PRAKTIKUM IV BAB 4
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Gambar
Tanaman papaya (Carica papaya L.) menurut hasil pengamatan.

1.
Tangkai daun
2.
Batang
3.
Daun
Gambar diagram
daun dari papaya.

1.
Daun
Gambar bagan
daun dari papaya.

1.
Daun
2. Gambar Bayam
(Amaranthus spinosus L.) menurut hasil pengamatan.

1.
Batang
2.
Daun
3.
Bunga
Gambar diagram
daun dari bayam.

1. Daun
Gambar bagan daun
dari bayam.

1.
Daun
3. Gambar Tanaman pudak menurut hasil pengamatan.

1.
Batang
2.
Daun
V. ANALISIS DATA
1. Tanaman
papaya (Carica papaya L.)
klasifikasi
berdasarkan Cronquist:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub
classis : Dilleniidae
Ordo : Violales
Familia : Caricaceae
Genus : Carica
Species : Carica papaya L.
Papaya
memiliki tata letak daun yang tersebar dan mempunyai rumus daun daun 3/8,
maksud angka 3 tersebut adalah untuk mempertemukan daun yang satu dengan yang
lain yang terletak dalam satu garis yang sama harus mengelilingi batang
sebanyak 3 putaran, dan maksud dari angka delapan tersebut adalah pada saat
melakukan tiga kali putaran jumlah daun daun yang dilaluinya adalah berjumlah
delapan dan perhitungannya dimulai dari angka nol. Karena rumus daunnya
didapatkan maka dapat dihitung sudut disvergensi 3/8 x 3600 = 1350.
2. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
Klasifikasi berdasarkan Cronquist:
Kingdom : Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Classis
: Magnoliopsida
Subclassis
: Caryophyllidae
Ordo
:
Caryophyllales
Familia
: Amaranthaceae
Genus
: Amaranthus
Spesies : Amaranthus spinosus L
Tumbuhan bayam memiliki daun yang tersusun secara
berselang-seling dengan rumus daun 2/5, sama seperti di atas angka 2
menunjukkan banyaknya putaran dan angka 5 banyaknya daun yang dilalui yang
dihitung mulai dari nol. Sehingga dapat dihitung sudut dirvergensinya 2/5 x 3600
= 1440.
VI. KESIMPULAN
1.
Tata letak daun terdiri dari; berhadapan, tersebar,
berseling dan berkarang.
2.
Pada papaya rumus daunnya 3/8 dengan sudut
disvergensinya 1350.
3.
Pada bayam rumus daunnya 2/5 dengan sudut
disvergensinya 1440.
4.
Pada pudak rumus daunnya tidak dapat dihitung karena
merupakan tipe spirostik.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Dasuki, U. A. 1994. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Bandung:
ITB.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University.
Post Comment
No comments