Tipe-Tipe Ekosistem di Indonesia
Bioma Hutan hujan tropis yang merupakan suatu ekosistem yang merupakan unit komunitas terbesar dan mudah dikenali terdiri atas formasi vegetasi dan hewan serta organisme lain.Di Indonesia dapat dikenal beberapa bioma, yaitu (a) Hutan hujan ; (b) hutan musim ; (c) savana dan (d) padang rumput.
Berdasarkan atas sifat-sifat ; bentuk
bentangan geografis, habitat dan ciri khas komunitas
penyusunnya , Wirakusumah ( 1976) membedakan tipe-tipe
ekosistem yang ada di Kalimantan Timur dapat dibedakan atas 14 tipe yakni :
1.Ekosistem Danau ;
2.Ekosistem Rawa Kumpai;
3.Ekosistem Hutan Air Tawar;
4.Ekosistem Hutan Kerangas (heath
forest);
5.Ekosistem Batu Kapur;
6.Ekosistem Hutan Dipterocarpacea
dataran rendah (dibawah 500m;)
7.Ekosistem Hutan Dipterocarpacea bukit
(500 - 1000 m);
8.Ekosistem Hutan Dipterocarpacea
pegunungan ( di atas 1000 m);
9.Ekosistem Hutan Agathis;
10.Ekosistem Belukar;
11.Ekosistem Alang-alang;
12.Ekosistem Hutan Gambut;
13.Ekosistem Hutan Mangrove dan
14.Ekosistem Litoral dan Pulau-pulau
Tipe Ekosistem Hutan Tropika Basah
Dataran Rendah
Hutan hujan tropis adalah suatu tipe
dengan karakteristik tertentu serta mempunyai ekosistem tersendiri,
terdapat pada daerah yang beriklim selalu basah
dengan curah hujan rata-rata bulanan tidak kurang dari 100 mm, merupakan
komunitas kompleks yang umumnya terdiri dari tumbuhan berkayu dengan
berbagai ukuran, tumbuhan pemanjat dan epifit.
Pohon-pohon dalam masyarakat hutan tropis basah banyak
sekali jenisnya dan bervariasi ukurannya
.Pohon-pohon
besar mempunyai tinggi antara 46 - 55
m, walapun ada diantaranya yang melebihi 60 m (Richards, 1964).
Hutan alam di Kalimantan (Timur) termasuk
ke dalam formasi hutan tropis Indo-Malaya yang merupakan salah satu
formasi hutan tropis yang terdapat di dunia ( Whitmore,
1975). Hujan yang terjadi terus menerus di sepanjang tahun dan suhu tinggi
di lantai hutan. Kondisi ini menyebabkan pelapukan bahan organik
terjadi dengan cepat yang kemudian diikuti oleh pencucian
hara. Produksi serasah sangat tinggi disertai proses
dekomposisi dan penyerapan hara kembali oleh tumbuhan
yang cepat. Karena iklim yang mantap, putaran hara yang
tertutup disertai waktu yang cukup lama, maka dimensi pohon di
hutan hujan tropis biasanya tinggi dan besar. Kondisi pohon di
hutan tropis tersebut memberi kesan seolah-olah
tingkat kesuburan tanah yang mendukung
hutan ini sangat tinggi ( Brotokusumo,1985).
Hutan hujan tropis dataran rendah sangat
kaya akan jenis tumbuhan.Dari 20.000 jenis pohon yang ada di
kawasan hutan Malayasia yang meliputi kawasan semenanjung
Malaya, Sumatera, Kalimantan, Philipina sampai
Papua Nugini diantaranya 4.000 jenis terdapat di Pulau
Kalimantan.Kawasan hutan Malayasia ini umumnya didominir oleh jenis
-jenis dari suku Dipterocarpaceae , yang menurut
Ashton ( 1982) terdapat sekitar 380 spesies
tersebar di seluruh kawasan dan diantaranya 300 spesies terdapat
dalam hutan primer di Kalimantan.
Ekosistem Perairan Tawar
Menurut taksiran Dinas
Perikanan lebih kurang 10 % dari
wilayah Kalimantan Timur berupa perairan umum, yaitu sungai-sungai
dan rawa seluas lebih kurang 2.500.323 ha dan Danau 92.937
ha.Yang dimaksud dengan rawa di sini adalah
dataran-dataran rendah sepanjang sungai atau sekitar danau
yang kadang-kadang terkena pelimpahan air dalam musim
hujan, waktu pasang dan bahkan pada waktu-waktu lainnya
juga.Luas danau yang tertera merupakan luas maksimum pada
waktu pasang penuh dan berkurang apabila air surut.
