Spermatocytogenesis
Disebut juga tahap proliferasi atau perbanyakan.
Spermatogonia mengalami mitosis berkali-kali, sehingga menjadi spermatogonia
yang mengalami meiosis. Spermatogonia asal yang mengalami proliferasi disebut
spermatogonium tipe A, dan hasil proliferasi disebut spermatogonium tipe B.
Spermatogonium tipe A berinti lonjong dan bernukleolus di pinggir.
Spermatogonium tipe B memiliki inti bundar dan bernukleolus agak di tengah.
Spermatogonium tipe B bermitosis lagi menjadi spermatosit I (primer).
Spermatosit I berada di lapisan kedua tubulus arah ke lumen.
Diferensiasi sel benih primordial pada
betina terjadi sejak masa prenatal, sedangkan pada jantan terjadi sesaat
sebelum pubertas. Pada saat lahir sel benih terdapat dalam tali benih testis
sebagai sel yang besar, pucat dan dikelilingi sel penunjang. Sel penunjang
berasal dari epitel permukaan kelenjar kelamin (gonad) dan dikenal dengan sel
Sertoli (Djuwita, 2000).
Beberapa saat sebelum masa pubertas,
tali benih yang awalnya tidak berongga akan menjelma menjadi tubuli seminiferi
yang berongga. Pada saat yang bersamaan sel benih primordial juga berkembang
menjadi spermatogonia yang selanjutnya akan berdiferensiasi menjadi spermatosit
primer. Setelah terjadi penggandaan DNA, spermatosit primer mulai memasuki
tahap profase pembelahan meiosis pertama. Selanjutnya spermatosit primer akan
berkembang menjadi dua spermatosit sekunder, mulai tahap pembelahan meiosis
kedua dan akan dihasilkan empat spermatid yang bersifat haploid (Djuwita,
2000).
Meiosis
Spermatosit I menjauh
dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak. Ia segera mengalami meiosis. Pada
meiosis I ia menempuh fase leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan diakinesis
dari profase, lalu metafase, anafase dan telofase. Pada meiosis II pun menempuh
profase, metafase, anafase dan telofase.
Cytokinesis pada
meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih lengkap terpisah, tapi masih
berhubungan sesama lewat suatu jembatan, disebut intercellular bridge. Lewat jembatan ini komunikasi sel bertetangga
dapat berlangsung.
Dibandingkan dengan
spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap. Spermatid sudah sangat
beda bentuknya dari spermatosit II: inti lonjong runcing, terbentuk ekor yang
halus panjang dalam sitoplasma.
No comments