TEKNIK BUDIDAYA C. rotundus.
Secara umum C.
rotundus belum dibudidayakan. Namun berikut penguraian bagaimana cara
mendapatkan rimpang teki dengan hasil yang maksimal walau bukan dari lahan
pertanian yang khusus membudidayakan C.
rotundus.
2.3.1.
Persiapan bahan tanam
Oleh karena belum ada
pembudidayaan tanaman ini, tidak ada bahan tanam yang khusus. Namun perlu
diketahui bahwa rumput teki dapat memperbanyak diri dengan 2 cara yaitu dengan
generatif melalui biji dan dengan vegetatif melalui umbi. Rumput teki jarang
mereproduksi dengan biji, tetapi lebih umum reproduksi secara vegetatif yaitu menggunakan umbi bawah tanah. Umbi
berfungsi sebagai organ perenniating oleh karbohidrat menyimpan dalam siklus
reproduksi berkelanjutan. Rumput teki menghasilkan suatu sistem rimpang dan
umbi-umbian yang kompleks di bawah tanah. Pembentukan umbi dimulai dari 4 sampai
6 minggu setelah munculnya kecambah. Ketika rumput teki dibudidayakan di sebidang
lahan tanpa gangguan dari tanaman lain, tanaman ini diperkirakan menghasilkan 10-30
juta umbi per ha dalam satu musim. Umur umbi bertahan hidup meningkat seiring
peningkatan kedalaman tanah. Pengeringan dan suhu ekstrem dapat membunuh rumput
teki.
2.3.2.
Persiapan lahan
Rumput teki dapat
tumbuh di hampir semua
jenis tanah, melalui berbagai tanah, pH air dan elevasi. Biasanya rumput teki
dapat diambil dari alam, dari lahan-lahan pertanian.
2.3.3.
Penanaman
Oleh karena belum ada
pembudidayaan tanaman ini, biasanya tanaman ini tidak ditanam secara sengaja.
2.3.4.
Pemeliharaan
Rumput teki tidak
memerlukan pemeliharaan khusus, karena statusnya sebagai gulma, atau tanaman
liar. Rumput teki memiliki adaptasi yang luar biasa terhadap lingkungan.
2.3.5.
Pemanenan
Pemanenan gulma sebagai
obat sebaiknya dilakukan pada saat siang setelah pukul 11.00 karena saat itu
bahan aktif yang terkandung di dalamnya sedang terakumulasi. Akan tetapi, untuk
jenis gulma yang mengandung minyak asiri, pemanenan sebaiknya dilakukan sebelum
matahari tinggi, yaitu di bawah pukul 09.00 atau pada pukul 16.00-17.00. Pada
saat itu cuaca tidak terlalu panas. Bila pemanenan dilakukan pada saat cuaca
panas maka akan terjadi penguapan minyak atsiri yang dikandung tanaman
tersebut.
Tanaman yang dipakai
untuk obat sebaiknya merupakan tanaman yang sehat, tidak ada kerusakan akibat
serangan serangga, berwarna cerah, dan tumbuh secara normal serta bebas
pencemaran pestisida. Tanaman yang baru disemprot pestisida akan meninggalkan
residu yang tidak diinginkan.
Pengambilan bagian
tanaman bila yang dibutuhkan akarnya, jangan dipilih tanaman yang mengelompok,
karena akarnya akan jauh lebih kecil dibandingkan tanaman yang tumbuh
menyendiri.
2.3.6.
Pasca Panen
Pengolahan tanaman
setelah pemanenan yaitu:
·
Tanaman sebaiknya dicuci
dengan bersih.
Bahan
harus benar-benar bersih dari kotoran dan tanaman lainnya yang tidak
bermanfaat. Bila akan dimanfaatkan dalam keadaan segar, sebaiknya dicuci dengan
air mengalir sehingga kotoran yang menempel akan terbawa.
·
Setelah dibersihkan
dari kotoran, tanaman dikeringkan.
Pengeringan
yang baik dilakukan secara alamiah dengan memanfaatkan sinar matahari. Proses
pengeringan bagian akar sebaiknya dilakukan langung di bawah sinar matahari.
Sementara untuk bagian daun sebaiknya dilakukan dibawah naungan atau
dikeringanginkan. Pada waktu penjemuran, bahan jangan sampai ditumpuk terlalu
tinggi, tetapi disebarkan secara merata. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
fermentasi atau pembusukan.
Apabila bahan telah
kering secara sempurna, sebaiknya dikemas dalam wadah atau plastik kedap udara
untuk menjaga kestabilan kadar air bahan. Bahan yang kadar airnya terjaga dapat
disimpan dalam waktu yang cukup lama apabila ruang penyimpanannya memiliki
sirkulai udara yang baik. Faktor kelembaban sangat berpengaruh terhadap kadar
air bahan karena akan mempercepat proses kerusakan.
No comments