Studi Fenologi Bunga
Sebelum terbentuk bunga terjadi beberapa proses yang mendahului pembentukan bunga. Proses diawali dengan terjadinya pengguguran daun, dimana semua daun gugur. Hasil pengamatan di tiga lokasi yaitu di Padang, Tanah Datar, Situjuh menunjukkan bahwa tanaman andalas tergolong berumah dua (dioecious). Bunga betina dihasilkan oleh pohon yang berbeda dengan pohon yang menghasilkan bunga jantan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Dahlan (1993) serta Amperawati dan Sapulete (2001). Kalau dibandingkan dengan tanaman murbei (Morus alba), terdapat perbedaan karena pada murbei terdapat tanaman yang berumah satu (monoecious) dan ada yang berumah dua (dioecious) (Sunanto, 1991).
Terjadinya pengguguran daun antara bunga jantan dan bunga betina tidak serentak dan lamanya proses ini berlangsung juga berbeda. Hasil pengamatan di Tanah Datar, dari dua pohon betina yang berdekatan (dengan jarak lebih kurang 200 m), saat pohon betina yang satu sudah mengeluarkan bunga, pohon betina yang satu lagi baru mulai menggugurkan daun. Dua pohon jantan yang berdekatan (jarak 20 m), pohon yang satu sudah berbunga dan bunganya mulai gugur, sedangkan pohon yang lainnya baru mulai menggugurkan daun. Jadi dapat dilihat bahwa walaupun pohon berdekatan saat pengguguran daunnya tidak sama. Proses gugurnya daun tidak dipengaruhi oleh musim, seperti dinyatakan oleh Dahlan (1993). Antara satu tanaman dengan tanaman lain yang berdekatan letaknya, bisa tidak sama masa gugur daunnya, baik jantan maupun betina. Jadi gugur daun sifatnya sangat individual sekali. Proses pengguguran daun pada tanaman hutan merupakan suatu mekanisme yang penting dalam siklus hidupnya, sesuai pendapat Salisbury dan Ross (1995).
a. Gugur daun
Gugur daun pada tanaman andalas betina terjadi tidak sekaligus pada satu pohon, tapi berangsur-angsur mulai dari ujung ranting atau cabang, bergerak ke pangkal ranting atau cabang. Daun gugur dimulai dari tajuk bagian bawah dan terakhir di puncak tajuk, sampai semua daun gugur. Daun yang akan gugur ditandai dengan berubahnya warna helaian daun menjadi hijau tua kehitaman dan bolong-bolong. Diduga daun yang bolong-bolong disebabkan oleh penuaan jaringan daun yang disebabkan oleh pertambahan umur. Selain itu juga disebabkan oleh menurunnya pasokan hara esensial ke daun, akibat persaingan hara dengan organ reproduktif, sesuai pendapat Salisbury dan Ross (1995).
Mulai dari gugur daun yang pertama sampai semua daun habis, dibutuhkan waktu sekitar 26 - 29 hari untuk di Kabupaten Tanah Datar dan 11- 15 hari untuk di Padang.
Sebelum daun gugur, pada nodus sudah muncul tunas-tunas yang akan mengeluarkan kuncup bunga. Kuncup bunga berwarna coklat tua dan dilindungi oleh daun pelindung (brachtea) yang kuat. Gambar 2 memperlihatkan ranting yang telah menggugurkan daun dengan tunas-tunas yang sudah muncul. Kondisi pohon yang sama sekali tidak mempunyai daun ini berlangsung sekitar 31 - 36 hari untuk di Kabupaten Tanah Datar. Hal ini berbeda dengan pendapat Dahlan et al (1996), yang menyatakan gugur daun terjadi selama 2 – 3 minggu.
