Dekomposisi Bahan Organik oleh Cacing Tanah
I. TUJUAN
Untuk mendapatkan cacing melalui
dekomposisi cacing tanah pada berbagai bahan organik dan menentukan populasi
cacing dewasa dan kokon dari kompos.
II. TEORI
Bahan organik merupakan seluruh
materi organik di dalam tanah termasuk bahan humat, sedangkan humus umumnya
digunakan untuk mewakili substansi humat. Materi organik meliputi jaringan
tanaman dan binatang yang belum lapuk.
Bahan organik tersusun oleh
komponen-komponen seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin. Selain itu juga,
bahan organik tersusun pula atas bahan-bahan terlarut di dalam air seperti gula
sederhana, asam amino dan asam alifatik serta sedikit bahan yang larut dalam
alkohol yaitu lemak, lilin, resin dan pigmen (Alexander, 1977). Dalam proses
dekomposisi, bahan yang sederhana dan larut air dapat dimanfaatkan oleh bakteri
pendekomposisi, sedangkan penghancuran bahan yang sukar didegradasi dilakukan
oleh cacing tanah.
Bahan organik yang membusuk merupakan
bahan pakan yang baik bagi cacing tanah. Bahan ini dapat berasal dari sisa
tanaman maupun hewan. Kotoran hewan merupakan sumber protein dan mineral bagi
cacing tanah, sedangkan sisa tumbuhan merupakan sumber selulosa dan vitamin.
Campuran kotoran hewan dan tanaman yang membusuk dengan perbandingan 30:70
dapat digunakan sebagai bahan pembuat kompos yang abik dan merupakan media yang
cocok untuk cacing tanah. Kotoran hewan yang dibenamkan dalam media pertumbuhan
cacing dapat meningkatkan pertumbuhannya sampai 111 % (Catalan, 1981). Dengan
semakin pesat penambahan bobot cacing maka proses dekomposisi bahan organik
semakin cepat. Di akhir dekomposisi akan terbentuk bekas cacing (kascing) yang
merupakan pupuk organik berkualitas tinggi.
Cacing dalam hubunganya
dengan kesuburan tanah berfungsi sebagai:
1.
Dapat mempercepat pelapukan
sisa-sisa tanaman
2.
Kotoran cacing dapat meningkatkan
kadar NPK pada tanah yang dihuninya
3.
Lorong-lorong yang dibuatnya dalam
tanah memungkinkan masuknya udara sehat ke dalam tanah dan terdesaknya
kelebihan zat CO2 ke luar dari dalam tanah
4.
Meningkatnya daya serap, daya lolos
air permukaan ke tanah bagian bawah yaitu dengan terbentunya rongga dari top
soil sampai subsoil, yang berarti pula membantu mencegah berlangsungnya erosi
tanah
5.
Membantu terbentuknya humus dalam
tanah.
Adapun
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dekomposisi bahan organik :
a.
Suhu : optimumnya 30-400C
b.
Oksigen yang dapat mengatur
desimilasi bahan organik, terutama pada kelompok mikroorganisme aerob dan
menstimulasi mineralisasi karbon
c.
Kelembaban optimumnya 60-80%
d.
pH
e.
C/N rasio
Cacing tanah.
Pupuk kandang (40 % dari 5 liter).
Dedak (20 %)
Potongan jerami padi (20 %).
Sampah dapur (kangkung) yang telah
dicincang (20 %)
Air (10 %)
Baki plastik atau bambu yang telah
dialasi.plastik.
IV. CARA KERJA
1.
Campurkan pupuk kandang, sampah
dapur dan jerami dengan perbandingan 1:1:1, 1:2:1, dan 1:2:2. Atur
kelembabannya dengan menambahkan air sampai air tidak menetes apabila bahan
tersebut diperas dengan tangan.
2.
Masukan 5 kg bahan tersebut pada
wadah dan inkubasikan selama 1-2 minggu. Pada suhu ruang.
3.
Tebarkan 10 ekor cacing tanah pada
permukaan media. Bila media tersebut cocok untuk cacing tanah maka cacing akan
segera masuk kedalam media.
4.
Jaga kelembaban media dengan
menyemprotkan air dan dibalik setiap minggu.
5.
setelah 60 hari bongkar media
tersebut dengan metode piramid. Pisahkan media dari cacing dan kokonnya.
6.
Timbang berat media dan hitung
jumlah cacing dan kokonnya. Amati sifat fisik bahan organik hasil dekomposisi
(kascing).
7.
Bila akan diuji tingkat kematangan
kascing, analisis perbandingan C/N kascing.
V. HASIL PENGAMATAN
Parameter
pengamatan
|
Awal
|
Akhir
|
Jumlah cacing tanah
|
23
|
18
|
Jumlah kokon
|
–
|
74
|
Populasi lain
|
–
|
Serangga
|
VI. PEMBAHASAN
Bahan organik yang membusuk merupakaan
bahan pakan yang baik bagi cacing tanah. Bahan ini dapat berasal dari sisa tanaman
maupun hewan. Kotoran hewan merupakan sumber protein dan mineral bagi cacing
tanah, sedangkan sisa tanaman merupakan sumber selulosa dan vitamin. Lalu
kotoran hewan yang berada dalam media tumbuh cacing akan meningkatkan
pertumbuhannya mencapai lebih dari 100%. Tapi pada praktikum yang kami lakukan
setelah 60 hari jumlah cacing berkurang menjadi 18 ekor. Hal ini mungkin
disebabkan kelembaban pada medianya kurang sehingga cacing tidak dapat bertahan
hidup pada media tersebut.
Di akhir dekomposisi akan terbentuk
bekas cacing (kascing) yang merupakan pupuk organik berkualitas tinggi dan
bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
VII. KESIMPULAN
1. Kurangnya perawatan dan perhatian pada
percobaan dapat berakibat fatal.
2. Untuk
memelihara cacing tersebut diperlukan substrat dan air yang cukup agar cacing
mampu bertahan hidup
3. Diperlukannya
teknik pemeliharaan cacing yang baik
4. Hasil yang kami dapat jumlah cacing tanah adalah
18 ekor, jumlah kokon 74
No comments