FOTOSINTESIS
Fotosintesis berasal dari kata
foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi
fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2
menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis
hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang
berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. (Kimball, 2002)
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang
dilakukan tumbuhan,
alga, dan beberapa
jenis bakteri
untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam
fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga
berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.
Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya)
disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam
fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul
penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon
adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan
oleh sejumlah bakteri belerang.
Fotosintesis dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang dimiliki
oleh tumbuhan hijau dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang
mampu mensintesis makanannya sendiri disebut sebagai organisme autrotof.
Autotrof dalam rantai makanan menduduki sebagai produsen. Pada prinsinya
komponen yang dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis adalah CO2 yang
berasal dari udara dan H2O yang diserap dari dalam tanah. Selain itu
sesuai dengan namanya, foto “cahaya” reaksi ini membutuhkan cahaya matari sebagai
energi dalam pembuatan atau sintesis produk (senyawa gula dan oksigen).
Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam
molekul karobondioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi
cahaya matahari untuk dirubah menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul
oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari proses
fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya matahari
dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa merupakan
senyawa karbon yang nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel
untuk membentuk senyawa kimia lain yang sangat penting bagi organisme tersebut,
seperti DNA, protein, gula dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan
energi kimia yang tersimpan dalam ikatan kimia di antara atom-atom penyusun
glukosa sebagai sumber energi dalam proses-proses di dalam tubuh.
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas (Chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau, termasuk batang dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum aktifitas fotosintesis terjadi di dalam daun. Michael W. Davidson dalam websetnya menyatakan bahwa kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah juta per milimeter persegi.
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas (Chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau, termasuk batang dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum aktifitas fotosintesis terjadi di dalam daun. Michael W. Davidson dalam websetnya menyatakan bahwa kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah juta per milimeter persegi.
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi
gelap. Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di
dalam kloroplas menyerap energi cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi
energi kimia yang disimpan dalam ikatan kimia penyusun glukosa. Energi yang
diserap merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan terlibat dalam
serangkaian rantai reaksi yang disebut transpot elektron. Menurut Stone (2004),
air melalui reaksi terang akan dipecah (fotolisis) menjadi proton, elektron dan
O2. Proton dan elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini bergabung
dengan senyawa aseptor elektron NADP+ (nikotinamide adenosine dinucleotide
phosphate) membentuk NADPH. Beberapa proton bergerak melalui membran kloroplas
, dan energi yang dibentuk berupa ATP (Adenosine triphospat). NADPH dan ATP
adalah komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus Calvin), yang merubah molekul
CO2 menjadi molekul gula berantai karobon tiga. energi kimia hasil
konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut.
Karbohidrat merupakan senyawa
karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat
sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan
polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan
lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri
dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan
sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi
dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya
matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan
untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu
melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam
daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari.(Dwidjoseputro,1986)
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum. (Malcome, 1990)
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum. (Malcome, 1990)
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi
yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul
organik seperti karbohidrat. Untuk tujuan praktis, satu-satunya sumber molekul
bahan bakar yang menjadi tempat begantung seluruh kehidupan adalah
fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke dalam
reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan
(glukosa) yang berbahan baku karbondioksida dan air.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang
bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi matahari untuk menyintesis
molekul-molekul organik kaya energi dari precursor organik H2O dan
CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu
memerlukan suplay senyawa-senyawa organik dari lingkungan (tumbuhan) karena
hewan dan manusia tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan
manusia bergantung pada organisme autotrof.
(http://metabolismelink.freehostia.com)
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel
plastid yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung
kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang
(palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons). Di dalam kloroplas
terdapat klorofil pada protein integral membrane tilakoid. Klorofil dapat
dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil a merupakan hijau rumput
(green grass pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan.
Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b
merupakan pigmen hijau-kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan merah
kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau dan
beberapa bakteri autotrof.
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada
umumnya kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang
butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada
dua macam klorofil, yaitu:
klorofil-a : C55H72O5N4Mg,
berwarna hijau tua
klorofil-b
: C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda
Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg
sebagai inti. Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat
darah), di mana intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil; terdapat suatu
rangkaian yang disebut fitil yang dapat terlepas menjadi fitol C2H39OH,
jika kena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil
(suka asam lemak), sedangkan biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil
(suka akan air). (Dwidjoseputro, 1994:18)
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil:
1.
Faktor pembawaan.
Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di dalam kromosom.
2.
Cahaya.
Terlalu banyak
sinar berpengaruh buruk kepada klorofil. Larutan yang dihadapkan kepada sinar
kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juag dapat kita lihat pada daun-daun
yang terus terkena kena sinar langsung warna mereka menjadi hijau
kekuning-kuningan.
3.
Oksigen
4.
Karbohidrat.
Dengan tiada
pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan klorofil, meskipun
faktor-faktor lain cukup.
5.
Nitrogen Magnesium.
Besi yang
menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu condition sinc qua non (kehausan).
Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis kepada
tumbuhan.
6.
Air.
Air merupakan
faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari klorofil
seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering.
7.
Unsur-unsur Mn, Cu, Zn, meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit
sekali, membantu pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman
akan mengalami klorosis juga.
8.
Temperatur antara 3o-48oC merupakan suatu kondisi
yang baik untuk pembentukan klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang
paling baik ialah antara 26o-30oC.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
- Intensitas
cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya. - Konsentrasi
karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. - Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. - Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. - Kadar
fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang. - Tahap
pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil
yang berwarna hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang
dan bacteria, berwarna coklat, merah dan ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya
pigmen lain di samping klorofil, yaitu pigmen pelengkap, seperti karotenoid
yang berwarna kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang berwarna biru atau
merah (Muhammad Wirahadikusumah, 1985: 99)
Pada tahun 1962, Gustav Julius Von Sachs, membuktikan bahwa pada
fotosintesis terbentuk karbohidrat amilum. Adanya amilum dapat dibuktikan
dengan pengujian dengan yodium, amilum dengan yodium memberikan warna hitam.
Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang hijau dan terkena sinar.
Pada percobaaan Sachs, A daun yang sebagian tertutup x, terkena sinar
sepanjang hari. B daun tersebut setelah dipetik, direbus, direndam dalam
alcohol untuk melarutkan klorofilnya dan setelah itu dicelup dalam larutan
yodium. Bagian yang tertutup tampak putih (berarti tanpa amilum), sedang daerah
sekitarnya berwarna hitam yang menunjukkan adanya amilum.
Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali
melakukan penelitian tentang fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799).
Ingenhousz memasukkan tumbuhan air Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang
diisi air. Bejana gelas itu ditutup denagn corong terbalik dan diatasnya di
beri tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik
matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut.
Gelembung udara tersebut menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah
oksigen. Ingenhousz menyimpulkan fotosintesis menghasilkan oksigen.
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi
fotosintesis harus daun tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu
dalam penyerapan cahaya dan difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan
air yang berlebihan melalui stomata dan epidermis. Jumlah besar kloroplas dalam
sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan fotosintetik utama. Ruang antara
spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun izin difusi gas
gratis. Turgor sel penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan
atmosfer. Kutikula pada berlapis tunggal transparan epidermis atas dan bawah
melindungi daun dari pengeringan dan infeksi.
No comments