BIOTEKNOLOGI MIKROORGANISME
Penghasil Bahan Makanan
Beberapa
jenis jamur dapat digunakan untuk menghasilkan zat pewarna makanan. Jamur
Neurospora sitophila (jamur pada oncom) misalnya, dapat menghasilkan zat warna
merah atau oranye. Zat warna ini merupakan zat pewarna alami yang lebih aman
dibandingkan dengan pewarna buatan karena tidak mengandung bahan sintetis.
Pada
pembuatan roti, khamir/ragi Saccharomyces ditambahkan ke dalam adonan tepung
gandum sehingga terjadi proses fermentasi (tidak membutuhkan oksigen besar). Persamaan reaksi fermentasi adalah sebagai
berikut:
C6H12O6 +
ragi = 2CO2 + 2H5OH + energi
Gelembung-gelembung gas CO2 yang terbentuk
berguna untuk mengembangkan adonan roti, sedangkan alkohol dibiarkan menguap.
Proses pembuatan tuak dan bir juga
demikian. Bahan baku tuak dapat berupa ketan, sedangkan bahan baku pembuatan
bir berupa biji padi-padian yang dikecambahkan dahulu kemudian dikeringkan.
Kecambah yang kering ini kemudian dibuat tepung dan akhirnya diberi ragi
sehingga terjadi proses fermentasi. Asam cuka dapat diproduksi melalui
pertolongan bakteri asam cuka (acetobacter). Bahannya berupa gula, yang diubah
menjadi asam cuka. Air nira (mengandung gula) juga dapat berubah menjadi asam
cuka setelah disimpan beberapa lama, karena aktivitas bakteri asam cuka.
Penghasil Protein Sel Tunggal (PST)
PST
merupakan protein yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan berada di dalam sel
mikroorganisme tersebut. Protein ini beratnya mencapai 80% dari berat total
sel. Mikroorganisme tersebut meliputi ganggang dan bakteri. Mikroorganisme
memiliki kemampuan reproduksi sangat cepat, sehingga dapat dihasilkan protein
dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat. Contoh dari mikroorganisme
penghasil protein sel tunggal adalah:
l
Bakteri
Methylophyllus methylotropus. Protein dari bakteri ini memilikki kandungan asam
nukleat yang tinggi dan sulit dicerna oleh manusia, sehingga diolah menjadi
makanan ternak
l
Gangga
hijau Chlorella. Ganggang hijau yang hidup di air tawar ini menghasilkan
protein yang dimanfaatkan untuk obat atau makanan tambahan (suplemen). Selain
Chlorella, ganggang spirulina juga diketahui merupakan sumber protein sel
tunggal. Spirullina memiliki kandungan asam nukleat yang rendah.
Penghasil Energi
Beberapa
mikroorganisme melakukan proses fermentasi dan menghasilkan zat organik
misalnya senyawa etanol (alkohol). Pembuatan alkohol memerlukan bahan baku
berupa karbohidrat, misalnya gula tebu, singkong, atau zat tepung lainnya.
Bahan baku tersebut kemudian diberi mikroorganisme berupa sel ragi
(Saccharomyces). Sel-sel ragi merubah karbohidrat menjadi alkohol. Reaksi
tersebut juga menghasilkan karbon dioksida. Etanol merupakan bahan baku utama
dari gasohol. Gasohol adalah bahan bakar campuran bensin dengan etanol
kering/absolut. Gasohol telah mulai digunakan untuk mengurangi pemakaian bahan
bakar fosil (Anonymousa, 2008).
Sumber
energi alternatif lain adalah biogas. Biogas merupakan gas metana hasil penguraian
sampah organik secara anaerob oleh mikroorganisme. Sampah organik dimasukkan
dalam suatu tangki. Bakteri anaerob akan hidup di dalamnya dan mencerna sampah
menghasilkan metana yang kemudian disalurkan ke rumah-rumah untuk memasak
seperti halnya elpiji.
Keuntungan
penggunaan biogas antara lain biaya pengolahan mesin yang murah dibandingkan
dengan bahan bakar minyak. Sisa pemrosesan dapat digunakan sebagai pupuk, bebas
asap, dan bahan bakunya selalu melimpah.
