Perhitungan Mikroba
Beratus-ratus spesies dapat menghuni
bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit
karena kita ketahui banyak terdapat mikroorganisme seperti bakteri, virus,
jamur dan protozoa dilingkungan (Pelczar
& Chan, 1986). Untuk melihat seberapa banyak jumlah bakteri yang terdapat
pada lingkungan khususnya laut dapat kita ketahui dengan metode perhitungan
mikroba.
Banyak tersedia metode untuk
menganalisa jumlah mikroorganisme dalam suatu sampel, diantaranya adalah
plate count (spread plate, pour plate, spiral plate), membrane filtration,
MPN, menghitung langsung dengan Petroff Hausser ataupun cara lainnya (misalnya
aktivitas metabolik, turbidimetri, berat kering dll.). Namun dalam ulasan ini
lebih ditekankan pada metode yang memerlukan penghitungan koloni pada cawan
petri, seperti membrane filtration, spread plate, pour plate, plate count
agar dan lain-lain. Oleh karena itu maka perlu diadakan praktek lapang
mikrobiologi laut untuk mengetahui cara perhitungan bakteri dengan metode plate count dengan menggunakan berbagai
jenis sampel yang berbeda untuk mengetahui jumlah koloni bakteri dan jamur.
Pemahaman tentang satuan dalam
menghitung sel mikroba khususnya bakteri adalah sangat penting. Pada hasil
akhir penghitungan bakteri pada cawan digunakan satuan CFU’s/volume atau berat.
CFU’s adalah singkatan
dari Coloni Forming Unit’s yang artinya unit-unit / satuan pembentuk koloni.
Yang dimaksud satuan pembentuk koloni adalah sel tunggal atau sekumpulan sel
yang jika ditumbuhkan dalam cawan akan membentuk satu koloni tunggal. Pada
dasarnya sel tersebar homogen pada sampel, tetapi ada jenis bakteri yang memang
pembelahan selnya dapat terpisah baik sehingga tersebar merata tiap sel dan ada
pula bakteri yang setelah membelah sel anakan masih menempel pada induknya,
seperti halnya yang terjadi pada streptococcus, diplococcus, sarcina dll.
sehingga penyebarannya berkelompok-kelompok. Pada jenis yang seperti ini jika
tersebar merata dalam kelompok-kelompok sel maka pertumbuhan menjadi koloni
tunggal bukan berasal dari satu sel saja melainkan dari beberapa sel (Anonim,
2010).
Menurut Anonim (2010), Hal-hal
penting yang harus dipikirkan matang sebelum menganalisa sampel untuk diketahui
jumlah mikroorganismenya adalah:
- Memperkirakan
jumlah mikroorganisme yang ada dalam sampel per satuan volum.
- Memilih
metode yang cocok sehingga dihasilkan data yang akurat.
- Mengetahui
jenis/golongan mikroorganisme yang akan dihitung, misalnya bermaksud akan
menghitung yeast, bakteri, atau bakteri genus tertentu saja.
- Menentukan media pertumbuhan yang cocok.
- Benar-benar mengetahui perbedaan morfologi koloni antara bakteri, yeast
dan molds.
- Mencari
tahu standar/ batas ambang/ jumlah maksimum aman jika sample yang
dianalisa memerlukan referensi tersebut.
- Memperkirakan
jumlah sampel (volum/berat) yang perlu ditampung pada saat pengambilan
sampel yang disesuaikan dengan sample size dari metode teretentu.
Seorang
mikrobiologiwan sebaiknya mampu memprediksi jumlah sel mikroba dalam suatu
sampel tertentu atau yang disebut dengan cell density sebelum
menganalisanya. Densitas sel sangat tergantung dari jenis sample. Kemampuan
mengira-ira ini dapat diperoleh dari pengalaman, membaca atau bahkan bagi yang
“expert” didapat dari perasaan. Fungsi utama memperkirakan densitas sel
ini adalah untuk menentukan perlu atau tidaknya dilakukan pengenceran atau
untuk menentukan jumlah sampel yang akan dianalisa. Keputusan ini adalah sangat
penting (Anonim, 2010).
