Dampak Pertambangan
Pertambangan yang paling sederhana, dan karena itu dapat diusahakan oleh satu keluarga, ialah penggalian tanah untuk bahan mentah dalam pembuatan genting, bata, dan barang tembikar, atau penggalian batu dan pasir untuk bahan bangunan. Kegiatan ini pertama‑tama merusak bentuk muka, lahan menjadi berlekuk‑lekuk. Selanjutnya lekuk‑lekuk tersebut menimbulkan persoalan hidrologi pada musim basah dengan terjadinya genangan air yang terpencar tidak beraturan dan sulit diatus. Karena penggalian tanah biasanya dangkal saja, penggalian meluas cepat.
Penambangan tanah umum dikerjakan di lahan pertanian. Maka sehabis penambangan, lahan bekas galian dikembalikan untuk bercocok tanam lagi. Akan tetapi karena. yang diambil lapisan tanah atasan (topsoil) yang kebanyakan lebih subur, tinggallah lapisan tanah bawahan (subsoil) yang kebanyakan kurang subur. Dengan ddmikian pertanian memperoleh kembali lahannya yang tanahnya sudah merosot kesuburannya. Untuk mendapatkan hasil panen sekurangkurangnya seperti semula, lahan perlu direklamasi terlebih dulu, termasuk meratakan muka tanah dan menyuburkan tanah.
Penggalian batu dan pasir yang dikedakan pada hamparan batu dan pasir juga merusak kemantapan lereng kalau dikedakan dengan mengeruk kaki tebing. Perongrongan kaki tebing memacu keruntuhan seluruh tebing. Pasir yang diambil dari dasar sungai membuat dasar sungai menjadi tidak rata. Hal ini memacu timbulnya aliran turbulan yang meningkatkan erosifitas dan daya angkut aliran sungai, dan selanjutnya dapat mengubah regim sungai. Regim sungai ialah kemampuan sungai mempertahankan geometri melintang dan membujumya dengan mengimbangkan laju pengendapan dan laju erosi dalam alumya. Perubahan regim sungai berarti perubahan perilaku sungai sebagai penyalur air.
Penggalian batu dan pasir tidak berdampak kepada kesuburan tanah setempat karena lahannya memang tidak bemilai pertanian. Oleh karena batu dan pasir biasanya berujud murni dan sudah dalam keadaan tersingkap, penggaliannya tidak menghasilkan buangan tambang (spoil) dan cerih (tailing). Maka tidak akan ada gangguan atas, lahan pertanian sekitamya.
Penambangan pasir besi juga tidak berdampak negatif setempat atas tanah karena lahannya juga tidak bernilai pertanian. Akan tetapi penambangan ini menghasilkan material berupa bahan pasir kasar. Kalau material sisa ini sampai menimbun lahan pertaman disekitarnya, penambangan pasir bagi besi berdampak buruk.
Penambangan. minyak dan gas bumi juga berdampak ruang. Sumur‑sumur minyak dapat memberikan dampak merugikan atas pertanaman pertanian di dekatnya. Keadaan semacam ini a.l. dijumpai di daerah irigasi Rentang, Indramayu, Jawa Barat. Tumpahan minyak mentah. dari pompa‑pompa minyak terbawa oleh afiran limpas ke petak‑petak pertanaman. Tumpahan minyak juga dapat mengotori air sungai, terbawa air limpas yang masuk ke sungai. Penelitian Ronoprawiro & Soejono (1981) mengunjukkan bahwa. tingkat pengaruh minyak mentah atas pertanaman bergantung pada macam dan umur tanaman serta pada macam tanah. Pengaruhnya lebih bersifat fisik daripada peracunan kimiawi. Pengaruh buruk atas tanah berkenaan dengan penurunan kemampuan tanah menyediakan air bagi pertanaman. Ada kemungkinan minyak mentah mengganggu pembentukan. bintil akar pada tanaman kedelai, sehingga penyediaan nitro gen bagi tanaman tersebut berkurang. Kecambah padi lebih tahan terhadap pengaruh minyak mentah daripada. kecambah kedelai, dan kecambah berumur 10 hari kedua tanaman tersebut lebih peka daripada yang berumur 4 hari. Pengaruh buruk tetesan minyak mentah pada daun barangkali karena menutupi sebagian muka daun, sehingga mengurangi efektivitas fotositesis.
No comments