Penghasil Antibiotik
Antibiotik
penisilin dihasilkan oleh jamur Pennicilium yang ditemukan secara tidak sengaja
oleh Alexander Flemming pada 1929. Ia mengamati bakteri yang dipeliharanya
tidak dapat hidup dalam tabung yang terkontaminasi jamur Penicillium. Flemming
menduga jamur tersebut menghasilkan zat antibiotik sehingga mikroorganisme lain
tidak dapat hidup di sekelilingnya. Setelah diteliti ternyata memang jamur ini
menghasilkan zat anti hidup yang kemudian diberi nama Penicillin. Penicillin
digunakan untuk mengobati berbagai infeksi oleh bakteri.
Untuk
membunuh bakteri yang telah kebal terhadap Penisillin digunakan jamur
Cephalosporium yang menghasilkan antibiotik sefalosporin untuk obat radang
paru-paru dan jamur Streptomyces yang menghasilkan antibiotik streptomisin
untuk obat TBC.
Sampai
sekarang, telah dikenal sekitar 100 macam antibiotik. Jenis antibiotik yang
sudah dikenal diantaranya adalah penicillin, streptomycin, tetrasiklin,
aeromisin, kioromisetin, amfisin, dan sefalosporin. Penicillin dihasilkan
oleh jamur Penicillin notatum. Demikian juga antibiotik streptomycin dihasilkan
oleh jamur Streptomyces griceus. Sementara itu, antibiotik seperti tetrasiklin
dan sefalosporin dihasilkan oleh bakteri.
Pencerna Limbah
Proses
pengolahan limbah rumah tangga dan pabrik dibantu oleh bakteri. Bakteri akan
mencerna limbah, sehingga hancuran limbah dapat dipisahkan antara endapan dan
pelarutnya. Endapan dapat diolah menjadi pupuk sedangkan airnya dapat dibuang
ke lingkungan. Dengan demikian air yang dibuang ke lingkungan sudah tidak
mengandung bahan-bahan pencemar yang meracuni lingkungan.
Macam
bakteri pencerna limbah tergantung pada jenis limbahnya. Limbah yang mengandung
senyawa organik dapat dicerna oleh bakteri metanogen (penghasil biogas). Limbah
yang mengandung logam berat dapat dicerna oleh bakteri kemolitotrof (logam
berat yang diendapkan).
Pemilih Logam dan Bijinya
Pemanfaatan
mikroorganisme untuk memisahkan logam dengan bijih logam diterapkan di tambang
logam. Ada beberapa bakteri kemosintesis yang hidup dari zat anorganik seperti
tembaga, besi, dan belerang. Bakteri kemosintesis adalah bakteri yang dapat
membuat senyawa organik dari senyawa anorganik dengan memanfaatkan energi dari
senyawa anorganik tersebut. Contoh bakteri kemosintesis diantaranya adalah: Thiobacillus
ferroxidan untuk memisahkan tembaga dari bijihnya.
Penghasil Asam Amino
Asam
amino adalah senyawa penyusun protein. Gabungan beberapa senyawa asam amino
akan membentuk molekul protein. Asam amino tersebut ada yang bersifat esensial
bagi kita. Artinya tubuh kita tidak dapat memproduksi asam amino tersebut. Asam
amino yang esensial dapat kita peroleh dari makanan atau suplemen. Contoh
bakteri yang dapat menyusun asam amino essensial: Corinebacterium glutamicum,
yang mampu menghasilkan asam glutamat.
Meningkatkan Produksi Pertanian
Di
akar tanaman polong terbentuk bintil-bintil akar karena terdapat bakteri
Rhizobium di dalamnya. Bakteri ini mampu menambat nitrogen dari udara. Sehingga
tanaman polong (kacang) memperoleh ”pupuk gratis” dari bakteri tersebut.
Tanaman memerlukan nitrogen untuk membentuk protein dan untuk pertumbuhan
tanaman. Saat ini telah ditemukan dan dikembangkan strain (galur) bakteri yang
mampu menambat nitrogen secara efektif. Strain bakteri tersebut diberi nama
legin yang dapat disimpan dan dibiakkan di dalam medium untuk dijual. Legin
disebarkan di sawah agar tanaman kedelai atau kacang dapat bersimbiosis
mutualisme dengan bakteri tersebut (Anonymousa.2008).