Proses pengguguran daun tanaman andalas yang terdapat di Padang, berbeda dengan di Kabupaten Tanah Datar. Kalau di Tanah Datar proses pengguguran daun hanya terjadi sekali, artinya serentak dalam satu pohon, sedangkan di Padang terjadinya pengguguran daun tidak serentak dalam satu tanaman. Pengguguran daun terjadi pada sekelompok daun yang terletak pada cabang yang sama. Gugur daun terjadi selama 10 - 15 hari. Setelah daun gugur kemudian muncul bunga, sedangkan bagian daun yang lain belum gugur. Selanjutnya buah berkembang dan mulai gugur (lebih kurang 9 – 14 hari setelah tunas pecah), maka pengguguran pada bagian daun yang lain dimulai. Sepuluh sampai lima belas hari berikutnya muncul bunga. Perbedaan pola pembungaan ini diduga disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan antara Kabupaten Tanah Datar (dataran tinggi) dengan di Padang (dataran rendah).
b. Perkembangan bunga dan buah
Setelah 31 - 36 hari pohon dalam keadaan tidak berdaun sama sekali, selanjutnya tunas-tunas yang terdapat pada cabang- cabang pecah, mengeluarkan bakal bunga dan bakal daun. Pecahnya tunas dalam satu pohon tidak serentak, tetapi sesuai dengan pola pengguguran daun. Tunas pecah dimulai dari ujung ranting, terus bergerak ke pangkal cabang atau ranting. Untuk mencapai ukuran bunga maksimum dibutuhkan waktu sekitar 7 – 9 hari, semenjak pecahnya tunas. Panjang bunga maksimum dapat mecapai 15 – 24 cm.
Masa reseptif bunga betina di Kabupaten Tanah datar mulai terjadi pada hari ke 8-12 setelah pecahnya tunas. Sedangkan di Padang mulai terjadi hari ke 8 – 11 setelah pecahnya tunas. Masa reseptif berlangsung selama 2 - 3 hari. Bunga reseptif ditandai dengan basahnya stigma bunga.
Bunga andalas merupakan bunga majemuk, yang tersusun secara axillary yaitu terletak pada ketiak daun dan berbentuk malai yang terdiri dari 200-300 pistil. Pistil berbentuk bulat dan mempunyai tangkai yang pendek. Pistil dilindungi 4 kelopak bunga dan mempunyai stigma yang bercabang dua. Bunga selanjutnya berkembang menjadi buah. Stigma bunga yang bercabang dua akan mengering.
Malai buah andalas dapat mencapai panjang 15 – 24 cm, dengan panjang tangkai lebih kurang 1,5 – 2,5 cm. Lingkaran malai berkisar 2 – 2,5 cm. Kalau dibandingkan dengan buah murbei, malai buah andalas lebih panjang dan lebih ramping.
c. Perkembangan daun
Bakal daun keluar bersamaan dengan bakal bunga. Setelah bakal daun keluar, pertumbuhan daun relatif lambat dibanding pertumbuhan bunga. Saat malai bunga telah mencapai panjang 10-12 cm, panjang daun baru mencapai lebih kurang 4-5 cm. Setelah bunga mencapai ukuran maksimum, baru daun mengalami pertambahan ukuran yang relatif cepat, sampai ukurannya maksimum. Ukuran daun maksimum dapat mencapai panjang 18-20 cm dan lebar 13-15 cm, dan panjang tangkai 2,5 – 4
2. Bunga jantan
a. Gugur daun
Proses gugurnya daun pada tanaman andalas jantan juga tidak serentak seperti halnya tanaman betina. Mulai gugurnya daun pertama kali sampai semua daun gugur dibutuhkan waktu sekitar 20 - 25 hari (Kab. Tanah Datar), sedangkan di Kabupaten Limapuluh Kota 18-24 hari, lebih pendek dibanding waktu yang dibutuhkan pohon betina untuk menggugurkan daunnya. . Sebelum daun-daun gugur pada setiap nodus juga sudah muncul tunas-tunas yang akan menjadi bunga. Kondisi tanaman yang tidak berdaun sama sekali berlangsung selama 10 - 12 hari untuk di Kabupaten Tanah Datar dan 9 – 12 hari untuk Kabupaten Limapuluh Kota
b. Perkembangan bunga
Selanjutnya tunas-tunas akan pecah dan mengeluarkan rata-rata 3 malai bunga dan 3 bakal daun untuk setiap tunas. Tetapi ada juga yang menghasilkan 4 malai bunga dengan 4 helai daun atau hanya menghasilkan 2 malai bunga. Saat pecahnya tunas juga tidak seragam. Tunas pecah dimulai dari ujung ranting atau cabang, bergerak ke pangkal ranting atau cabang. Pada bunga jantan waktu pecahnya tunas lebih tidak serentak dibanding bunga betina. Karena sebelum tunas-tunas yang lain pecah, terdapat satu cabang yang tunasnya sudah pecah dan sudah mempunyai bunga dengan ukuran maksimum, bahkan ada bunganya yang sudah gugur. Sedangkan tunas-tunas yang lain belum pecah.
