BTP PENYEDAP RASA DAN AROMA, PENGUAT RASA
Definisi
Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan
Tambahan Makanan, Penyedap rasa dan aroma, Penguat rasa adalah bahan tambahan
makanan yang dapat memberikan, menambahkan atau mempertegas rasa dan aroma.
Jenis
penyedap rasa dan aroma
- Penyedap rasa dan aroma (flavor) terdiri dari 75 jenis. Ini dapat dilihat
di PERMENKES No.722/Menkes/Per/IX/88.
Contoh: Alil Isotiosianat, Alil Kaproat, Alil Sikloheksil,
dan lain-lain.
- Penguat Rasa (flavor Enhancer) Contoh: Guanilat
(garam kalium dan garam natrium), L-Glutamat (serta garam kalsium, garium
kalium dan garam natrium), Inosinat (garam kalium dan garam natrium),
kalium dan natrium Ribonucleotida.
Penyedap Rasa
Stimulan seperti kafein, pengawet makanan seperti natrium
benzoat, dibatasi penggunaannya. Pemakaian kafein yang berlebihan akan
merangsang system saraf pada anak-anak menyebabkan hiperaktif dan memicu kanker
pancreas. Sementara itu, didalam peraturan makanan dunia dan Indonesia,
Monosodium Glutamate (MSG) tidak ditetapkan batas konsumsi hariannya
(Acceptable Daily Intake Not Specified), karena aman untuk dikonsumsi bersama
makanan sehari.
Memang tidak
dipungkiri, kelezatan suatu hidangan dapat menambah gairah santap. Berbagai cara
pun dilakukan untuk menghasilkannya. Salah satu di antaranya dengan menambahkan sedikit bahan penyedap
rasa instan. Penyedap rasa instan ini mudah didapat, harganya pun murah. Hal
itu sering membuat kita lupa, ada zat apa
di balik penyedap makanan tersebut? Sebenarnya kelezatan suatu hidangan tidak
hanya diperoleh dari bahan penyedap rasa saja, tetapi dapat juga diperoleh dari
bahan-bahan makanan yang masih segar dan bermutu baik. Dari semua zat
penting dalam makanan, Glutamate merupakan salah satu komponen utama yang
memberikan rasa lezat pada makanan.
Apa sih Glutamate itu?
Glutamate adalah asam amino (amino acid) yang secara
alami terdapat pada semua bahan makanan yang mengandung protein. Misalnya,
keju, susu, daging, ikan dan sayuran. Glutamate juga diproduksi oleh tubuh
manusia dan sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh dan fungsi otak. Berdasarkan penyelidikan dengan radioisotope, seorang
dewasa dengan berat badan 70 kg, menyimpan sekitar 1,5 kg glutamate didalam
berbagai organ tubuh, seperti, otot, hati, jantung, ginjal, kulit dan
lain-lain. Selain itu, tubuh orang dewasa ini juga harus memproduksi sekitar 40
g Glutamate bebas setiap hari terlepas dari cukup atau tidaknya asupan
glutamate didalam makanan hariannya.
Kalau begitu Monosodium Glutamate itu
apa?
Monosodium Glutamate adalah zat penambah rasa pada
makanan yang dibuat dari hasil fermentasi zat tepung dan tetes dari gula beet
atau gula tebu. Ketika MSG ditambahkan pada makanan, dia memberikan fungsi yang
sama seperti Glutamate yaitu memberikan rasa sedap pada makanan. MSG sendiri
terdiri dari air, sodium dan Glutamate.
Apakah kandungan sodium pada MSG
tinggi?
Tentu saja tidak. Kandungan sodium pada MSG tidak tinggi,
hanya satu sampai tiga persen sodium. Sedangkan sodium pada garam dapur
jumlahnya lebih banyak. Perbandingan jumlah sodium pada MSG dan garam dapur
adalah (13% : 40%).
Apakah MSG mempunyai efek negatif
terhadap tubuh ?
Tidak. Akhir
1960-an, berdasarkan laporan pribadi, MSG diisukan menyebabkan reaksi negative
terhadap tubuh yang dinamakan Sindrom Restoran Cina. Kemudian di awal 1970-an,
berdasarkan suatu penelitian dengan menyuntikan MSG dosis tinggi ke mencit, MSG
juga diisukan merusak otak. Isu-isu negative ini mendorong banyak penelitian
dilakukan terhadap MSG oleh ilmuwan Internasional. Hasil penelitian mereka
menyebabkan Komite Ahli Gabungan BTP FAO/WHO menyimpulkan penggunaan MSG adalah
aman dan batas konsumsi hariannya tidak perlu ditetapkan. Sementara itu
penelitian-penelitian tersebut juga mendorong US FDA untuk mempertahankan
status MSG sebagai BTP yang umumnya diakui aman (Generally Recognized as Safe) yang
ditetapkan sejak tahun 1958
Apakah ada bahan pengganti lainnya agar
masakan terasa sedap?
