Darah
Darah merupakan suatu suspensi
sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut Plasma. Secara
keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas,
karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler
yang berbentuk plasma. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai
jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein
pernapasan (respiratory
protein), yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Pada manusia umumnya memiliki volume darah sebanyak kurang lebih 5 liter dengan
unsur-unsur pembentuknya yaitu sel-sel darah, platelet, dan plasma. Sel darah
terdiri dari eritrosit dan leukosit, platelet yang merupakan trombosit atau
keping darah, sedangkan plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :
Air (90%).
Zat terlarut
(10%) yang terdiri dari :
-
Protein
plasma (albumin, globulin, fibrinogen) 7%
-
Senyawa
Organik (As. Amino, glukosa, vitamin, lemak) 2.1%
-
Garam
organik (sodium, pottasium, calcium) 0.9%
Untuk dapat melihat perbedaan dari sel darah
dengan plasma dapat dilakukan dengan cara sentrifugasi tabung hematokrit berisi
darah yang telah diberi bahan anti pembekuan.Eritrosit, leukosit, plasma dapat
dilihat untuk bagian yang berwarna merah merupakan eritrosit, selapis tipis
warna putih merupakan kumpulan sel-sel darah putih (leukosit) can cairan kuning
merupakan plasma.
Eritrosit
Dalam setiap 1 mm3 darah
terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar 99%, oleh karena itu setiap pada
sediaan darah yang paling banyak menonjol adalah sel-sel tersebut. Dalam
keadaan normal, eritrosit manusia berbentuk bikonkaf dengan diameter sekitar 7
-8 μm, tebal ± 2.6 μm dan tebal tengah ± 0.8 μm dan tanpa memiliki inti. Komposisi
molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuhnya terdiri dari air
(60%) dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi eritrosit
merupakan substansi koloidal yang homogen, sehingga sel ini bersifat elastis
dan lunak. Eritrosit mengandung protein yang sangat penting bagi fungsinya
yaitu globin yang dikonjugasikan dengan pigmen hem membentuk hemoglobin untuk
mengikat oksigen yang akan diedarkan keseluruh bagian tubuh. Seperti halnya
sel-sel yang lain, eritrositpun dibatasi oleh membran plasma yang bersifat
semipermeable dan berfungsi untuk mencegah agar koloid yang dikandungnya tetap
didalam.
Dari pengamatan eritrosit
banyak hal yang harus diperhatikan untuk mengungkapkan berbagai kondisi
kesehatan tubuh. Misalnya tentang bentuk, ukuran, warna dan tingkat kedewasaan
eritrosit dapat berbeda dari normal. Jika dalam sediaan apus darah terdapat
berbagai bentuk yang abnormal dinamakan poikilosit, sedangkan sel-selnya cukup
banyak maka keadaan tersebut dinamakan poikilositosis. Eritrosit yang berukuran
kurang dari normalnya dinamakan mikrosit dan yang berukuran lebih dari
normalnya dinamakan makrosit.
Warna eritrosit
tidak merata seluruh bagian, melainkan bagian tengah yang lebih pucat, karena
bagian tengah lebih tipis daripada bagian pinggirnya. Pada keadaan normal
bagian tengah tidak melebihi 1/3 dari diameternya sehingga selnya dinamakan
eritrosit normokhromatik. Apabila bagian tengah yang pucat melebar disertai
bagian pinggir yang kurang terwarna maka eritrosit tersebut dinamakan eritrosit
hipokromatik. Sebaliknya apabila bagian tengah yang memucat menyempit selnya
dimanakan eritrosit hiperkhromatik.
Leukosit
Leukosit adalah sel darah yang
mengendung inti, disebut juga sel darah putih. Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan
seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Didalam darah manusia,
normal didapati jumlah leukosit rata-rata 6000-10000 sel/mm3, bila jumlahnya
lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bilakurang dari 5000
disebut leukopenia. Sebenarnya leukosit merupakan kelompok sel dari beberapa
jenis. Untuk klasifikasinya didasarkan pada morfologi inti adanya struktur
khusus dalam sitoplasmanya. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih
dapat dibedakan yaitu :
A.
