Pertumbuhan dan Perkembangan Bibit Kakao
Bibit kakao sebagai bahan tanaman kakao dapat dibiakkan
dengan biji, okulasi, cangkok dan stek, yang biasa digunakan adalah dengan
biji, okulasi dan stek (Ginting, 1975).
Untuk
mendapatkan bahan tanam yang sehat dan jagur benih yang digunakan sebaiknya
digunakan dari pohon induk terpilih yang telah teruji kualitasnya. Biji yang
digunakan untuk benih dari buah yang tua pada bagian tengah buah, yakni 2/3
bagian dari untaian biji. Biji bagian pangkal dan ujung tidak diikutsertakan
sebagai bahan tanam (Siregar et al., 1989).
Pembibitan
tanaman kakao umumnya dilakukan dalam kantong plastik (polybag). Sebelum
dipindahkan ke dalam polybag terlebih dahulu biji-biji tersebut dikecambahkan
dalam bedengan persemaian. Benih yang didederkan pada persemaian dalam keadaan
tegak, dimana ujung biji tempat tumbuh radikula ditegakkan di sebelah bawah.
Jika keadaan lingkungan mendukung pertumbuhan benih, maka benih tersebut akan
berkecambah pada umur 4 – 5 hari setelah pedederan, tetapi biji yang belum
berkecambah masih dapat dibiarkan selama 2 – 3 hari sebelum dibuang sebagai
biji apkir bagi yang tidak tumbuh (Siregar et al., 1989).
Pemeliharaan
pada pembibitan perlu dilakukan untuk mendapatkan pertumbuhan bibit yang sehat
dan jagur, Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, pemupukan, penyemprotan
insektisida dan fungisida serta pengaturan naungan yang disesuaikan dengan umur
bibit. Naungan dapat dijarangkan sebanyak 50% pada saat bibit berumur 2 – 2,5
bulan dan beransur-ansur dikurangi setelah bibit berumur 3 – 3,5 bulan.
Hal ini
dilakukan untuk mengadaptasikan bibit agar dapat menyesuaikan diri dengan
keadaan lapangan. Bibit yang telah berumur 4 – 6 bulan dipembibitan siap untuk
ditanam ke lapangan (Siregar et al., 1989).
No comments