Enumerasi Bakteri, Cendawan, Dan Aktinomisetes
Tanah merupakan suatu ekosistem yang mengandung berbagai jenis
mikroba dengan morfologi dan sifat fisiologi yang berbeda-beda. Jumlah
tiap kelompok mikroba sangat bervariasi, ada yang hanya terdiri atas
beberapa individu, ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per g tanah.
Banyaknya mikroba berpengaruh terhadap sifat kimia dan fisik tanah serta
pertumbuhan tanaman. Dengan mengetahui jumlah dan aktivitas mikroba di
dalam suatu tanah dapat diketahui apakah tanah tersebut termasuk subur
atau tidak karena populasi mikroba yang tinggi menunjukkan adanya suplai
makanan/energi yang cukup, suhu yang sesuai, ketersediaan air yang
cukup, dan kondisi ekologi tanah yang mendukung perkembangan mikroba.
Mikroba tanah dapat diisolasi dan ditumbuhkan pada medium buatan.
Pertumbuhan suatu jenis mikroba dapat dikenali pada medium dengan
substrat khusus dan pemakaian zat penghambat. Jumlah mikroba yang
tumbuh pada medium tertentu ditunjukkan oleh colony forming units (CFU)
atau satuan bentuk koloni.
Bakteri adalah organisme prokariotik bersel tunggal dengan jumlah
kelompok paling banyak dan dijumpai di tiap ekosistem terestrial. Walaupun
ukurannya lebih kecil daripada aktinomisetes dan jamur, bakteri memiliki
kemampuan metabolik lebih beragam dan memegang peranan penting
dalam pembentukan tanah, dekomposisi bahan organik, remediasi tanahtanah
tercemar, transformasi unsur hara, berintegrasi secara mutualistik
dengan tanaman, dan juga sebagai penyebab penyakit tanaman.
Teknik cawan pengenceran adalah suatu cara yang biasa digunakan
untuk menghitung dan mempelajari populasi bakteri tanah yang beragam
dan perubahan kerapatan populasinya. Beberapa medium yang banyak
digunakan adalah agar ekstrak tanah (soil extract agar), trypticase soy agar
(TSA), dan nutrient agar (NA).
Larkin (1972) melaporkan bahwa medium peptonized milk-actidion
agar (PMA) secara nyata lebih baik dari TSA atau SE untuk menghitung
jumlah bakteri (Tabel 1). Beberapa keuntungan bila menggunakan PMA
adalah dapat diulang (reproducible), tidak mudah terkontaminasi oleh
cendawan dan aktinomisetes, dan sedikit koloni yang menyebar. Medium ini
juga meningkatkan jumlah koloni berpigmen seperti oranye, merah, kuning,
dan ungu. Ukuran koloni hampir sama dengan koloni pada medium SE
agar.
11
Cendawan (fungi) adalah mikroorganisme eukariotik yang berbentuk
filamen. Cendawan biasanya terdapat pada tempat-tempat yang banyak
mengandung substrat organik. Peran cendawan dalam suatu ekosistem
biasanya sebagai perombak bahan organik, agen penyakit, simbion yang
menguntungkan, dan agen agregasi tanah. Metode agar cawan merupakan
cara yang biasa digunakan untuk menghitung total cendawan karena baik
untuk mikroorgaisme berspora dan cendawan lebih cepat tumbuh.
Tabel 1. Jumlah bakteri rata-rata yang ditumbuhkan pada medium PMA,
TSA, dan SE dari berbagai jenis tanah*)
Sumber contoh Rata-rata jumlah bakteri (x 105)
PMA SE TSA
Tanah gurun
- Iron Spring, Ariz 530 163 88
- Toyahvale, Tex 700 74 31
Tanah subur
- Oak grove 97 33 28
- Halaman 67 16
Padang rumput 650 350 55
Lumpur
- Elbow Bayou 280 163
*) Sumber: Larkin (1972)
- PMA (peptonized milk-actidione agar), SE (soil extract agar dengan glukosa), TSA
(tripticase soy agar).
