Ekologi Tanaman Alelopati
Ekosistem adalah suatu
sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi.
Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos.
Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, dan logos artinya ilmu. Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul
pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan atarmakhluk hidup dan
dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya (Anonim2009 : 1).
Para ahli ekologi mempelajari hal
berikut : pertama, perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu
ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang
menyebabkannya. Kedua, perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda
dalam faktor-faktor yang menyebabkannya. Dan ketiga, terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies)
makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk
suatu kesatuan yang teratur (Anonim2009 : 1).
Alelopati merupakan sebuah fenomena
yang berupa bentuk interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk
hidup lainnya melalui senyawa kimia (Rohman dan I wayan Sumberartha, 2001).
Sedangkan menurut Odum (1971) dalam Rohman dan I wayan Sumberartha (2001)
alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang
menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang
tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh
Molisch pada tahun 1937 yang diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu
jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan
jenis-jenis lainnya. Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain
merupakan akibat adanya suatu senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu
jenis tumbuhan (Anonim 2009 : 1).
Zat-zat kimia atau bahan organik
yang bersifat allelopathy dapat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan
pengaruhnya terhadap tumbuhan atau tanaman lain, yaitu autotoxin, yaitu
zat kimia bersifat allelopathy dari suatu tumbuhan yang dapat mematikan
atau menghambat pertumbuhan anaknya sendiri atau individu lain yang sama
jenisnya dan antitoxic, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari
suatu tumbuhan yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan tumbuhan lain
yang berbeda jenisnya (Indrianto 2006).
Zat-zat
kimia atau bahan organik yang bersifat allelopathy dilepaskan oleh
tumbuhan penghasilnya ke lingkungan tumbuhan lain melalui beberapa cara antara
lain melalui serasah yang telah jatuh kemudian membusuk, melalui pencucian daun
atau batang oleh air hujan, melalui penguapan dari permukaan organ-organ
tumbuhan, dan eksudasi melalui akar (root exudation) ke dalam tanah.
Contoh jenis tumbuhan yang mengeluarkan zat kimia bersifat allelopatyy melalui
daun, misalnya Adenostena fasciculatum, Eucalyptus globules,
Camelina alyssum, Erenophylla
mitchellii, yang mengeluarkan zat allelopathy melalui perakaran
misalnya gandum, gandum hitam, dan apel, sedangkan yang mengeluarkan zat Allelopathy
melalui pembusukan nisalnya Helianthus, Aster, dan Agropyron repens (Indrianto
2006).
No comments