Gulma yang Berpotensi Sebagai Alelopati
Mekanisme penekanan pertumbuhan tanaman akibat adanya
zat ekskresi tertentu dari tumbuhan lain disebut alelopati. Misalnya gembung
rambat mengeluarkan zat ekskresi yang mengandung fenol dan flavon yang dapat
mengakibatkan tertekannya pertumbuhan tanaman karet. Selain tanaman ini, gulma
lain yang diduga menimbulkan efek alelopati terhadap tanaman karet adalah alang
(Imperata cylindrica L.), dan teki (Cyperus rotundus L.) (Nasution, 1986).
Senyawa–senyawa kimia
yang berpotensi alelopati dapat ditemukan disetiap organ tumbuhan antara lain
terdapat pada daun , akar, batang, rhizom, buah biji dan umbi serta bagian
bagian tumbuhan yang membusuk.Umumnya
senyawa yang dikeluarkan adalah dari golongan fenol (Sukman dan Yakup, 1995).
Jenis-jenis gulma yang berpotensi mengeluarkan
senyawa alelopati adalah cukup besar jumlahnya. Alelopati dapat meningkatkan
agresivitas gulma didalam hubungan interaksi antara gulma dan tanaman pangan
ataupun dalam pola-pola penguasaan di habitat dalam melalui eksudat yang
dikeluarkannya, yang tercuci, yang teruapkan, atau melalui hasil pembusukan
bagian-bagian organnya yang telah mati. Meskipun telah banyak para ahli gulma
yang mempelajari kompetisi antara gulma dan tanaman budidaya, tetapi jarang
sekali yang mempertimbangkan kemungkinan alelopati sebagai salah satu mekanisme
didalam proses interaksi ini. Beberapa jenis gulma menahun yang sangat agresif
termasuk Agropuran repens, Cirsium
arvense, Sorgum halepens, Ciperus khususnya melalui rotundus, dan Imperata cylindrica mempunyai pengaruh alelopati,
khususnya melalui senyawa beracun yang dikeluarkan dari organnya yang telah
mati. Terdapat juga jenis-jenis gulma semusim yang memiliki kemampuan yang sama
seperti pada setaria yang bagian- bagian organnya yang telah mati sangat
menghambat pertunbuhan jagung. Isolasi senyawa kimia dari jenis-jenis gulma ini
masih diperlukan untuk membuktikan hasil pengamatan dilapangan. Sebagai
contohnya: Pada umumnya, semua ekstrak tumbuh-tumbuhan dalam konsentrasi yang
cukup tinggi akan bersifat racun dan belum berarti mempunyai alelopati
(Sastroutomo, 1990).
No comments