Isolasi DNA pada Tanaman
Kemudian dilakukan inkubasi sampel dalam water
bath bersuhu 60 derajat C selama 60 menit. Hal ini dilakukan untuk optimalisasi
kerja buffer ekstrak. Selanjutnya dilakukan sentrifugasi sampel dengan
kecepatan 10000 rpm selama 10 menit dalam suhu 4 derajat C. hal ini dilakukan
untuk memisahkan debris dan komponen sel lain yang menjadi pengotor dengan DNA.
Hasilnya didapatkan bahwa supernatan berwarna hijau sedangkan pelet berwarna
putih kehijauan.
Supernatan yang telah diperoleh selanjutnya
diambil dan ditambahkan dengan larutan Phenol:Chloroform:Isolamyl Alkohol
(PCI). Hal ini dilakukan untuk mengekstraksi DNA dari kontaminan. Fenol
merupakan pelarut organik yang dapat melarutkan protein, lipid dan molekul lain
sepergi polisakarida sehingga diharapkan akan didapatkan supernatan yang berisi
DNA bebas kontaminan. Setelah pencampuran, homogenat tersebut divorteks untuk
optimalisasi homogenasi.
Selanjutnya dilakukan sentrofugasi homogenat
dengan PCI tersebut dengan kecepatan 10000 rpm selama 10 menit dalam suhu 4
derajat C. hasil yang didapatkan adalah supernatan dan pelet yang berada pada
tiga lapisan lapisan atas berwarna hijau jernih, lapisan tengah berwarna hijau
keruh dan pelet yang berwarna hijau tua. Kemudian diambil supernatan pada
lapisan paling atas dan ditambahkan larutan Chloroform:Isoamyl Alkohol untuk
presipitasi lanjutan. Kemudian kembali dilakukan vorteks dan sentrifugasi.
Untuk memperoleh DNA dari daun tanaman pisang,
diperlukan bahan seperti nitrogen cair atau buffer ekstrak (2%CTAB, 100 mM
Tris-HCl (pH:8), 20 mM EDTA, 14 M NaCl) steril, Fenol: Chloroform: IsoamylAlkohol
(PCI) = 25: 24: 1; Chloroform: Isoamilalkohol (PCI) = 24 : 1, 7.5 M Ammonium
acetate,Etanol Absolut, Etanol 70 %, TE Buffer pH 8. EDTA merupakan agen
pengkelat yang dapat mengikat ion-ion logam atau ion-ion bermuatan di-positif
seperti Ca2+ dan Mg2+ sehingga komponen-komponen di membran terluar sel akan
terurai dengan terikatnya molekul yang biasanya mengikat.
Pada prosedur ekstraksi yang telah dilakukan ini
digunakan fenol-kloroform yang berfungsi sebagai pendenaturasi protein.
Sedangkan DNA dan RNA tidak terdenaturasi karena molekul ini tidak larut
didalam pelarut organik seperti fenol-kloroform. Selanjutnya dilakukan
presipitasi DNA dengan menggunakan etanol. Hal ini berfungsi sebagai penghilang
fenol-kloroform. Sebab apabila fenol-kloroform masih berada di dalam sampel
maka dikhawatirkan akan menghambat kerja enzim-enzim restriksi atau enzim lain
yang digunakan untuk analisis molekuler
.Hasil yang didapatkan dari presipitasi CI akan terbentuk kembali supernatan dan pelet pada eppendorf, kemudian dilakukan pengambilan supernatan. Supernatan ditambahkan dengan amonium nitrat dan etanol absolut untuk presipitasi lanjutan dan menghilangkan kontaminan. Hasilnya diketahui terbentuk filamen-filamen DNA dalam larutan jernih tersebut. Kemudian dilakukan inkubasi selama satu malam untuk optimalisasi presipitasi.
CTAB memiliki fungsi yang sama seperti SDS, yaitu berfungsi sebagai pelarut lipid dari membran sel. SDS adalah sejenis deterjen yang mampu mengemulsi lipid.
Setelah inkubasi selama semalam dengan etanol absolut dan amonium nitrat dan diketahui filamen DNA selanjutnya dilakukan sentrifugasi kembali untuk mendapatkan pelet DNA. Setelah supernatan dibuang, selanjutnya ditambahkan etanol 70% untuk presipitasi lanjutan. Kemudian dilakukan sentrifugasi sampai didapatkan pelet DNA
Setelah inkubasi selama semalam dengan etanol absolut dan amonium nitrat dan diketahui filamen DNA selanjutnya dilakukan sentrifugasi kembali untuk mendapatkan pelet DNA. Setelah supernatan dibuang, selanjutnya ditambahkan etanol 70% untuk presipitasi lanjutan. Kemudian dilakukan sentrifugasi sampai didapatkan pelet DNA
Pelet DNA yang didapatkan kemudian dikering anginkan. Gambar di bawah merupakan cara isolasi DNA pada bibit gandum.
No comments