Morfologi Tanaman Kakao
Tanaman kakao termasuk golongan tanaman tahunan yang
tergolong dalam kelompok tanaman caulofloris, yaitu tanaman yang berbunga dan
berbuah pada batang dan cabang. Tanaman ini pada garis besarnya dapat dibagi
atas dua bagian, yaitu bagian vegetatif yang meliputi akar, batang serta daun
dan bagian generatif yang meliputi bunga dan buah (Siregar at al.,
1989).
Akar.
Akar tanaman
kakao mempunyai akar tunggang (Radik primaria). Pertumbuhannya dapat mencapai 8
meter kearah samping dan 15 meter kearah bawah. Kakao yang diperbanyak secara
vegetatif pada awal pertumbuhannya tidak membentuk akar tunggang, melainkan
akar-akar serabut yang banyak jumlahnya. Setelah dewasa tanaman tersebut akan
membentuk dua akar jumlahnya. Setelah dewasa tanaman tersebut akan membentuk
dua akar yang menyerupai akar tunggang. Pada kecambah yang telah berumur 1 – 2
minggu terdapat akar-akar cabang (Radik lateralis) yang merupakan tempat
tumbuhnya akar-akar rambut (Fibrilla) dengan jumlah yang cukup banyak. Pada
bagian ujung akar ini terdapat bulu akar yang dilindungi oleh tudung akar
(Calyptra). Bulu akar inilah yang berfungsi menyerap larutan dan garam-garam
tanah. Diameter bulu akar hanya 10 mikro dan panjang maksimum hanya 1
milimeter.
Batang
Diawal
pertumbuhannya tanaman kakao yang diperbanyak dengan biji akan membentuk batang
utama sebelum tumbuh cabang-cabang primer. Letak pertumbuhan cabang-cabang
primer disebut jorquette, dengan
ketinggian yang ideal 1,2 – 1,5 meter dari permukaan tanah dan jorquette ini
tidak terdapat pada kakao yang diperbanyak secara vegetatif.
Ditinjau
dari segi pertumbuhannya, cabang-cabang pada tanaman kakao tumbuh kearah atas
dan samping. Cabang yang tumbuh kearah atas disebut cabang Orthotrop dan cabang
yang tumbuh kearah samping disebut dengan Plagiotrop. Dari batang dan kedua
jenis cabang tersebut sering ditumbuhi tunas-tunas air (Chupon) yang banyak
menyerap energi, sehingga bila dibiarkan tumbuh akan mengurangi pembungaan dan
pembuahan (Siregar et al., 1989).
Bunga
Bunga kakao
tergolong bunga sempurna, terdiri atas daun kelopak (Calyx) sebanyak 5 helai
dan benang sari ( Androecium) berjumlah 10 helai. Diameter bunga 1,5
centimeter. Bunga disangga oleh tangkai bunga yang panjangnya 2 – 4 centimeter
(Siregar et al., 1989).
Pembungaan
kakao bersifat cauliflora dan ramiflora, artinya bunga-bunga dan buah tumbuh
melekat pada batang atau cabang, dimana bunganya terdapat hanya sampai cabang
sekunder (Ginting, 1975).
Tanaman
kakao dalam keadaan normal dapat menghasilkan bunga sebanyak 6000 – 10.000
pertahun tetapi hanya sekitar lima
persen yang dapat menjadi buah (Siregar et al., 1989).
Buah
Buah kakao
berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit buah mempunyai sepuluh
alur dan tebalnya 1 – 2 centimeter (Siregar et al., 1989).
Bentuk,
ukuran dan warna buah kakao bermacam-macam serta panjangnya sekitar 10 – 30
centimeter, umumnya ada tiga macam warna buah kakau, yaitu hijau muda sampai
hijau tua, waktu muda dan menjadi kuning setelah masak, warna merah serta
campuran antara merah dan hijau. Buah ini akan masak 5 – 6 bulan setelah
terjadinya penyerbukan. Buah muda yang ukurannya kurang dari 10 centimeter
disebut cherelle (pentil). Buah ini sering sekali mengalami pengeringan
(cherellewilt) sebagai gejala spesifik dari tanaman kakao. Gejala demikian
disebut physiological effect thinning, yakni adanya proses fisiologis yang
menyebabkan terhanbatnya penyaluran hara yang menunjang pertumbuhan buah muda.
Gejala tersebut dapat juga dikarenakan adanya kompetisi energi antara vegetatif
dan generatif atau karena adanya pengurangan hormon yang dibutuhkan untuk
pertumbuhahn buah muda (Siregar et
al., 1989).
Biji kakao
tidak mempunyai masa dormasi sehingga penyimpanan biji untuk benih dengan waktu
yang agak lama tidak memungkinkan. Biji ini diselimuti oleh lapisan yang lunak
dan manis rasanya, jika telah masak lapisan tersebut pulp atau micilage. Pulp
ini dapat menghambat perkecambahan dan karenanya biji yang akan digunakan untuk
menghindari dari kerusakan biji dimana jika pulp ini tidak dibuang maka didalam
penyimpanan akan terjadi proses fermentasi sehingga dapat merukkan biji ( Suharjo
dan Butar-butar, 1979).
No comments