Breaking News

Potensi Spirulina sp. Sebagai Super Food

Spirulina merupakan mikroalga yang tersebar secara luas, sehingga dapat ditemukan di berbagai tipe lingkungan, baik di perairan payau, laut, dan tawar. Spirulina merupakan mikroalga yang berwarna hijau kebiruan dengan ciri-ciri morfologi yang berbentuk benang atau filamen dengan sel berpilin yang berbentuk seperti spiral (Tomaselli, 1997 dalam Santosa, 2010). Klasifikasi Spirulina menurut Rouhier (2009) adalah sebagai berikut:
Domain          : Bacteria
Kingdom       : Archaeplastida
Division         : Cyanobacteria
Class             : Cyanophyceae
Order            : Oscillatoriales
Family           : Pseudanabaenaceae
Subfamily       : Spirulinoideae
Genus            : Spirulina

Spirulina memiliki keunggulan dibandingkan jenis bahan pangan lainnya yaitu mengandung protein 60-70% dari bobot keringnya. Sementara menurut Herikson (1989) dalam Diharmi (2001), protein yang dikandungnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sumber pangan seperti daging dan ikan (15-25%), kedele (35%), kacang-kacangan (25%), telur (12%), biji-bijian (8-14%), dan susu pada umumnya (3%). Belay et al, (1996) menyatakan bahwa selain mengandung protein yang cukup tinggi, Spirulina juga mengandung asam lemak essensial terutama GLA-gamma acid, polisakarida, pikobiliprotein, karotenoid, vitamin terutama vitamin B12, dan mineral. Kandungan mineral dan vitamin yang terdapat dalam Spirullina adalah kalium (15.400mg/kg), kalsium (1.315 mg/kg), seng (39 mg/kg), magnesium (1.915 mg/kg), mangan (25 mg/kg), besi (580 mg/kg), selenium (0,40 ppm), dan fosfor (8.942 mg/kg), serta vitamin A, B1, B2, dan B3. Kandungan nutrisi Spirulina dari beberapa riset yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kandungan nutrisi Spirulina sp.
Jenis Nutrisi
Nilai (% bobot kering)1
Nilai (% bobot kering)2
Nilai (% bobot kering)3
Protein
55-70
56,39
61,8
Lemak
6-8
17,92
6,9
Karbohidrat
15-25
8,03
18,2
Mineral
7-13
12,70
Td
Serat
8-10
6,56
Td
Keterangan : 1Belay (S. platensis), 1997; 2Handayani (S. platensis), 2003; 3Rafiqul et al. (S. fusiformis), 2005; td= tidak ada data

Kandungan nutrisi Spirulina yang lengkap dan berimbang telah dimanfaatkan secara optimal di beberapa negara untuk mengatasi berbagai kasus gizi buruk dan gizi kurang. Bucaille (1990) dalam Henrikson (2009) melaporkan pemanfaatan kue jagung Spirulina di sebuah rumah sakit di Zaire untuk meningkatkan kesehatan anak yang mengalami kekurangan energi dan protein. Picard (1992) dalam Henrikson (2009) juga melaporkan sebuah klinik yang merawat sekitar 200 anak setiap hari dengan kasus marasmus dan kwashiorkor menggunakan konsentrat berbahan baku Spirulina. Sementara FAO (2008) menemukan suatu kasus di Togo mengenai sebuah klinik terpencil yang melakukan perawatan terhadap anak pengidap malnutrisi yang berat dengan diet berupa Spirulina sebanyak 10-15 g/hari yang dikombinasikan dengan millet, air, dan beberapa rempah-rempah. Diet tersebut mampu mengembalikan kondisi kesehatan menjadi normal dalam beberapa minggu (Gambar 3).


Gambar 3. Kondisi anak malnutrisi setelah pemberian diet Spirulina (FAO, 2008)
Selain kandungan nutrisi yang lengkap, Spirulina memiliki kelebihan lain yaitu biaya lingkungan yang murah. Ditinjau dari segi lahan yang dibutuhkan, Spirulina hanya membutuhkan 0,6 m2 lahan tidak subur untuk memproduksi satu kilogram protein. Luas lahan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan produksi satu kilogram protein dari  kedelai, jagung dan daging yang membutuhkan lahan subur dengan luas masing-masing 16 m2, 22 m2, dan 190 m2 (Gambar 4a).
Ditinjau dari segi air yang dibutuhkan Spirulina hanya membutuhkan 2100 liter air payau untuk memproduksi satu kilogram protein. Jumlah air tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan produksi satu kilogram protein kedelai, jagung dan daging yang membutuhkan air bersih dengan jumlah masing-masing 9.000 liter, 12.500 liter, dan 105.000 liter (Gambar 4b).
Sebagai organisme uniseluler fotoautotrof, keunggulan lain dari Spirulina adalah efisiensi penggunaan energi. Rasio energi yang dihasilkan dibandingkan dengan energi yang dibutuhkan oleh Spirulina mencapai 6,1 kJ/kg produk. Jumlah tersebut jauh lebih efisien dibandingkan dengan produksi kedelai, jagung, dan daging dengan rasio penggunaan energi masing-masing sebesar 1,2 kJ/kg, 3,0 kJ/kg dan 0,04 kJ/kg (Gambar 4c). Secara keseluruhan, perolehan protein dari Spirulina dengan menggunakan sumberdaya lingkungan dalam jumlah sama adalah paling efisien dibandingkan dengan komoditas lain seperti daging, beras, gandum, jagung, dan kedelai 

No comments