Granulosit
Yang mempunyai granula spesifik, yang
dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan
mempunyai bentuk inti yang bervariasi.
Terdapat tiga jenis leukosit granuler :
Neutrofil, Di antara granulosit, netrofil merupakan
merupakan jenis sel yang terbanyak yaitu sebanyak 60 – 70% dari jumlah seluruh
leukosit atau 3000-6000 per mm3 darah normal. Pada perkembangan sel netrofil
dalam sumsum tulang, terjadi perubahan bentuk intinya, sehingga dalam darah
perifer selalu terdapat bentuk-bentuk yang masih dalam perkembangan. Dalam
keadaan normal perbandingan tahap-tahap mempunyai harga tertentu sehingga
perubahan perbandingan tersebut dapat mencerminkan kelainan. Sel netrofil
matang berbentuk bulat dengan diameter 10-12 μm. Intinya berbentuk tidak bulat melainkan
berlobus berjumlah 2-5 lobi bahkan dapat lebih. Makin muda jumlah lobi akan
berkurang. Yang dimaksudkan dengan lobus yaitu bahan inti yang terpisah-pisah
oleh bahan inti berbentuk benang. Inti terisi penuh oleh butir-butir khromatin
padat sehingga sangat mengikat zat warna basa menjadi biru atau ungu. Oleh
karena padatnya inti, maka sukar untuk untuk memastikan adanya nukleolus.
Dalam netrofil terdapat adanya
bangunan pemukul genderang pada inti netrofil yang tidal lain sesuai dengan
Barr Bodies yang terdapat pada inti sel wanita. Barr Bodies dalam inti netrofil
tidak seperti sel biasa melainkan menyendiri sebagai benjolan kecil. Hal ini
dapat digunakan untuk menentukan apakah jenis kelamin seseorang wanita. Dalam sitoplasma
terdapat 2 jenis butir-butir ata granul yang berbeda dalam penampilannya dengan
ukuran antara (0.3-0.8μm).
Granul pada neutrofil tersebut
yaitu :
Azurofilik
yang mengandung enzym lisozom dan peroksidase, dimana sudah mulai tampak sejak
masih dalam sumsum tulang yang makin dewasa makin berkurang jumlahnya.
Ukurannya lebih besar dari pada jenis butir yang kedua dan kebanyakan telah
kehilangan kemampuan mengikat warna. Dengan pewarnaan Romanovsky butiran ini tampak ungu kemerah-merahan.
Granul
spesifik lebih kecil mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal
(protein Kationik) yang dinamakan fagositin. Dinamakan butir spesifik karena
hanya terdapat pada sel netrofil dengan ukran lebih halus. Butiran ini baru
tampak dalam tahap mielosit, berwarna ungu merah muda dan pada sel dewasa akan
tampak lebih banyak daripada butir azurofil.
Neutrofil jarang mengandung retikulum
endoplasma granuler, sedikit mitokonria, apparatus Golgi rudimenter dan sedikit
granula glikogen. Neutrofil
merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap invasi jasad renik,
menfagosit partikel kecil dengan aktif. Dengan adanya asam amino D oksidase
dalam granula azurofilik penting dalam pengenceran dinding sel bakteri yang
mengandung asam amino D. Selama proses fagositosis dibentuk peroksidase. Mielo
peroksidase yang terdapat dalam neutrofil berikatan dengan peroksida dan halida
bekerja pada molekul tirosin dinding sel bakteri dan menghancurkannya
Dibawah
pengaruh zat toksik tertentu seperti streptolisin toksin streptokokus membran
granula-granula neutrofil pecah, mengakibatkan proses pembengkakan diikuti oleh
aglutulasi organel-organel dan destruksi neutrofil. Neotrofil mempunyai
metabolisme yang sangat aktif dan mampu melakukan glikolisis baik secara aerob
maupun anaerob. Kemampuan nautrofil untuk hidup dalam lingkungan anaerob sangat
menguntungkan, karena mereka dapat membunuh bakteri dan membantu membersihkan
debris pada jaringan nekrotik.