Aktinomisetes adalah kelompok mikroorganisme yang berada di
antara bakteri dan cendawan. Aktinomisetes mempunyai miselium yang
sangat halus dan tidak bersekat. Koloni aktinomisetes pada medium agar
biasanya kohesif atau sangat lekat. Pada kebanyakan tanah, jumlah
aktinomisetes dapat mencapai 10–25% dari total mikroba pada cawan agar
bahkan ada yang melebihi 50%.
Ottow & Glathe (1968) mengembangkan medium sederhana rose
bengal-malt extract agar untuk enumerasi cendawan dan aktinomisetes
secara bersamaan. Keuntungan pemakaiannya adalah medium ini mampu
mendeteksi koloni kecil aktinomisetes pada medium, dengan karakteristik
bentuk bulat dan seragam, dan berwarna merah muda. Tabel 2 menyajikan
hasil pengujian medium rose bengal-malt extract agar dan beberapa
medium lain untuk menghitung total cendawan dan aktinomisetes.
Tabel 2. Total aktinomisetes dan cendawan dari profil tanah
12
braunerde, gley dan pseudogley dengan metode cawan hitung*)
Keterangan
2% Malt
extract
agar
Rose bengal-
Malt extract agar
Glycerol-
Glycineagar
Glucose-
Asparagin
e agar
Oatmeal
agar
Cendawan Aktinomisetes
Total 60,05 64,27 19,52 20,68 17,69 12,31
*) Sumber: Ottow & Glathe (1968)
- Jumlah aktinomisetes dikalikan 106 yang mewakili jumlah aktinomisetes per g
tanah kering oven. Jumlah cendawan dikalikan 104
Total aktinomisetes tertinggi dihasilkan oleh medium Glycerol-Glycine
agar yang diikuti oleh medium rose bengal-malt extract agar. Pada glycerolglycine
agar, aktinomisetes dan bakteri tampak sebagai koloni putih dan
sulit dibedakan. Sedangkan pada rose bengal-malt extract agar, hanya
sedikit bakteri yang tumbuh. Pada medium ini total cendawan yang
diperoleh juga lebih besar dibandingkan dengan medium cendawan yang
lain, sehingga medium ini dapat dipilih untuk enumerasi cendawan dan
aktinomisetes.
2.2.1 Prinsip
Teknik yang banyak digunakan untuk menghitung total mikroba tanah
adalah metode agar cawan. Metode agar cawan biasa disebut juga cawan
pengenceran (dilution-plate atau dilution-count). Prinsip dasar metode
cawan pengenceran adalah tiap sel mikroba yang hidup dalam suspensi
tanah akan berkembang dan membentuk suatu koloni dalam kondisi
lingkungan yang sesuai. Asumsi utama dari metode agar cawan ini adalah
penyebaran contoh merata, medium tumbuh cocok dengan mikroba, dan
tidak ada interaksi antara mikroba pada medium. Hitungan total yang
diperoleh menunjukkan jumlah sel yang berkembang pada medium yang
dipakai pada kondisi inkubasi tertentu.
Untuk menumbuhkan mikroba hasil pengenceran di dalam cawan
Petri dapat dilakukan dengan metode sebar (spread plate count) atau
metode tuang (pour plate count). Metode tuang dilakukan dengan cara
menuang 20 ml medium steril dengan suhu kira-kira 45-500C di atas 1 ml
inokulum yang sudah dimasukkan ke dalam cawan Petri steril. Selanjutnya
cawan Petri tersebut digoyang berputar dengan tangan di atas permukaan
meja, lalu didinginkan biar agar menjadi beku.
Metode sebar dilakukan dengan cara menuang 20 ml medium steril
terlebih dahulu ke dalam cawan Petri dan dibiarkan menjadi dingin.
13
Selanjutnya inokulum diinokulasikan di tengah cawan Petri dan disebar
dengan batang penyebar yang terlebih dahulu disterilisasi dengan etanol
dan dibakar.
No comments