Spermatozoa
Orang laki-laki mencapai akil balig
antara umur 12-16 tahun. Permulaan akil balig ini dimulai dengan dihasilkannya
hormone gonadotrofin yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari (Suryo, 1997).
Spermatozoa berasal dari sel primordial
yang diploid yang disebut spermatosit primer, yang mengandung 46 kromosom,
yaitu 44 autosom dan 2 kromosom kelamin (pada pria berupa kromosom kelamin-X
dan –Y). setelah mengalami pembelahan meiosis I, maka jumlah kromosom diparoh dan
terjadilah dua macam spermatosit sekunder yang haploid, yaitu yang satu
mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –X
dan yang lainnya mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –Y
(Suryo,1997).
Bila pembelahan
meiosis II yang berlangsung selama pembelahan biasa selesai, maka terbentuklah
4 sel spermatid yang masing-masing haploid. Dua buah spermatid
masing-masing mengandung 22 autosom + sebuah kromosom -X dan dua buah lainnya
masing-masing mengandung 22 autosom + sebuah kromosom -Y. selanjutnya spermatid
akan berkembang menjadi spermatozoa.
v
Kepala; pada bagian ini mengandung lapisan tipis sitoplasma, dan sebuah
ini bentuk lonjong yang hampir mengisi seluruh bagian kepala itu. Inti
diselaputi selubung prisai, didepan dan dibelakang. Didepan disebut tudung atau
acrosom (akrosom). Dibelakang disebut tudung belakang. Ketudung
belakang melekat sentriol depan dan filamen poros.
v
Bagian tengah; terdiri atas
bagian leher dan badan,
- leher : daerah
genting sperma. Didalam terdapat sentriol dan bagian depan filamen poros
-
badan : mengandung filamen poros. Mitokondria dan sentriol belakang
berbentuk cincin. (jadi sentriol yang terdapat 2 buah pada setiap sel umumnya,
pada sperma letaknya terpisah dan berbeda bentuk)
v
ekor;
terdiri dari bagian utama dan bagian ujung. Sedikit sekali bagian ekor ini
mengandung sitoplasma dan hampir seluruhnya dibina atas filamen poros
(flagellum) bagian ujung tidak mengadung sitoplasma sama sekali.
Jutaan
sel diploid mengalami perkembangan ini didalam tubulus seminiferus yang terdapat
didalam buah zakar (testes). Perkembangan dari sel diploid (spermatosit primer)
sampai terbentuknya spermatozoa memakan waktu kira-kira 64-72 hari. Akan tetapi
setiap ada sel-sel baru yang mengalami proses perkembangan itu, maka seorang
pria yang normal dan sehat tidak akan kekurangan sperma.
Sperma
dihasilkan terus menerus setiap hari, pada Eutheria (plasentaliaa0 jumlah
sperma diproduksi jutaa ekor setiap hari oleh kedua belah testes. Spenna itu
dicadangkan dalam ductus epididymis dan vas deferens. Kalau saatnya
dikel;uarkan dari tubuh sperma itu terendam dalam cairan yang dihasilkan oleh
tubuli seminiferi (sedikit) dan kelenjar-kelenjar tambahan. Yakni vesikula
seminalis, bulbourethralis dan prostata.
Cairan (plasma)
bersama sperma yang dikandung disebut mani(semen). Tabel I menunjukkan
banyak mani yang dikeluarkan sekali ejakulasi (pancaran) ketika coitus, serta
jumlah sperma yang terkandung dalam tiap cc. Ternyata Aves memiliki kerapatan
sperma yang paling tinggi dibandingkan dengan mamalia, tapi jumlah mani yang
dikeluarkan lebih sedikit.
Kerapatan ikut
juga menentukan kemandulan pria. Kalu terlalu rendah (sedikit jumlahnya dalam l
cc) oarang itu besar kemungkinan mandul. Jumlah minimum sperma dalam 1 cc mani
orang supaya subur (fertil) ialah sekitar 40 juta. (Tapi ada juga sarjana
berpendapat bahwa dengan jumlah sperma 4 juta pun sewaktu-waktu dapat
menimbulkan pembuahan)
Sperma,
ketika dalam seminiferus sperma tak bergerak, secara berangsur dalam ductus
epididymis mengalami pengaktifan,ketika keluar dari tubuh kecepatan sperma
dalam medium saluran kelamin betina sekitar 2,5 mm/menit. Karena itu disebut,
bersarna vas deferens, ductus epididymis berfungsi sebagai daerah pematangan
fisiologis sperma. Dalam ductus ini sperma di simpan berhari-hari sampai
berbulan-bulan.
Sifat gerakan
sperma menentukan juga kemandulan seseorang pria, kalau gerakan terlalu lambat,
lamban atau gerakan itu tak menentu arahnya, maka pembuahan sulit berlangsung
ada Batas waktu menunggu bagi ovum untuk dapat dibuahi. Kalau terlambat sperma
datang tak subur lagi.