Basofil, Jenis sel ini terdapat paling sedikit diantara
sel granulosit yaitu sekitar 0.5%, sehingga sangat sulit diketemukan pada
sediaan apus. Ukurannya sekitar 10-12 μm sama besar dengan netrofil. Kurang lebih separuh dari sel dipenuhi oleh
inti yang bersegmen-segmen ata kadang-kadang tidak teratur. Inti satu, besar
bentuk pilihan irreguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma basofil terisi
granul yang lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti, sehingga tidak
mudah untuk mempelajari intinya. Granul spesifik bentuknya ireguler berwarna
biru tua dan kasar tampak memenuhi sitoplasma.Granula basofil mensekresi
histamin yang berperan dalam dalam proses alergi basofil merupakan sel utama
pada tempat peradangan ini dinamakan hypersesitivitas kulit basofil.
Asidofil (atau eosinofil), Jumlah sel eosinofil sebesar 1-3% dari
seluruh lekosit atau 150-450 buah per mm3 darah. Ukurannya berdiameter 10-15 μm, sedikit lebih besar dari netrofil.
Intinya biasanya hanya terdiri atas 2 lobi yang dipisahkan oleh bahan inti yang
sebagai benang. Butir-butir khromatinnya tidak begitu padat kalau dibandingkan
dengan inti netrofil.
Eosinofil berkaitan erat dengan peristiwa alergi, karena sel-sel ini ditemukan dalam jaringan yaang mengalami reaksi alergi. Eosinofil mempunyai kemampuan melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih selektif dibanding neutrofil. Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan antibodi, ini merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap komplek antigen dan antibodi. Eosinofil mengandung profibrinolisin, diduga berperan mempertahankan darah dari pembekuan, khususnya bila keadaan cairnya diubah oleh proses-proses Patologi.
Eosinofil berkaitan erat dengan peristiwa alergi, karena sel-sel ini ditemukan dalam jaringan yaang mengalami reaksi alergi. Eosinofil mempunyai kemampuan melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih selektif dibanding neutrofil. Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan antibodi, ini merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap komplek antigen dan antibodi. Eosinofil mengandung profibrinolisin, diduga berperan mempertahankan darah dari pembekuan, khususnya bila keadaan cairnya diubah oleh proses-proses Patologi.
Agranulosit
Yang tidak mempunyai granula spesifik, sitoplasmanya
homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis
leukosit agranuler yaitu :
Limfosit , Limfosit dalam darah berkuran sangat bervariasi
sehingga pada pengamatan sediaan apus darah dibedakan menjadi : limfosit kecil
(7-8 μm), limfosit sedang dan
limfosit besar (12 μm). Jumlah
limfosit mendduki nomer 2 setelah netrofil yaitu sekitar 1000-3000 per mm3
darah atau 20-30% dari seluruh leukosit. Di antara 3 jenis limfosit, limfosit
kecil terdapat paling banyak. Limfosit kecil ini mempunyai inti bulat yang
kadang-kadang bertakik sedikit. Intinya gelap karena khromatinnya berkelompok
dan tidak nampak nukleolus. Sitoplasmanya yang sedikit tampak mengelilingi inti
sebagai cincin berwarna biru muda. Kadang-kadang sitoplasmanya tidak jelas
mungkin karena butir-butir azurofil yang berwarna ungu. Limfosit kecil
kira-kira berjumlah 92% dari seluruh limfosit dalam darah.
Limfosit
mempunyai kedudukan yang penting dalam sistem imunitas tubuh, sehingga sel-sel
tersebut tidak saja terdapat dalam darah, melainkan dalam jaringan khusus yang
dinamakan jaringan limfoid. Berbeda dengan sel-sel leukosit yang lain, limfosit
setelah dilepaskan dari sumsum tulang belum dapat berfungsi secara penuh oleh
karena hars mengalami differensiasi lebih lanjut. Apabila sudah masak sehingga
mampu berperan dalam respon immunologik, maka sel-sel tersebut dinamakan
sebagai sel imunokompeten. Sel limfosit imunokompeten dibedakan menjadi
limfosit B dan limfosit T, walaupun dalam sediaan apus kita tidak dapat
membedakannya. Limfosit T sebelumnya mengalami diferensiasi di dalam kelenjar
thymus, sedangkan limfosit B dalam jaringan yang dinamakan Bursa ekivalen yang
diduga keras jaringan sumsum tulang sendiri. Kedua jenis limfosit ini berbeda
dalam fngsi immunologiknya.
