Cara Kerja TVS (Taman Vertikultur Sansevieria)
Daerah yang dipilih sebaiknya merupakan tepi jalan yang terbatas lahan penanamannya untuk tanaman penyerap polutan. Tepi jalan seperti ini pada umumnya miskin akan tanaman penyerap polutan karena hanya tersedia sedikit lahan untuk penanaman tanaman seperti itu. Hal ini menyebabkan polutan semakin teremisikan ke atmosfer sebelum diserap oleh tanaman. Solusi yang ditawarkan melalui karya ini adalah media taman vertikultur dimana tanaman ditanam secara vertikal ke atas sehingga dapat menghemat lahan dan meningkatkan jumlah total tanaman Sansevieria sp yang ditanam. Kerangka utama yang telah dibuat dipasang mengapit tiang yang akan kita manfaatkan, dalam kasus ini adalah tiang listrik di jalan-jalan. Setelah pemasangan kerangka utama adalah pemasangan kerangka pot serta pot yang telah diisi oleh media taman yang menggunakan campuran zeolit serta menggunakan tanaman yang memiliki kemampuan dalam hal menyerap polutan.
Pemilihan badan tiang jalan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis Sansevieria sp pada malam hari. Sansevieria sp dapat memanfaaatkaan cahaya lampu dari lampu jalan pada malam hari sebagai sinar tambahan untuk fotosintesis, sehingga dapat menyerap CO2 lebih baik dan menghasilkan O2. Menurut Campbell et al. (2002) produk limbah fotosintesis, O2, menggantikan oksigen atmosfer yang telah dikonsumsi selama respirasi seluler. Dengan keberadaan cahaya, bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau menghasilkan bahan organik dan oksigen dari karbondioksida dan air.
Prinsip ramah lingkungan dengan penerapan recycle juga berperan dalam karya ini. TVS memanfaatkan barang bekas seperti kaleng bekas dan sekam padi. Kaleng bekas dan sekam padi merupakan jenis limbah yang banyak dihasilkan di masyarakat. Limbah ini dapat mencemari lingkungan bila tidak diolah dengan baik. Sekam padi memiliki ketersediaan yang cukup melimpah di Indonesia yaitu mencapai 20-30 % dari bobot total gabah kering dan masih terabaikan sebagai limbah pertanian (Munarso, 1995). Pengembangan arang sekam sebagai media taman mempunyai dampak positif. Pertama, hal ini akan mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan sekam secara sembarangan. Apalagi sekam termasuk limbah yang sulit diuraikan oleh mikroba karena mengandung serat kasar (Munarso, 1995). Kedua, sekam merupakan alternatif sumber media taman praktis yang murah karena mudah didapat dan belum banyak termanfaatkan secara optimal.
Pemanfaatan zeolit sebagai media taman akan meningkatkan jumlah basa-basa K, Na, Ca dan Mg serta meningkatkan KTK tanah , walaupun media taman tersebut sudah dipakai oleh tanaman selama masa pertumbuhannya. Selain itu zeolit mengandung unsur-unsur hara makro dan mikro yang dapat disumbangkan ke dalam tanah (Pusat Penelitian Tanah 1983). Selain itu, penambahan zeolit dapat memperbaiki agregasi tanah sehingga meningkatkan pori-pori udara tanah yang berakibat merangsang pertumbuhan akar tanaman (Soepardi 1983). Luas permukaan akar tanaman menjadi bertambah yang berakibat meningkatnya jumlah unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman. Zeolit tidak meningkatkan pH tanah. Selain itu, keberadaan zeolit di Indonesia cukup melimpah.
Media taman vertikultur ini menggunakan kaleng bekas sebagai pengganti pot. Penggunaan kaleng bekas yang masih terbatas menjadi ide kreatif bagi penulis untuk mengoptimalkan penggunaan kaleng bekas yang selama ini dapat menjadi polutan bagi lingkungan. Kaleng bekas merupakan jenis limbah logam yang masih banyak berserakan dan belum mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah. Reaksi pengkaratan yang terjadi pada tumpukan kaleng bekas di lingkungan dapat merusak mutu dan keseimbangan tanah. Kaleng bekas juga termasuk bahan yang sulit diuraikan, kaleng bekas hanya dapat diuraikan melalui proses pengkaratan. Penguraian kaleng bekas melalui proses pengkaratan membutuhkan waktu hingga ratusan tahun lamanya (Fontana 1978). Oleh karena itu, limbah kaleng bekas yang dibiarkan menumpuk menyebabkan pencemaran lingkungan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, tumpukan kaleng bekas yang tergenang air dapat dijadikan sarang bagi nyamuk yang merupakan vector berbagai penyakit dan kaleng bekas yang berkarat apabila melukai tubuh dapat menyebabkan penyakit tetanus. Tumpukan kaleng bekas yang tidak dimanfaatkan pada akhirnya mendatangkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitarnya. Sehingga pemanfaatan Kaleng Bekas sebagai alternatif Pot pada Taman Vertikultur Sansievera sp. banyak memberikan dampak positif, lebih ekonomis dan Ramah Lingkungan tentunya.
No comments