metode penelitian Pengaruh Pestisida Organik Dan Interval Penyemprotan Terhadap Hama Plutella Xylostella Pada Budidaya Tanaman Kubis Organik
Penelitian ini ada dua macam penelitian yaitu
penggunaan bahan tanaman aromatik sebagai pestisida organik dan tanaman
aromatik sebagai tanaman penolak hama . Kedua penelitian ini adalah percobaan lapang
menggunakan Split Plot Design (Rancangan Petak Terbagi) diulang tiga kali
dengan sampel tiap perlakuan tiga
tanaman. Perlakuan yang diberikan
adalah sebagai berikut :
Penelitian I:
Petak utama : Jenis bahan
pestisida organik
B1 : Daun
kecubung
B2 : Daun sembukan
B3 : Biji
kecubung
B4: Biji mahoni
B5: Butrowali
B6: Daun pepaya tua
Anak petak : Interval penyemprotan
F1 : 2 hari
sekali
F2 : 4 hari
sekali
F3 : 6 hari
sekali
Cara pembuatan insektisida dari daun babadotan yaitu menghaluskan 0,5
kg daun babadotan kemudian merendam dalam 1 l air ditambah 1 gr detergen,
campuran ini diendapkan semalam (24 jam), kesokannya disaring. Cairan hasil
ekstrasi ini dicampur air dengan
konsentrasi 1% (10 ml cairan ekstrasi dicampur dengan 1 liter air ) (Novan, 2002). Cara ini juga digunakan
untuk pembuatan pestisida organik dari bahan daun kecubung dan biji kecubung
sedangkan untuk daun sembukan direndam dalam 2 l air. Sebagai bahan perekat
pengganti detergen menggunakan biji lerak yang mengandung saponin yang
diekstrak dengan cara melarutkan 10 gr serbuk buah dan biji yang telah
dikeringkan ke dalam 100 ml etanol 90% (Novan, 2002). Jika tidak ada metanol
maka dengan cara melarutkan 200 gr buah lerek dalam 500 ml air.
Volume penyemprotan insektisida yang diperlukan untuk setiap
hektarnya dengan populasi tanaman 40.000
tanaman yaitu berkisar antara 400-800 l sesuai dengan intensitas serangan dan
pertumbuhan tanaman (Wudianto, 1992). Sehingga untuk luasan 3 m2
memerlukan volume penyemprotan pada umur 1-30 hari setelah tanam sebanyak 120
ml, umur 30-90 hari setelah tanam sebanyak 210 ml dan umur 90- 120 hari setelah
tanam sebanyak 240 ml.
Penyemprotan dimulai pada umur 1 minggu setelah transplanting. Aplikasi
penyemprotan menggunakan hand sprayer dan waktu penyemprotan dilakukan pada
sore hari pukul 15.00-17.00 WIB (Wudianto, 1992).
3.4. Pengamatan
Pengamatan terhadap hama
Pengamatan dilakukan pada umur 2 minggu setelah tanam dan pengamatan
selanjutnya dilakukan dengan interval 3 hari sekali. Pengamatan dilakukan sore
hari. Adapun pengamatannya meliputi:
-
Intensitas serangan, dengan mengamati tingkat kerusakan
tanaman pada tiap-tiap tanaman sample.
Penentuan tingkat kerusakan tanaman kubis menurut Departemen Pertanian
(2000) adalah mengikuti k
etentuan sebagai berikut:
1.
Sangat berat, kerusakan >50%
2.
Berat, kerusakan 30%-50%
3.
Cukup berat, kerusakan 15%-29%
4.
Ringan, kerusakan 1%-14%
5.
Tidak ada serangan, kerusakan 0%
Intensitas kerusakan atau serangan menurut Djafaruddin (2000). Dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Ã¥n1v1
I = x 100%,
NZ
Dimana: I = Intensitas/beratnya kerusakan/serangan; n1 =
jumlah dari sampel dengan skala ke-I; vi = skala ke-I; N = jumlah total sampel yang
diamati; dan Z = nilai skala tertinggi yang ada di antara sampel.
-
Populasi hama ,
menghitung jumlah hama
plutella pada tiap-tiap tanaman sampel.
No comments