Sebagian besar perairan umum berada di Kabupaten
Kutai yang luas sungai dan rawa-rawanya
ditaksir 1.582.576 ha dan danaunya 91.120 ha. Data pada
tahun 1992, luas perairan umum di Kabupaten Kutai mencapai 199.407,32 ha
dan 48 % diantaranya merupakan perairan danau yang jumlahnya 76
buah dan tersebar di wilayah DAS Mahakam bagian tengah.Untuk
keperluan perikanan diperkirakan hanya 40 % dari areal perairan umum itu yang
bersifat produktif.
Perairan danau yang luas di Kabupaten
Kutai yakni Danau Semayang, Danau Melintang, Danau Jempang
merupakan cekungan aluvial yang cukup luas ( Singgih, dkk, 1992).Keadaan debit
airnya berfluktuasi ditentukan oleh musim dan pasang surut sungai
Mahakam, begitu juga dengan kualitas airnya dengan pH
5-6,air berwarna coklat kekuning-kuningan/cerah.Keadaan pH
ini diduga mempengaruhi pergerakan masuk keluarnya ikan-ikan
tertentu dan pesut Mahakam dari Sungai Mahakam ke Danau
Semayang, Danau Melintang dan sebaliknya.
Curah hujan rata-rata di DAS Mahakam ini
dari tahun 1987 - 1991 sebesar 1.879 mm, rata-rata hari hujan 92
hari dengan kondisi iklim termasuk tipe iklim
basah dari Schmidt dan Ferguson.Pada saat musim kemarau
sebagian rawa menjadi kering dan danau-danau menjadi
dangkal, bahkan pada puncak musim kemarau kedalaman
danau hanya mencapai 0.5- 1.0 m, sebagian
besar Danau mengalami kekeringan, hanya tersisa alur-alur air di
tengahnya.
Jenis fauna yang menggunakan ekosistem
danau sebagai habitatnya adalah terutama pesut Mahakam,
burung dan beberapa jenis ikan ( 4 jenis dari familia Anabantidae; 2 Ophiocephaloidei;
3 Ariidae; 1 Bagridae, 2 Pangasidae; 2
Clariidae; Mastacembelidae; 10 Cyprinidae; 1 siluridae;1 Bagridae dan 1
jenis dari Scorpaenidae ) ( Anonim, 1993).
Stratifikasi Danau di daerah
ini dibedakan atas epilimnion; lapisan metalimnion dan
hipolimnion.Di daerah ini dapat jelas adanya mintakat litoral, mintakat
limnetik dan mintakat profundal. Mintakat litoral
adalah wilayah berair dangkal dimana penetrasi
cahaya dapat mencapai dasar perairan. Cirikhasnya
adalah terdapatnya vegetasi berakar di danau-danau alam. Mintakat
limnetik adalah wilayah perairan yang terbuka ( tidak dibatasi
tepian danau) dari
permukaan air sampai kedalaman konpensasi,
yaitu kedalaman dimana intensitas cahaya mencapai
nilai dimana fotosintesis seimbang
dengan respirasi.Pada umumnya nilai ini sama dengan 1 % intensitas
cahaya matahari yang mencapai permukaan air. Komunitas jasad di sini
terdiri plankton, nekton dan kadang-kadang
nueston.Sedangkan mintakat profundal
merupakan dasar perairan yang lapisan air di atasnya tidak
lagi mengalami penetrasi cahaya matahari yang efektif,
sehingga pada daerah ini sangat terbatas kehidupan.Hasil produksi
perikanan dari perairan Danau, Sungai dan
rawa yang luasnya 104.707 ha, pada waktu musim hujan dan ditambah pula
dengan + 500.000 ha daerah banjir diperkirakan mampu menghasilkan ikan
sebanyak 20.000 - 35.000 ton per tahun dengan taksiran pendapatan dari daerah
ini mencapai lebih dari 4 milyar rupiah per tahun ( TAD, 1987). Fauna
yang terdapat di perairan umum yang terpenting ialah
jenis-jenis ikan, kura-kura air tawar, ular air/besisi, ikan hias dan
pesut ( Orcaella brevirostris).