Sel-sel limfosit T bertanggung jawab terhadap reaksi immune seluler dan
mempunyai reseptor permukaan yang spesifik untuk mengenal antigen asing. Sel
limfosit B bertugas untuk memproduksi antibody humoral antibody response yang
beredar dalam peredaran darah dan mengikat secara khusus dengan antigen asing
yang menyebabkan antigen asing tersalut antibody, kompleks ini mempertinggi
fagositosis, lisis sel dan sel pembunuh (killer sel atau sel K) dari organisme
yang menyerang. Sel T dan sel B secara marfologis hanya dapat dibedakan ketika
diaktifkan oleh antigen.
Monosit , Jenis sel agranulosit ini berjumlah sekitar 3-8%
dari seluruh leukosit. Sel ini merupakan sel yang terbesar diantara sel
leukosit karena diameternya sekitar 12-15 μm. Bentuk inti dapat berbentuk oval, sebagai tapal
kuda atau tampak seakan-akan terlipat-lipat. Butir-butir khromatinnya lebih
halus dan tersebar rata dari pada butir khromatin limfosit. Sitoplasma monosit
terdapat relatif lebih banyak tampak berwarna biru abu-abu. Berbeda dengan
limfosit, sitoplasma monosit mengandung butir-butir yang mengandung
perioksidase seperti yang diketemukan dalam netrofil.
Monosit
mampu mengadakan gerakan dengan jalan membentuk pseudopodia sehingga dapat
bermigrasi menembus kapiler untuk masuk ke dalam jaringan pengikat. Dalam
jaringan pengikat monosit berbah menjadi sel makrofag atau sel-sel lain yang
diklasifikasikan sebagai sel fagositik. Didalam jaringan mereka masih mempunyai
membelah diri. Selain berfungsi fagositosis makrofag dapat berperan
menyampaikan antigen kepada limfosit untuk bekerjasama dalam sistem imun.
Tombosit
Walaupun amanya menunjukan
bahwa merupakan sebuah sel, namun sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai
sebuah sel yang utuh karena tidak memiliki inti. Oleh karena itu dinamakan
keping darah. Berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma berukuran 2-5 μm lengkap dengan membran plasma yang
mengelilinginya. Trombosit ini khusus terdapat dalam darah mamalia. Untuk
menentkan jumlahnya, tidak begit mudah karena trombosit mempunyai kecenderungan
untuk bergumpal. Diperkirakan
jumlahnya sekitar 150-300ribu setiap μl, sedang umurnya sekitar 8 hari.
Pada sediaan apus darah, trombosit
sering terdapt bergumpal. Setiap keping tampak bagian tepi yang berwarna biru
muda yang dinamakan Hialomer dan bagian tengah yang berbutir-butir berwarna
ungu dinamakan granulomer atau khromomer. Hialomer mempunyai tonjolan-tonjolan
sehingga bentknya tidak teratur.
Proses Hemopoesis
Dalam beberapa minggu pertama
kehamilan indung telur (yolk-sac) merupakan tempat utama haemopoiesis. Dari
enam minggu sampai 6-7 bulan kehidupan janin, hati dan limpa adalah organ-organ
utama yang diperlukan dan keduanya terus menghasilkan sel darah sampai sekitar
dua minggu setelah lahir. Sumsum tulang adalah tempat terpenting dari 6-7 bulan
kehidupan janin dan, selama masa anak dan dewasa normal, sumsum tulang adalah
satu-satunya sumber sel darah baru. Sel yang sedang berkembang terletak di luar
rongga (sinus) sumsum tulang dan sel masak dilepaskan ke dalam rongga sinus,
sirkulasi keci (microsirculation) sumsum, dan dengan demikian ke dalam sirkulasi
umum.