Bunga jantan merupakan bunga majemuk berbentuk malai yang terdiri dari bunga kecil-kecil. Untuk mencapai ukuran bunga jantan maksimum, dibutuhkan waktu sekitar 6 - 8 hari semenjak pecah tunas, untuk Kabupaten Tanah datar dan 7 – 9 hari di Kabupaten Limapuluh Kota. Panjang bunga maksimum sekitar 17 - 21 cm. Masaknya bunga jantan terjadi hari ke 7 - 9 setelah pecahnya tunas untuk di Kabupaten Tanah Datar dan 8 – 10 hari untuk Kabupaten 50 Kota. Bunga masak mulai dari pangkal malai menuju ke ujung malai, ditandai dengan mekar atau membukanya bunga. Setelah bunga jantan mekar, ia akan segera gugur. Waktu gugurnya bunga jantan lebih cepat dibanding bunga betina.
c. Perkembangan daun
Bakal daun keluar bersamaan dengan keluarnya bakal bunga. Setelah bakal daun keluar, pertumbuhannya sangat lambat dibanding pertumbuhan bunga. Setelah bunga mencapai ukuran maksimum, baru daun mengalami pertambahan ukuran yang cepat, sampai tercapai ukuran maksimal. Morfologi antara daun pada pohon jantan relatif sama dengan morfologi pada pohon betina.
Tabel 1. Ringkasan fenologi bunga jantan dan betina
No | Fenologi bunga | Jantan | Betina |
1 2. 3. 4. | Pengguguran daun Perkembangan bunga Perkembangan daun Gugur bunga | - Pengguguran daun terjadi selama 10 - 12 hari (Kab. T. Datar) dan 9 – 12 hari (Kab. 50 Kota). Sebelum gugur,daun berwarna hijau tua kehitam-hitaman dan bolong. - Untuk 1 pohon pengguguran daun terjadi tidak serentak - Sebelum daun gugur, pada ranting sudah keluar tunas, bakal bunga/daun - Setelah gugur daun, tunas pecah mengeluarkan bunga /daun. Tunas pecah mulai dari ujung ranting, bergerak ke pangkal ranting. - Bunga mencapai ukuran maksimum butuh waktu lebih kurang 6 - 8 hari (Kab. T. Datar) dan 7 – 9 hari (Kab. 50 Kota) semenjak pecah tunas - Masaknya bunga terjadi pada hari ke 7 - 9 (Kab. T. Datar) dan 8 – 10 ( Kab. 50 Kota) setelah pecah nya tunas. - Bakal daun keluar bersamaan dengan bakal bunga. Setelah itu pertumbuhan daun lam bat diban dingkan pertumbuhan bunga. Setelah bunga berukur an maksimum baru daun mengalami pertum buhan yang cepat. Bunga mulai gugur 12- 14 hari (Kab. T. Datar) dan 11- 13 hari (Kab. 50 Kota) setelah pecah tunas | - Pengguguran daun terjadi selama 31-36 hari (Kab. T. Datar) dan 10 – 15 hari (Padang). Sebelum gugur, daun berwarna hijau tua kehitam-hitaman dan bolong. - Untuk 1 pohon, pengguguran daun terjadi tidak serentak - Sebelum daun gugur, pada ranting sudah keluar tunas, bakal bunga/daun - Setelah gugur daun, tunas pecah mengeluarkan bunga/ daun. Tunas pecah mulai dari ujung ranting, bergerak ke pangkal ranting. - Bunga mencapai ukuran maksimum lebih kurang 7 - 9 hari semenjak pecah tunas. - Masa reseptif bunga betina mulai terjadi hari ke 8 – 12 ( Kab. T. Datar) dan 8 – 11 hari (Padang) setelah pecahnya tunas. Masa reseptif berlangsung selama 2 – 3 hari. Bakal daun keluar bersamaan dengan bakal bunga. Setelah bunga berukuran maksimum, baru daun mengalami pertumbuhan yang cepat Buah mulai gugur kira-kira 22-24 hari( Kab. T. Datar) dan 14 – 16 hari (Padang) setelah pecah tunas. |
No comments