Jenis-jenis ikan Kalimantan
Timur telah lama menjadi sumber ekonomi yang penting bagi rakyat. Selain
dikonsumsi di Kalimantan Timur sendiri dipasarkan juga diekspor ke
luar negeri. Jenis-jenis ikan ekonomis
penting tersebut berupa udang ( antara lain udang galah atau Macrobrachium sp.),
patin ( Helicophagus typus), gabus ( Ophiocephalus
striatus), repang ( Puntius javanicus), baung ( Macrones
nemurus), kendia ( Thynichthys vailanti),
jelawat ( Leptobarbus hoeveni), sepat siam
( Trichogaster pectoralis), biawan ( Helostoma teminci),
dll Jenis-jenis ikan hias belum banyak diteliti di Kalimantan
Timur. Akan tetapi dari pengamatan-pengamatan serta referensi
yang ada diketahui bahwa Kalimantan Timur
mengandung potensi jenis-jenis ikan hias
air tawar. Jenis-jenis ikan hias ini terdapat di perairan sungai
Muara Kaman sampai Muara Ancalong serta di daerah Hulu Mahakam yang terdapat
banyak riamnya Jenis-jenis buaya terdapat pada perairan
sungai banyak ditemukan di rawa-rawa, akan tetapi juga
sering ditemukan di muara-muara sungai. Juga
penelitian tentang buaya
di Kalimantan Timur belum banyak
dilakukan.Jenis-jenis buaya yang ada ialah buaya hitam
dan buaya kuning.
Beberapa puluh tahun yang lalu banyak
sekali ditemukan, namun saat ini sudah jarang bahkan sangat sukar
sekali ditemukan.Hal ini akibat perburuan terhadap buaya ini meningkat
untuk diekspor kulitnya. Jenis kura-kura air tawar yang dikenal
masyarakat terdapat di sungai-sungai Kecamatan Pasir
Belengkong, Kabupaten Pasir dan Kecamatan
Muara Muntai, Kabupaten Kutai untuk diambil telurnya.
Ekosistem Laut
Ekosistem laut merupakan lingkungan hidup
manusia yang terluas.Kepulauan Indonesia memiliki ribuan pulau
besar dan kecil dengan garis pantai yang
sangat panjang, salah satu yang terpanjang di dunia (
81.000 km) setelah garis pantai Kanada. Laut merupakan
cadangan terbesar untuk bahan-bahan mineral, energi dan bahan
makanan.Persediaan Mn di laut dikatakan lebih kurang 1000
kali dibandingkan dengan persediaan di darat, selain itu masih banyak
bahan-bahan mineral yang terdapat dalam air laut, termasuk minyak
bumi.
Pada dasarnya perairan laut Indonesia
terdiri atas dua paparan benua yang dangkal ( Sunda dan Sahul) yang dipisahkan
oleh laut dan selat-selat yang dalam.Suhu lapisan
permukaan berkisar antara 26 - 30 C , dengan kadar garam 27-
33 ppt. Secara horizontal laut biasanya dibagi menjadi dua bagian utama, yakni
neritik ( perairan pantai) dan Oseanik ( laut terbuka), dengan batas
biasanya sampai ke dalaman 200 m. Secara vertikal, dibedakan atas Supra
littoral ; littoral; Sublittoral; Bathial; Abissal dan
Hadal.
Daerah laut yang produktif adalah daerah
yang dalamnya maksimal 200 m dpl. Di sini endapan
mineral oleh gerakan air laut dapat
naik lagi ke permukaan dan kemudian
dipergunakan oleh fitoplankton untuk
membentuk jaring-jaring kehidupan.Meskipun perairan pantai (
neritik) hanya meliputi kira-kira 10 % dari perairan laut, tetapi
produksi perikannya lebih dari 90 % dari total produksi.Laut merupakan
satu-satunya sumber protein yang sempurna susunannya, karena
ikan/hewan laut memiliki hampir 20 jenis
asam amino. Bandingkan protein dari tumbuhan / hewan darat hanya mengandung
maksimal 10 jenis asam amino.
Selain sebagai cadangan sumber bahan-bahan
mineral,energi dan makanan laut merupakan pula daerah sumber
kehidupan banyak burung yang sangat berguna untuk pertanian ( pembentukan
pupuk guano oleh burung laut), daerah-daerah rekreasi.