Hama
dan penyakit sering menyerang tanaman. Penyemprotan dengan menggunakan bahan
kimia dapat mencemari lingkungan. Di alam terdapat berbagai organisme yang
dapat menginfeksi hama. Bakteri Bacillus thuringiensis misalnya, dapat
menyerang dan mematikan ulat yang menjadi hama tanaman. Maka bakteri tersebut
dikembangbiakan, kemudian disemprotkan ke lahan pertanian agar dapat mematikan
ulat hama tanaman. Pemberantasan hama tanaman dengan memanfaatkan jasa makhluk
hidup dikenal dengan pengendalian secara biologi atau pengendalian hayati.
Bidang
Pertambangan
Kemampuan
mikroorganisme untuk memisahkan logam dan batuan merupakan bagian dari
perkembangan bioteknologi dalam dunia pertambangan mineral. Tembaga, uranium,
dan emas secara efisien dapat diekstrak oleh bakteri Thiobacillus feroxidans
dari bijihnya. Penemuan ini selain dapat meningkatkan mutu logam mineral,
juga dapat mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas
penambangan (Maulana, 2008).
Pengembangan Obat Herbal
Bahan baku obat herbal yang terbatas karena
sebagian besar bahan baku obat herbal diambil dari tanaman induknya. Sehingga
dikhawatirkan bahwa sumberdaya hayati ini akan musnah disebabkan karena adanya
kendala dalam budidayanya. Peranan bioteknologi dalam budidaya, multiplikasi,
rekayasa genetika, dan skrining mikroba endofit yang dapat menghasilkan
metabolit sekunder sangat penting dalam rangka pengembangan bahan obat yang
berasal dari tanaman obat ini. Bahkan dengan kemajuan yang pesat dalam bidang
bioteknologi ini telah dapat dihasilkan beberapa jenis tanaman transgenik yang
dapat memproduksi vaksin rekombinan.
1.
Rekayasa Genetika
Kemajuan
yang telah dicapai dalam bidang bioteknologi dan teknik DNA rekombinan telah
membantu mempercepat dan meningkatkan berbagai penelitian menuju ke arah
pemahaman tentang biosintesis dari metabolit sekunder. Berbagai penelitian
telah berhasil mengidentifikasi beberapa enzim yang berperan penting dalam
jalan metabolisme, dan telah berhasil dilakukan rekayasa dan manipulasi
terhadap enzim-enzim tersebut. Teknik rekayasa genetika dengan melakukan
transformasi genetik telah dilakukan untuk memanipulasi lebih dari 120 jenis
spesies dari sekitar 35 famili tanaman menggunakan perantara bakteri Agrobacterium
ataupun transformasi langsung (Birch RG., 1997).
Agrobacterium
tumafaciens, dan Agrobacterium rhizogenes,
merupakan bakteri gram-negatif yang terdapat di dalam tanah yang menyebabkan
tumor crown gall dan hairy root pada tanaman. Bakteri Agrobacterium
tumafaciens mengandung megaplasmid yang berperan penting dalam induksi
tumor tanaman yang diberi nama Ti plasmid. Selama proses infeksi, T-DNA
yang merupakan segmen penting dari Ti plasmid ditransfer ke dalam
nukleus sel yang terinfeksi dan terintegrasi ke dalam kromosom hospesnya.
Sedangkan bakteri A. rhizogenes dapat menginduksi proliferasi multibranched
di tempat akar yang terinfeksi sehingga disebut dengan “hairy root”.
Melalui infeksi ini dapat ditransfer T-DNA yang dikenal dengan root inducing
plasmid (Ri plasmid), dan kemudian dapat terintegrasi ke dalam kromosom
sel tanaman (Nester EW., et.al.,1984).