Pada masa bayi, semua sumsum
tulang membentuk darah (haemopoietik) tetapi selama masa anak, terdapat
pergantian lemak sumsum yang progresif sepanjang tulang panjang sehingga,
ketika dewasa, sumsum haemopoietik terbatas pada rangka pusat. Bahkan pada
daerah haemopoietik ini, kira-kira 50% sumsum tulang terdiri atas lemak. Sumsum
berlemak selebihnya sanggup berbalik ke hamopoiesis dan pada banyak penyakit
juga terdapat perluasan haemopoiesis pada tulang panjang. Lebih dari itu, hati
dan limpa dapat memainkan lagi peranan haemopoietik, disebut dengan
extramedullary haemopoiesis.
Tabel 1. Tempat Haemopoiesis
Janin
|
0-2 bulan – indung telur (yolk sac)
2-7 bulan – hati dan limpa
5-9 bulan – sumsum tulang
|
Bayi
|
Sumsum tulang (semua tulang)
|
Dewasa
|
Sumsum tulang (tulang belakang, iga, sternum,
tengkorak, sakrum dan pelvis, ujung proksimal femur)
|
Sel asal umum (pluripotential)
setelah sejumlah pembelahan sel dan langkah deferensiasi, menjadi urutan
progenitor untuk tiga jalur sel sumsum tulang utama, yaitu eritroid,
granulositik dan monositik, dan megakariositik, sebagaimana sel asal limfoid.
Prekursor mieloid yang paling dini dideteksi membentuk granulosit, eritroblas,
monosit, dan megakariosit dan diberi istilah CFUGEMM. Progenitor
yang lebih matang dan khusus dinaman CFUGM (granulosit dan monosit),
CFUEo (eosinofil), CFUe (eritroid) dan CFUmeg(megakariosit).
Sel asal (stem cell) juga memiliki kemampuan untuk produksi sel baru, jumlah
sel keseluruhan tetap konstan pada keadaan seimbang dan normal. Akan tetapi,
sel prekursor sanggup memberi respon terhadap berbagai rangsang dan pesan
hormonal dengan meningkatnya produksi satu atau lain garis sel bila kebutuhan
meningkat. Sumsum tulang adalah lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan dan
perkembangan sel asal (stem cell). Ini dilengkapi oleh sel stroma, sel lemak,
dan jaringan mikrovaskular.
Tabel 2. Identifikasi beberapa sel darah
Tipe sel
|
Masa hidup
|
Kec. Produksi
sel/hari
|
Kec. Produksi
sel/detik
|
Kec. Produksi
Kg/tahun
|
Eritrosit
|
100 hari
|
2 x 1011
|
2.3 juta
|
7.3
|
Neutrofil
|
t½ 6 jam
|
3 x 1010
|
350,000
|
10.9
|
Trombosit
|
7 hari
|
1 x 1011
|
1.2 juta
|
4.6
|
Limfosit
|
t½ 10 hari
|
1 x 1010
|
116,000
|
3.7
|
|
|
|
Total per tahun
|
26.5 Kg
|
Jumlah rata-rata eritrosit per
mm3 darah adalah 5.200.000 ( + 300.000) pada pria norman, dan
4.700.000 ( + 300.000) pada wanita normal. Jumlah rata-rata leukosit per
mm3 darah adalah 7000. jumlah rata-rata trombosit per mm3
darah adalah 300.000.
Leukosit
sebagian dibentuk di sumsum tulang (granulosit dan monosit serta sedikit
limfosit) dan sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma).
Diferensiasi dini sel stem hemopoietik pluripoten akan menjadi sel-sel commited
(prekursor) untuk membentuk sel darah merah dan juga membentuk dua silsilah
utama sel darah putih, silsilah mielositik yang dimulai dengan mieloblas dan
limfositik yang dimulai dengan limfoblas.
Granulosit
dan monosit hanya dibentuk di dalam sumsum tulang. Limfosit dan sel plasma
terutama diproduksi di berbagai jaringan limfogen-khususnya di kelenjar limfe,
limpa, timus, tonsil, dan berbagai kantong jaringan limfoid di mana saja dalam
tubuh, seperti sumsum tulang dan plak peyer di bawah epitel dinding usus.