Sebagai pijakan awal, harus
diketahui bahwa hasil yang paling baik adalah antara 30-300 koloni per cawan ,
ada juga yang menyebutkan 25-250 koloni per cawan. Hal ini ditujukan untuk
meminimalisir kemungkinan-kemungkinan kesalahan dalam proses analisa, terutama statistical
error (Anonim, 2010).
Syarat perhitungan jumlah bakteri
adalah (Pangastuti dan
Triwibowo, 1996).:
a.
Jumlah koloni tiap petri dish antara 30-300 koloni, bila
tidak ada, dipilih yang mendekati.
b.
Tidak ada spreader
(koloni yang menutup lebih dan setengah luas petri dish).
c.
Bila perbandingan jumlah bakteri antara pengenceran yang
lebih besar dengan pengenceran sebelumnya <2, hasilnya dirata-rata, tetapi
bila> 2, yang dipakai jumlah bakteri dan pengenceran sebelumnya.
d.
Bila dengan ulangan dan hasil memenuhi syarat, hasilnya
dirata-rata
Menurut
Suriawiria (1985) bahwa cara perhitungan yang paling umum digunakan yaitu :
a.
Pengenceran
Dengan pengenceran
disiapkan beberapa buah tabung yang berisi aquades steril sebanyak 9 ml. kepada
masing-masing tabung kemudian ditambahkan 1 ml sampel yang mau diterimah secara
bertahap yaitu
1)
1
ml sampel kedalam tabung pertama hingga konsentrasi larutan dalam tabung
pertama menjadi 10 -1.
2)
1
ml d ari tabung pertama ketabung kedua, hingga konsentrasi larutan dalam tabung
kedua menjadi 10 -2.
Dari tiap-tiap
tabung kemudian diambil 1 ml larutan dan ditambahkan kedalam cawan Petri yang
berisi media padat. Pertumbuhan koloni yang kemudian tumbuh pada tiap-tiap
cawan dihitung. Didalam cara perhitungan ini harus diperhitungkan factor-faktor
kerapatan koloni. Karena kalau pertumbuhan terlalu rapat maka biasanya sulit
dipertanggug kawabkan hasilnya. Juga pertumbuhan yang terlalu jarang.
b.
Penggunaan
ruang penghitung
Yaitu hasil pengenceran tidak
ditanamkan kedalam cawan yang berisi media, tetapi ditetaskan dalam ruang
penghitung. Pemeriksaan selanjutnya dibawah mikroskop terhadap sel mikroba yang
terdapat dalam kolom-kolom penghitung. Perhitungan langsung melalui alat ruang
hitung memiliki keuntungan dan kerugiannya. Keuntungannya yaitu bahwa sel
mikroba baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati akan terhitung secara
langsung. Sedangkan kerugiannya kesalahan menghitung akan didapatkan kalau
system pegencerannya tidak homogen lagi.
c.
Penggunaan
turbidimeter.
Cara ini merupakan perhitungan
kerapatan suatu materi (sel) didalam larutan yang diberi cahaya. Kualitas bias
suatu cahaya dapat dilakukan identil dengan kerapatan materi sel yang berada
dalam larutan.
Analisis mikrobiologi meliputi
perhitungan jumlah bakteri (Dinoto, 2005).
bakteri dihitung secara tidak langsung dengan membuat taburan dalam cawan
petri. Pada mulanya dibuat pengenceran
bahan dengan kelipatan 10. Dan masing-masing pengenceran diambil 1 ml dan
dituangkan ke dalam cawan petri. Untuk menghitung bakteri digunakan medium
nutrien agar, Dalam penentuan ini dibuat seri pengenceran dan 10-5 sampai
10-7. Setelah diinkubasi dihitung jumlah koloni bakteri dalam tiap gram berat kering bahan.
Sedang waktu inkubasi yang dibutuhkan 24 jam (Pangastuti dan Triwibowo, 1996).
No comments