Kemampuan
bakteri Agrobacterium tumafaciens, dan A. rhizogenes yang
mampu masuk ke dalam nukleus dan berintegrasi ke dalam kromosom tanaman inilah
yang dimanfaatkan oleh para peneliti bioteknologi untuk melakukan modifikasi
secara genetik guna meningkatkan produksi matabolit sekunder tanaman obat, baik
tanaman dikotil ataupun monokotil. Transformasi genetik terhadap tumbuhan obat
telah banyak yang berhasil dilakukan. Beberapa diantaranya adalah transformasi
genetic menggunakan Agrobacterium tumafaciens terhadap tanaman
transgenic Azadirachta indica yang mengandung rekombinan plasmid pTiA6, Atropa
belladonna, dan Echinea purpurea dan terbukti dapat
meningkatkan komposisi alkaloid secara signifikan. Berbagai jenis tanaman lain
juga telah diteliti peningkatan kadar metabolit sekunder yang dihasilkannya
melalui transformasi genetik dengan Agrobacterium rhizogenes antara
lain adalah terhadap kultur sel/jaringan yang berasal dari tanaman Aconitum
heterophyllum, Digitalis lanata, Papaver somniferum L, dan
Solanum aviculare.
2.
Mikroba Endofit
Mikroba
endofit adalah mikroba yang hidup di dalam jaringan tanaman pada periode
tertentu dan mampu hidup dengan membentuk koloni dalam jaringan tanaman tanpa
membahayakan inangnya. Setiap tanaman tingkat tinggi dapat mengandung beberapa
mikroba endofit yang mampu menghasilkan senyawa biologi atau metabolit sekunder
yang diduga sebagai akibat koevolusi atau transfer genetik (genetic recombination)
dari tanaman inangnya ke dalam mikroba endofit. Kemampuan mikroba endofit
memproduksi senyawa metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya merupakan
peluang yang sangat besar dan dapat diandalkan untuk memproduksi metabolit
sekunder dari mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman inangnya tersebut.
Dari
sekitar 300.000 jenis tanaman yang tersebar di muka bumi ini, masing-masing
tanaman mengandung satu atau lebih mikroba endofit yang terdiri dari bakteri
dan jamur. Sehingga apabila endofit yang diisolasi dari suatu tanaman obat
dapat menghasilkan alkaloid atau metabolit sekunder sama dengan tanaman aslinya
atau bahkan dalam jumlah yang lebih tinggi, maka tidak perlu menebang tanaman
aslinya untuk diambil sebagai simplisia, yang kemungkinan besar memerlukan
puluhan tahun untuk dapat dipanen. Berbagai jenis endofit telah berhasil diisolasi
dari tanaman inangnya, dan telah berhasil dibiakkan dalam media perbenihan yang
sesuai. Demikian pula metabolit sekunder yang diproduksi oleh mikroba endofit
tersebut telah berhasil diisolasi dan dimurnikan serta telah dielusidasi
struktur molekulnya. Beberapa diantaranya adalah :
-
Mikroba endofit yang
menghasilkan antibiotika Cryptocandin adalah antifungi yang dihasilkan
oleh mikroba endofit Cryptosporiopsis quercina yang berhasil diisolasi
dari tanaman obat Tripterigeum wilfordii, dan berhasiat sebagai
antijamur yang patogen terhadap manusia yaitu Candida albicans dan Trichopyton
spp. Beberapa zat aktif lain yang diisolasi dari mikroba endofit misalnya ecomycin
diproduksi oleh Pseudomonas viridiflava juga aktif terhadap Cryptococcus
neoformans dan C.albicans. Ecomycin merupakan lipopeptida yang
disamping terdiri dari molekul asam amino yang umum juga mengandung homoserin
dan beta-hidroksi asam arpartat, sedangkan senyawa kimia yang diproduksi oleh
mikroba endofit Pseudomonas Syringae yang berhasiat sebagai anti jamur
adalah pseudomycin, yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans
dan Cryptococcus neoformans. Pestalotiopsis micrispora,
merupakan mikroba endofit yang paling sering ditemukan di tanaman hutan lindung
di seluruh dunia. Endofit ini menghasilkan metabolit sekunder ambuic acid yang
berhasiat sebagai antifungi. Phomopsichalasin, merupakan metabolit yang
diisolasi dari mikroba endofit Phomopsis spp. berhasiat sebagai anti
bakteri Bacillus subtilis, Salmonella enterica, Staphylococcos aureus,
dan juga dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida tropicalis. Antibiotika
berspektrum luas yang disebut munumbicin, dihasilkan oleh endofit Streptomyces
spp. strain NRRL 30562 yang merupakan endofit yang diisolasi dari tanaman Kennedia
nigriscans, dapat menghambat pertumbuhan Bacillus anthracis, dan Mycobacterium
tuberculosis yang multiresisten terhadap berbagai obat anti tbc. Jenis
endofit lainnya yang juga menghasilkan antibiotika berspaktrum luas adalah
mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman Grevillea pteridifolia.