Di perairan Indonesia juga terdapat
berbagai keunikan komunitas hayati tropis yang khas dan
berada di ekosistem laut, yakni Terumbu karang ( coral
reeffs), Hutan bakau ( Mangrove), Rumput laut ( Sea-grass).Komunitas-komunitas
tersebut biasanya berkembang di perairan pantai dan mempunyai
fungsi penting yang bermacam-macam, antara lain ; sebagai pelindung
pantai untuk tempat berpijah,tumbuh, mencari makan dan perlindungan bagi banyak
jenis-jenis ikan yang berpotensi ekonomi. Oleh karena itu
mutlak perlu agar sebagian komunitas-komunitas itu
dilindungi.
Ekosistem-ekosistem Pesisir/Pantai
Wilayah pesisir merupakan wilayah
pertemuan ( interface) antara darat dan laut; ke arah darat, ditentukan sebagai
wilayah daratan yang tergenang ataupun tidak tergenang yang dipengaruhi oleh proses-proses
kelautan seperti pasang, angin laut, dan intrusi garam ; ke arah
laut, ditentukan sebagai wilayah laut yang dipengaruhi oleh
proses-proses alami daratan ( land base)
seperti sedimentasi, masuknya air tawar, dan
kegiatan-kegiatan manusia seperti pencemaran dan
penebangan hutan ( Kosoebiono,dkk,1982 dalam
Dahuri dan Lestari, 1993).
Secara khas wilayah
pesisir merupakan sebuah tempat dari beberapa
ekosistem, yang keberadaanya tidak terisolasi antar satu dengan yang
lainnya melainkan merupakan satu matarantai. Hal ini disebabkan
oleh adanya aliran energi dan
aliran makanan diantara
ekosistem-ekosistem tersebut, ketergantungan fisik, persamaan
dalam toleransi fisik antara satu sistem dengan
yang lainnya serta terdapatnya organisme-organisme yang mendiami
satu
ekosistem akan tetapi menghabiskan
sebagian daur hidupnya pada ekosistem yang lain ( Burbridge dan Maragos,
1985). Contoh seperangkat ekosistem yang saling
berhubungan di wilayah pesisir negara-negara tropis adalah mata
rantai antara hutan mangrove, padang lamun, serta terumbu
karang. Terdapat lima jenis interaksi utama
antar ketiga ekosistem yang kompleks ini, yaitu : faktor fisika, aliran
makanan dan bahan organik terlarut ( dissolve organic matter), aliran
partikel bahan organik ( particulate organic matter), migrasi hewan
serta adanya akibat dari kegiatan manusia ( Ogden dan Gladfelter,
1983).
Perpindahan materi dan energi
di antara ekosistem-ekosistem di dalam wilayah pesisir
ini baik antara wilayah pesisir dengan sistem
lahan atas ataupun dengan sistem lepas pantai hampir
keseluruhannya melalui perairan. Selain itu juga
dipergunakan di dalam setiap kegiatan
ekonomi, budidaya pertanian, budidaya perikanan, pengangkutan,
rekreasi dan turisme, serta sebagai tempat pembuangan
limbah.Jadi perairan dapat dipertimbangkan sebagai
suatu sistem kekuatan terpadu yang
besar bagi wilayah pesisir ( Clarck, 1985).
Ekosistem Hutan Mangrove
Di bagian terdepan yang terbuka, spesies Sonneratia caseolaris membentuk tegakan yang rendah kerapatannya.Avicenia officenalis yang berbentuk pohon sampai setinggi 20 meter membentuk tegakan yang makin ke belakang makin rapat sampai jarak tertentu.Makin ke belakang, kemudian berasosiasi dengan Bruguera dan Rhizopora dan Alqiceras yang berbentuk semak.Pada tanah yang telah stabil di tempat terbuka ini dijumpai Acrostichum aureum Ldan Acanthus ilicofolius L.Makin ke arah hulu kemudian dihuni Rhizopora mucronata yang memiliki volume kayu komersil tertinggi di bandingkan dengan Bruguera parvifolia dan Bruguera sexagulata. Pada dataran lumpur yang kosong di pelopori oleh Sonneratia, kemudian diikuti tegakan Avicenia yang makin jauh ke dalam makin padat sampai pada jarak tertentu menipis lagi dan mulai bercampur dengan Acrostichum. Di belakangnya baru terdapat nipah atau spesies lain.
No comments