Ada. Selain
menggunakan bahan makanan yang bermutu baik dan masih segar, kita dapat
menggunakan bahan-bahan lain seperti kecap, terasi, saos ikan, saos tomat dan
keju untuk menimbulkan rasa gurih di dalam makanan. Namun demikian, bahan-bahan lain tersebut juga
menimbulkan rasa lain selain rasa gurih, seperti rasa asin, rasa ikan, rasa
tomat dan rasa keju. Sedangkan MSG hanya menimbulkan hanya rasa gurih
Sejarah ditemukannya MSG
Pada tahun 1908, seorang ilmuwan berkebangsaan Jepang
yang bernama Profesor Kikunae Ikeda dari Universitas Tokyo telah berhasil
menemukan rasa yang sangat unik pada gugusan glutamate. Rasa ini sangat gurih bila digunakan dalam
proses pembuatan berbagai masakan. Dan
ternyata rasa gurih itu disebut dengan nama Monosodium Glutamate (MSG).
Dahulu MSG
dibuat dari hidrolisa gluten,
sejenis protein dalam tepung gandum. Di Indonesia MSG dibuat dari bahan alami, yaitu tetes tebu (cane molasses) yang
merupakan hasil sampingan dari penggilingan gula atau dari tepung singkong yang
banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatra dan daerah lainnya. MSG
dibuat melalui proses fermentasi atau lebih dikenal dengan istilah peragian.
Amankah MSG untuk dikonsumsi ?
Karena bahan baku MSG terbuat dari bahan baku yang alami
, yaitu dari tetes tebu, sudah barang tentu MSG sangat aman di konsumsi oleh
manusia. Malahan banyak negara yang Sumberdaya Manusianya hebat, seperti
Jepang, Cina, Korea, Taiwan dan lainnya, justru mereka mengkonsumsi MSG yang
jumlahnya jauh lebih tinggi dari penduduk Indonesia. Pemerintah Amerika mengakui
keamanan MSG dan memasukannya dalam daftar GRAS (Generally Recognized as Safe).
Asam Glutamat merupakan
salah satu dari 20 asam amino yang terdapat pada protein dan MSG
merupakan garam sodium atau natrium dari asam glutamate. MSG memberikan rasa
gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan. Penambahan MSG ini membuat
masakan seperti daging, sayur, sup terasa lebih nikmat dan gurih. MSG dijual
dalam bentuk murni, misalnya dengan merek dagang SASA, AJI-NO-MOTO, MIWON,
MI-PUNG, INDO-MOTO, INTI-MOTO dan lain-lain. Dan dalam bentuk campuran dengan bahan-bahan lain
seperti MASAKO, ROYCO, LEZZAA, SAJIKU, MamaSuka.
Banyak produk
makanan siap saji, makanan beku maupun makanan kaleng juga mengandung MSG.
Selain lada dan garam, botol berlabel penyedap rasa yang mengandung MSG juga
dapat dengan mudah ditemukan di rak bumbu dapur dan di atas meja restoran. MSG
tidak hanya digunakan di dalam masakan Cina, tetapi juga di dalam masakan
Indonesia dan masakan lainnya. Glutamat baik yang terkandung di dalam makanan
maupun yang terkandung pada MSG berguna bagi tubuh sebagai sumber energi dan
dapat merangsang sekresi lambung untuk proses pencernaan yang baik.
Keluarga asam alfa
Ketoglutarat terdiri dari asam glutamat, Proline, Lysine dan Arginine. Asam
alfa Ketoglutarat melalui aminasi reduktif bisa menjadi asam glutamat atau
melalui transaminasi menjadi Lysine. Selanjutnya asam glutamat melalui
siklisasi spontan bisa menjadi Proline atau melalui asetilasi menjadi Arginine.
Terbentuknya asam alfa Ketoglutarat dan asam glutamat bisa menjadi bolak-balik
sesuai kebutuhan badan.
Kadar MSG yang
diperlukan untuk membuat rasa gurih pada masakan biasanya sekitar 0,2 % sampai
0,8 %. Karena MSG bersifat self limiting, penggunaan MSG yang berlebihan pada
masakan tidak diperlukan, karena kelebihan
menggunakan MSG akan mengganggu cita rasa makanan itu sendiri, dengan kata
lain, makanan menjadi tidak enak. Sama halnya dengan garam dapur atau gula,
orang akan menggunakan gula atau garam dapur menurut seleranya dan akan
membatasi penggunaanya apabila terlalu manis atau terlalu asin.
No comments