Dampak Permukiman
Permukiman berpotensi mendampak negatif karena sisa dan limbahnya, serta pengusikan kuat atas habitat asli. Sisa adalah bahan atau zat yang tidak habis tergunakan, sedang limbah adalah bahan atau zat buangan proses. Sisa permukiman mencakup sampah rumah tinggal, rumah makan, pasar, toko, dan kantor. Limbah mencakup buangan metabolisme penghuni, buangan memasak, dan buangan menukang. Perraukiman juga berdampak mirip dengan yang dibuat oleh pertanian. Taman , jalur hijau, halaman, dan terutama pekarangan pada dasamya juga merupakan sistem tanaman ‑ lahan yang melibatkan penggunaan pupuk, bahan pembenah tanah, pestisida, dan air siraman.
Jaringan jalan merupakan lampakan menonjol di dalam dan antar kawasan permukiman. Jalan juga bekeda sebagai alur pengatus air. Jalan yang dilapisi aspal atau beton menghalangi infiltrasi air, dan mempercepat pengatusan air. Hal ini dapat menimbulkan banjir di lahan yang terletak lebih rendah. Jalan juga dapat bekerja sebagai tanggul yang menghambat aliran limpas. Dalam membangun kawasan permukiman sering dilakukan juga pemotongan dan pemancungan bukit, pendataran, darx/atau' penimbunan lahan rendah. Penyedotan air tanah juga berlangsung yang di banyak kawasan permukiman dilakukan secara tidak terencana baik.
Barangkali dampak permukiman yang paling perlu diprihatinkan ialah dampak ruang karena pemekaran yang tidak terkendalikan. Oleh pemekaran kota banyak lahan pertanian di sekitar kota berubah fungsi yang merugikan pertanian dan petani. Dampak ruang tersebut dapat mengimbas penggunaan lahan di bawah baku kelayakan.
Dalam masalah degradasi lingkungan permukiman, tanah dapat menjadi :
- Penderita akibat perusakan dan/atau pencemaran.
- Pelawan pencemaran dengan melakukan fungsi saniter,
No comments