Tantangan dan Peluang dalam Pengembangan Vaksin
Salah satu tantangan paling signifikan dalam kesehatan masyarakat adalah munculnya patogen baru dengan tingkat penularan, tingkat kematian, atau potensi penghindaran kekebalan yang lebih tinggi. Pengembangan vaksin melawan patogen yang menghindari respon imun (misalnya, HIV, Tuberkulosis, dan malaria) belum terlalu berhasil dan terus menjadi tantangan yang berkelanjutan. Variabilitas genom patogen tertentu, dan kemampuan mereka untuk bermutasi dengan cepat menciptakan tantangan untuk pengembangan vaksin, dan dapat menyebabkan penghindaran, membuat vaksin saat ini kurang efektif. Bergantung pada platform yang digunakan, platform generasi berikutnya yang dapat dengan cepat disesuaikan dengan varian yang muncul dapat membantu menyelesaikan masalah ini sampai batas tertentu. Upaya pengawasan dan pemantauan global merupakan faktor kunci dalam mendapatkan kontrol yang cepat dan efektif terhadap patogen dengan potensi epidemi dan pandemi. Upaya kemitraan seperti “Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI)” berperan penting dalam mempercepat pengembangan dan pemerataan akses vaksin. Peningkatan pendanaan dan penyediaan sumber daya dari lembaga pusat seperti National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) diperlukan untuk mempertahankan kegiatan penelitian, pengujian, dan pengembangan vaksin. Selain itu, upaya nasional, dan internasional untuk menyelesaikan masalah rantai pasokan dengan bahan baku, seperti yang dibutuhkan untuk produksi mRNA dan lipid nanopartikel, bersama dengan peningkatan kesediaan untuk berbagi kekayaan intelektual dan vaksin yang disiapkan, akan membantu mengatasi tantangan dengan akses vaksin.
Platform Next-generation juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi conserved sequences sebagai imunogen untuk mengatasi keragaman
antigenik pada patogen ini. Selain itu, pendekatan kualitas dengan desain yang
menggabungkan metodologi kualitatif baru dengan model bioproses kuantitatif
dapat digunakan untuk meningkatkan ketahanan dan skalabilitas manufaktur.
Akhirnya, struktur dan komponen imunogenik patogen dapat lebih dipahami dan
diprediksi dengan bantuan machine learning dan analisis komputasi. Artificial
intelligence juga dapat membantu memprediksi pola evolusi virus dan membantu
mengatasi varian yang muncul. Membangkitkan respons imun yang kuat pada
individu dengan gangguan kekebalan dan orang yang lebih tua adalah bidang
peluang lain untuk pengembangan vaksin di masa depan. Pemahaman yang lebih baik
tentang biologi imun, termasuk immunosenescence, inflamasi-penuaan, dan pemilihan
adjuvant dapat mendorong pengembangan vaksin yang mampu menghasilkan respon
yang lebih kuat pada populasi lanjut usia dan immunocompromised. Pilihan di
antara adjuvant mapan (yaitu, Alum, MF59, CpG, dll.) relatif terbatas. Oleh
karena itu, mengembangkan adjuvant baru dan efektif menjadi semakin diperlukan.
Imunogenisitas dapat lebih ditingkatkan melalui modifikasi sistem pengiriman,
rekayasa antigen untuk imunogenisitas yang lebih tinggi (yaitu, desain imunogen
pembentuk nanopartikel atau fusi dengan domain imunogenik, dll.), dan modulasi
ekspresi.
No comments