Sperma mudah
sekali terganggu oleh suasana lingkungan yang berubah. Kekurangan vitamin E
menyebabkan ia tak bertenaga melakukan pembuahan. Terlalu rendah atau tinggi
suhu medium pun akan merusak pertumbuhan dan kemampuan membuahi. Pada mamalia
skrotum memiliki suhu lebih rendah dari suhu tubuh. Jika testes tetap berada
dalam rongga tubuh (abdomen) pada umumnya menyebabkan sperma rusak atau tak
bisa melakukan pembuahan. Suhu scrotum 1-80 C lebih rendah dari suhu
tubuh. Namun ada juga mamalia yang testesnya bukan dalam skrotum khusus, tapi
dalam rongga terpisah dari rongga abdomen. Ini pun telah menurunkan sedikit
suhu testes dibandingkan dengan suhu tubuh.
Perubahan
pH pun merusak sperma terlebih terhadap asam. Keasaman senggama (vagina)
ternyata dapat menyebabkan kemandulan pula, karena mematikan sperma yang masuk.
Suhu 45-500
C merusak dan membunuh sperma pada mamalia. Untuk usaha perbenihan (inseminasi
tiruan ) dalam bidang peternakan. Suhu medium sperma mamalia dan ayam kini
diatur antara 8 sampai 12O C
Sifat
kekebalan, pada plasma mani bersama sperma sama-sama mengandung antigen.
beberapa kemandulan dari pria maupun wanita ada hubungan dengan kekebalan yang
dikandung mani. Antibodi yang ada dalam serum wanita, dan yang diangkat kemucus
cervix (leher rahim) akan mengagglutinasi atau membuat sperma lumpuh, tak bisa
lagi bergerak.
Secara
invitro serum yang mulanya tak mengagglutinasi sperma akan menjadi
mengagglutinasi kalau ditambahkan progesteron atau testoteron. Sebaliknya akan
tidak mengagglutinasi atau berkurang keagglutinasian itu kalu diberi stradiol
dan estriol.
Sedang
dikembangkan penelitian kearah sifat kekebalan itu dalam usaha kontrasepsi. lni
akan membuat akibat yang lebih balk dibandingkan dengan kontrasepsi dengan
memakai hormon, yang populer kini dipakai. Dengan hormon dikira lebih banyak
akibat sampingan (side effect) yang timbul pada tubuh wanita yang melaksanakan
kontrasepsi dibandingkan dengan serum. Pada tahun (1975) ada yang penggunaan
sejenis zat tanpa mengandung hormon lewat mulut (pil). Pekerjannya
mengagglutinasi sperma dalam mucus cercix.
Setelah
spermatozoa dilepaskan dan masuk kedalam uterus (rahim), dibutuhkan waktu 24
jam agar spermatozoa mempunyai kemampuan maksimal untuk memasuki sel telur meskipun
spermatozoa dapat hidup untuk 3-5 hari lamanya, tetapi kemampuannya untuk
memasuki sel telur makin berkurang. Pada waktu ejakulasi (dikelurkan air mani
atau semen), maka semen mengandung rata-rata 250-500 juta spermatozoa. Jika
jumlah spermatozoa yang abnormal melebihi 25%, maka pria itu biasanya mandul
(steril). Kira-kira 4 dari 10 perkawinan infertil terutama disebabkan karena
jumlah spermatozoa terlalu sedikit atau spermatozoa mengalami kelainan.
Walaupun
jutaan spermatozoa telah dilepas pada saat ejakulasi, tetapi hanya beberapa
ribu saja yang dapat mencapai sel telur (oviduct) dan hanya beberapa losin saja
yang dapat mencapai sel telur dalam, saluran fallopi.
Pada
jantan atau pria tidak adanya fluktuasi hormon yang ekivalen dengan siklus haid
pada wanita. Pria normal dan sehat menghasilakn spermatozoa terus menerus dalam
jumlah besar. Produksi spermatozoa secara maksimal terjadi pada kira-kira 16
tahun tetapi pria yang sehat akan terns membentuk spermatozoa sampai ia
meninggal dunia.
Spermatozoa yang dihasilkan didalam tubulus
seminiferus akan tertahan di epididimis, dimana ia akan bercampur dengan cairan
yang dikeluarkan oleh beberapa kelenjar. Sebelum masuk kedalam epididimis
spermatozoa tidak mampu membuahi sel telur. Setelah melalui epididimi, spermatozoa
menjadi aktif untuk berlangsungnya spermatogenesis itu testes harus memiliki
temperatur 3-4OC dibawah temperatur badan ( 37OC ) ada
yang berpendapat bahwa pakaian pria yang terlalu tebal akan menimbulkan
temperatur yang lebih tinggi dari pada temperatur normal yang berlaku untuk
skrotum, sehingga mengurangi jumlah spermatozoa yang dibentuk.
No comments