Endofit ini menghasilkan metabolit kakadumycin. Aktifitas antibakterinya
sama seperti munumbicin D, dan kakadumycin ini juga berkhasiat
sebagai anti malaria.
- Mikroba
endofit yang memproduksi antivirus Jamur endofit Cytonaema sp. Dapat
menghasilkan metabolit cytonic acid A dan B, yang struktur malekulnya
merupakan isomer p-tridepside, berhasiat sebagai anti virus. Cytonic acid A
dan B ini merupakan protease inhibitor dan dapat menghambat pertumbuhan
cytomegalovirus manusia.
-
Mikroba endofit yang
menghasilkan metabolit sebagai antikanker Paclitaxel dan derivatnya merupakan
zat yang berkhasiat sebagai antikanker yang pertama kali ditemukan yang
diproduksi oleh mikroba endofit. Paclitaxel merupakan senyawa diterpenoid yang
didapatkan dalam tanaman Taxus. Senyawa yang dapat mempengaruhi molekul tubulin
dalam proses pembelahan sel-sel kanker ini, umumnya diproduksi oleh endofit Pestalotiopsis
microspora, yang diisolasi dari tanaman Taxus andreanae, T. brevifolia, dan
T. wallichiana. Saat ini beberapa jenis endofit lainnya telah dapat
diisolasi dari berbagai jenis Taxus dan didapatkan berbagai senyawa yang
berhasiat sebagai anti tumor. Demikian pula upaya untuk sintesisnya telah
berhasil dilakukan.
-
Mikroba endofit penghasil zat anti malaria Colletotrichum
sp. Merupakan endofit yang diisolasi dari tanaman Artemisia annua, menghasilkan
metabolit artemisinin yang sangat potensial sebagai anti malaria. Disamping itu
beberapa mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman Cinchona spp, juga
mampu menghasilkan alkaloid cinchona yang dapat dikembangkan sebagai sumber
bahan baku obat anti malaria (Simanjuntak P., et.al. 2002).
-
Endofit yang memproduksi antioksidan Pestacin dan
isopestacin merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh endofit P.
microspora. Endofit ini berhasil diisolasi dari tanaman Terminalia
morobensis. Baik pestacin ataupun isopestacin berhasiat sebagai
antioksidan, dimana aktivitas ini diduga karena struktur molekulnya mirip dengan flavonoid.
-
Endofit yang menghasilkan metabolit yang berkhasiat
sebagai antidiabetes. Endofit Pseudomassaria sp menghasilkan metabolit
sekunder yang bekerja seperti insulin. Dalam uji praklinik terhadap binatang
coba membuktikan bahwa aktivitasnya sangat baik dalam menurunkan glukosa darah
tikus yang diabetes. Hasil tersebut diperkirakan dapat menjadi awal dari era
terapi baru untuk mengatasi diabetes dimasa mendatang (Zhang B. et.al.1999).
-
Endofit yang memproduksi senyawa imunosupresif obat-obat
imunospresif merupakan obat yang digunakan untuk pasien yang akan dilakukan
tindakan transplantasi organ. Selain itu imunosupresif juga dapat digunakan
untuk mengatasi penyakit autoimum seperti rematoid artritis dan insulin
dependent diabetes. Senyawa subglutinol A dan B yang dihasilkan oleh
endofit Fusarium subglutinans yang diisolasi dari tanaman T.
wilfordii, merupakan senyawa imunosupresif yang sangat poten (Lee,J.,
et.al. 1995).
No comments