Indentifikasi Kerusakan Pangan
Kerusakan bahan pangan dapat dibedakan
atas beberapa jenis yaitu:
1. Kerusakan fisik karena benturan, Sayatan,
dan lain-lain.
2.
Kerusakan kimia karena terjadinya reaksi kimia, baik
enzimaris maupun non enzimatis, seperti ketengikan, pencoklatan , dan
lain-lain.
3. Kerusakan biologis yang disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu:
o
Mikroorganisme
perusak makanan (kapang, kamir dan bakteri).
o Serangga perusak pangan.
Kerusakan bahan pangan
dapat dideteksi dengan berbagai cara, yaitu:
1. Uji organoleptik dengan melihat
tanda-tanda kerusakan seperti perubahan tekstur atau kekenyalan, keketanlan,
warna bau, pembentukkan lendir, dan lain-lain.
2. Uji fisik untuk melihat
perubahan-perubahan fisik yang terjadi karena kerusakan oleh mikroba maupun
oleh reaksi kimia, misalnya perubahan pH, kekentalan, tekstur, indeks
refraktif, dan lain-lain.
3. Uji kimia untuk menganalisa senyawa-senyawa
kimia sebagai hasil pemecahan komponen pangan oleh mikroba atau hasil dari
reaksi kimia.
4. Uji mikrobiologis, yang dapat dilakukan
dengan metode hitungan cawan, MPN, dan mikroskopis.
Uji mikrobiologi memerlukan banyak
peralatan dengan persiapan dan uji yang cukup lama, oleh karena itu dianggap
tidak praktis. Beberapa uji mikrobiologi telah dikembangkan dengan metode
cepat, tetapi pada umumnya memerlukan peralatan yang mahal dan bahan kimia yang
tidak mudah diperoleh. Beberapa uji kimia juga memerlukan bahan kimia yang
tidak murah dengan waktu uji yang agak lama.
Dari berbagai uji kerusakan pangan
tersebut di atas, beberapa uji yang di bawah ini dianggap cukup sederhana untuk
diterapkan di daerah-daerah dengan fasilitas peralatan yang sederhana, yaitu:
1. Uji organoleptik: melihat tanda-tanda kerusakan
masing-masing produk yaitu:
-
Perubahan
kekenyalan/tekstur pada daging dan ikan.
-
Perubahan
kekentalan (viskositas) pada produk-produk cair seperti susu, santan sari ,
buah, sup, kaldu, dan lain-lain.
-
Perubahan
warna pada semua produk pangan.
-
Perubahan
bau pada semua produk pangan.
-
Pembentukkan
lendir pada semua produk pangan berkadar air tinggi (daging, ikan, sayuran,
sup, kaldu, dan lain-lain).
2.
Uji fisik, yaitu:
-
Perubahan
pH pada semua bahan pangan dan produk pangan
-
Perubahan viskositas (viskosimeter)
-
Perubahan indeks refraktif pada air daging
-
Perubahan warna (chromameter)
-
Perubahan tekstur (teksturometer)
3.
Uji kimia, yaitu:
-
Uji H2S
-
Uji TMA
-
Uji VRS
-
Uji reduksi nitrat
-
Uji katalase
-
Uji
reduksi warna (pada susu dan santan)
-
Uji etanol (pada susu)
4.
Uji mikrobiologis, yang paling sederhana dan cepat yaitu uji secara mikroskopis dengan
menghitung jumlah mikroba.
No comments