditata dalam suatu urutan. Tubuh manusia, suatu contoh pen-ciptaan yang sangat teliti, menjalani tahap-tahap sempurna dari embrio sampai memiliki sistem kekebalan yang berfungsi penuh. Pastilah, pem-buat perhitungan yang sangat tepat ini adalah Allah. Dia yang mencip-takan segala sesuatu berdasarkan perencanaan sangat rumit.
IgM (Imuno globulin M): Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel B. Pada saat organisme tubuh manusia bertemu dengan antigen, IgM merupakan antibodi pertama yang dihasil-kan tubuh untuk melawan musuh.
Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan. Jika musuh menyerang janin, jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM janin akan meningkat. Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam darah.
IgD (Imuno globulin D): IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel B. Mereka tidak mampu untuk bertindak sendiri-sendiri. Dengan menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel T menangkap antigen.
IgE (Imuno globulin E): IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah. Antibodi ini bertanggung jawab untuk memanggil para prajurit tempur dan sel darah lainnya untuk berperang. Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksi alergi pada tubuh. Karena itu, kadar IgE tinggi pada tubuh orang yang sedang mengalami alergi.
Upaya Para Evolusionis untuk Menyembunyikan Bukti Penciptaan-Nya
Pertama, mari kita tinjau kembali informasi yang kita peroleh sejauh ini:
- Antibodi akan mengunci antigen yang memasuki tubuh.
- Dihasilkan antibodi berbeda untuk masing-masing musuh.
- Sel mampu menghasilkan ribuan antibodi berbeda untuk ribuan antigen berlainan.
- Produksi ini dimulai langsung pada saat musuh memasuki tubuh dan teridentifikasi.
- Terdapat kesesuaian antara antigen dengan antibodi tiga dimensi, yang dihasilkan khusus untuk antigen itu, persis seperti anak kunci cocok dengan lubangnya.
- Sel, jika dibutuhkan, dengan sengaja menyusun informasi yang dimi-likinya dan menghasilkan antibodi-antibodi yang berbeda.
- Sembari melakukan hal itu, sel memperlihatkan kearifan dan peren-canaan yang jauh melampaui batas pemahaman akal manusia.
- Antibodi tertentu, yang terdapat khusus dalam ASI, memenuhi kebu-tuhan antibodi bayi yang belum mampu untuk memproduksi antibodi ini sendiri.
- Lambung bayi tidak akan mencerna antibodi, melainkan melewat-kannya agar dapat melindungi tubuh bayi.
Di sini kita lihat sistem yang bekerja sempurna. Dalam sel-sel yang memproduksi antibodi, Allah menempatkan informasi yang berisikan rancangan konstruksi antibodi. Kesemua informasi itu dapat mengisi penuh ribuan halaman ensiklopedi. Lebih jauh, Allah mengaruniai sel-sel itu kemampuan untuk membuat kombinasi yang melampaui pemikiran manusia.
Bagaimana orang yang meyakini evolusi akan menjelaskan kebe-radaan sistem yang sempurna ini? Jawabannya sangat sederhana: Mereka tidak mampu menjelaskannya.
Yang mereka lakukan hanyalah mengedepankan asumsi tidak logis yang saling bertentangan. Banyak skenario rekaan tanpa sedikit pun kebenaran ilmiah yang dimaksudkan semata-mata untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan “Bagaimana kita dapat menjelaskan sistem ini dari sudut pandang evolusi?”
Skenario yang paling populer bersikukuh bahwa sistem kekebalan tubuh berkembang dari satu antibodi. Berikut ini ringkasan skenario yang tidak mempunyai landasan ilmiah tersebut:
Pada awalnya sistem pertahanan tubuh terdiri dari satu gen yang mempro-duksi satu tipe imunoglobulin (semacam protein). Akan tetapi gen ini “de-ngan cepat memperbanyak dirinya sendiri(!)” dan mengembangkan kembarannya ini sehingga membentuk molekul imunoglobulin yang berbeda. Kemudian dikembangkan mekanisme kontrol yang akan mengawasi pembentukan gen-gen berbeda yang memiliki kemampuan untuk kombinasi ulang.
Contoh ini penting untuk memperlihatkan betapa goyahnya pijakan tempat teori evolusi. Dari contoh ini juga dapat dipahami metode palsu dan bersifat mencuci otak yang sering dipilih para evolusionis. Mari kita lihat kebohongan ini kalimat demi kalimat:
Kalimat 1: “Pada awalnya sistem pertahanan tubuh terdiri dari satu gen yang memproduksi satu tipe imunoglobulin (semacam protein).” Pertanyaan pertama yang harus diajukan adalah: “Siapa yang menciptakan gen awal ini?”