Sel darah
putih yang dibentuk dalam sumsum tulang, disimpan dalam sumsum sampai
diperlukan di sistem sirkulasi. Kemudian, bila kebutuhan sel darah putih ini
muncul, berbagai macam faktor akan menyebabkan leukosit tersebut dilepaskan.
Biasanya luekosit yang bersirkulasi dalam seluruh darah kira-kira tiga kali
lipat jumlah yang disimpan dalam sumsum. Jumlah ini sesuai dengan persediaan
leukosit selama 6 hari. Limfosit sebagian besar disimpan di berbagai area
jaringan limfoid, kecuali sejumlah kecil limfosit yang diangkut dalam darah
untuk sementara waktu
Leukosit dan turunannya merupakan sel dan struktur
dalam tubuh manusia yang didistribusikan keseluruh tubuh dengan fungsi utamanya
melindungi organisme terhadap invasi dan pengrusakan oleh mikro organisme dan
benda asing lainnya Sel-sel limfosit
ini, mempunyai kemampuan untuk membedakan dirinya sendiri (makromolekuler
organisme sendiri) dari yang bukan diri sendiri (benda asing) dan mengatur
penghancuran dan inaktivasi dari benda asing yang mungkin merupakan molekul
yang terisolasi atau bagian dari mikro organisme Semua leukosit berasal dari
sum-sum tulang. kemudian mengalami kematangan pada organ limfoid lainnya.
Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan
utama dari leukosit atau sel darah putih. Batas normal dari sel darah putih
adalah 4.000-10.000/mm3. Lima jenis sel darah putih yang sudah
diidentifikasikan dalam darah perifer adalah :
- netrofil (55% dari total)
- eosinofil (1%-2%)
- basofil (0,5%-1%)
- mnosit (6%)
- limfosit (36%)
Leukosit bertanggung jawab
terhadap sistem
imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing
dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid
atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita
penyakit leukimia,
sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
Netrofil, eosinofil, dan basofil juga
dinamakan granulosit, artinya sel dengan
granula dalam sitoplasmanya. Eosinofil mempunyai fungsi fagosit lemah
yang tidak dipahami secara jelas. Mereka
kelihatannya berfungsi pada reaksi antigen-antibodi dan meningkat pada serangan
asma, reaksi obat-obatan, dan infestasi parasit tertentu. Basofil membawa
heparin, factor-faktor pengaktifan histamine dan platelet dalam
granula-granulanya untuk menimbulkan peradangan pada jaringan. Fungsi mereka
yang sebenarnya tidak dketahui dengan pasti. Kadar basofil yang meningkat
(basofilia) ditemukan pada gangguan mieloproliferatif, yaitu gangguan
proliferatif dari sel-sel pembentuk darah.
Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel darah
putih. Didalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata
5.000-9.000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut
leukositosis, bilakurang dari 5.000 disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop
cahaya maka sel darah putih mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam
keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai
bentuk inti yang bervariasi, Yang tidak mempunyai granula, sitoplasmanya
homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis
leukosit agranuler : linfosit sel kecil, sitoplasma sedikit; monosit sel agak
besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis leukosir
granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (atau eosinofil) yang dapat
dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan asam.
Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat dalam jenis leukosit
tertentu dan pada sebagian besar prekursor (pra zatnya).
Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan
seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Leukosit dapat
melakukan gerakan amuboid dan melalui proses diapedesis lekosit dapat
meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus
kedalam jaringan penyambung. Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang
dewasa normal adalah 4.000-11.000, waktu lahir 15.000-25.000, dan menjelang
hari ke empat turun sampai 12.000, pada usia 4 tahun sesuai jumlah normal.
Variasi kuantitatif dalam sel-sel darah
putih tergantung pada usia. waktu lahir, 4 tahun dan pada usia 14 -15 tahun
persentase khas dewasa tercapai. Bila memeriksa variasi Fisiologi dan Patologi
sel-sel darah tidak hanya persentase tetapi juga jumlah absolut masing-masing
jenis per unit volume darah harus diambil.
No comments