Evolusionis mencoba memperlihatkan tahap ini sebagai sesuatu yang tak berarti dan mengelakkannya. Tetapi, bagaimana gen awal ini bermula harus dijelaskan. Secara ilmiah mustahil suatu gen membentuk dirinya sendiri. Mustahilnya pembentukan tak sengaja dari urutan gen adalah kenyataan yang sering diakui oleh ilmuwan evolusionis. Dalam hal ini kita dapat mencontohkan Prof. Ali Demirsoy, seorang evolusionis dari Turki:
Yaitu, jika kehidupan membutuhkan urutan tertentu, maka dapat dikatakan peluang terjadinya hanya satu kali di seluruh jagat raya. Kalau tidak, ada campur tangan kekuatan metafisik tak terdefinisikan dalam pemben-tukannya5.
Namun para evolusionis menyembunyikan hal ini dan melontarkan pemikiran bodoh seperti “apa pun argumennya, pasti ada satu gen pada awalnya.” Jelas sekali, skenario ini runtuh pada langkah pertama.
Kalimat 2: “Akan tetapi gen ini ‘dengan cepat memperbanyak dirinya sendiri(!)’ dan mengembangkan kembarannya ini sehingga membentuk molekul imunoglobulin yang berbeda.”
Kendati mustahil, anggaplah memang ada satu gen pada awalnya. Meskipun sama sekali tidak mungkin gen pertama tersebut membentuk dirinya sendiri, para evolusionis mengeluarkan pernyataan yang tidak memiliki landasan ilmiah seperti “ia memperbanyak dirinya sendiri.” Per-nyataan itu, yang tidak memiliki nilai ilmiah merupakan contoh bagus kedok para evolusionis. Hipotesa yang menyatakan bahwa suatu gen terbentuk dan membuat salinan berbeda dari dirinya tidak bersesu-aian dengan aturan logis serta fakta-fakta ilmiah.
Di samping itu, antibodi yang dihasilkan gen khayalan yang katanya membentuk dirinya sendiri beserta salinannya, harus memiliki kemam-puan dan struktur yang dapat menghentikan antigen yang datang dari dunia luar. Hal ini berarti Pencipta yang sama, yaitu Allah, menciptakan antigen serta gen, yang bertanggung jawab untuk memproduksi antibodi untuk melawan antigen.
Kalimat 3: “Kemudian dikembangkan mekanisme kontrol yang akan mengawasi pembentukan gen-gen berbeda yang memiliki kemam-puan untuk kombinasi ulang.”
Tidak mampu menjelaskan prinsip kerja mekanisme kontrol dan kombinasinya, para evolusionis menghindari topik ini dengan mengata-kan bahwa “sistem ini ada dengan sendirinya” agar sesuai dengan maksud mereka. Mereka tidak berusaha menjelaskan bagaimana sistem yang luar biasa ini dibangun oleh dirinya sendiri secara kebetulan. Pada saat mereka mencoba memberi penjelasan tentang hal ini, yang dapat mereka kemukakan hanyalah skenario mengada-ada dan menggelikan. Dengan demikian mereka telah menyingkapkan kelemahan serta tidak masuk akalnya pernyataan yang mereka buat.
Demikian hebatnya kearifan yang ditunjukkan mekanisme kontrol ini sehingga sekitar dua juta produk dengan struktur berbeda terbentuk dari ribuan kombinasi unit informasi. Sebagaimana yang dijelaskan di atas, sel dan sistem apa pun di dalam sel sama-sama tidak mempunyai kemampuan untuk “belajar” dan “mengembangkan”. Lagi pula, sel membuat kombinasi informasi ini dengan memilih hanya satu pilihan te-pat di antara begitu banyak kemungkinan. Oleh karena itu, hal ini mem-butuhkan mekanisme pemilihan yang jauh lebih sadar dan masuk akal.
Mereka yang mengeluarkan pernyataan di atas mungkin akan me-ngembangkan teori berikut untuk produk apa pun yang dihasilkan dari teknologi atau pemikiran manusia:
“Lempeng batu tulis terbentuk dengan sendirinya dan belakangan berkembang menjadi komputer.” Atau,
“Layang-layang terbuat dengan sendirinya kemudian berkembang menjadi pesawat jet.”
Kalimat di atas terdengar konyol bagi siapa pun. Akan tetapi, kalimat ini malah masih lebih logis daripada mengatakan bahwa elemen dari sis-tem pertahanan, yang prinsip kerjanya belum tersingkapkan, ada secara kebetulan.
Terlebih lagi, antibodi saja tidak cukup untuk melindungi tubuh ma-nusia. Agar sistem kekebalan berfungsi, dan agar tubuh manusia dapat bertahan hidup, diperlukan kerja sama antara makrofag, sel T penolong, sel T pembunuh, sel-sel T penekan, sel pengingat, sel B, dan banyak faktor lain.
No comments