Pewarnaan Gram Dan Pengamatan Morfologi Bakteri
Metode
pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian gram pada tahun 1884.
Dengan metode ini, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri gram
positif dan gram negatif yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri
terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh
komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada
mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma
sp. (Tryana, S.T, 2008).
Struktur
bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1.
Struktur dasar
(dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
2.
Struktur tambahan
(dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Staphylococcus adalah bakteri
Gram-positif yang berbentuk bola. Bakteri ini ada yang berkoloni dan berbentu
seperti buah buah anggur. Pada tahun 1884, Rosenbach menjelaskan ada dua jenis
warna staphylococci yaitu: Staphylococcus Aureus yang berwarna kuning dan
Staphylococcus albus yang berwarna putih. Beberapa karakterististik yang
dimiliki Staphylococcus Aureus diantaranya hemolytic pada darah agar,
catalase-oxidase-positif dan negatif, dapat tumbuh pada suhu berkisar 15 sampai
45 derajat dan lingkungan NaCl pada konsentrasi tinggi hingga 15 persen dan
menghasilkan enzim coagulase. Selain itu,biasanya S. Aureus merupakan patogen
seperti bisul, styes dan furunculosis beberapa infeksi (radang paru-paru,
radang kelenjar dada, radang urat darah, meningitis, saluran kencing
osteomyelitis dan endocarditis serta menyebabkan keracunan makanan yaitu dengan
melepakan enterotoxins menjadi makanan sehingga menjadi toksik dengan melepasan
superantigens ke dalam aliran darah (
Lubis,
2007).
Bacillus subtilis merupakan bakteri
gram-positif yang berbentuk batang,
dan
secara alami sering ditemukan di tanah dan vegetasi. Bacillus subtilis tumbuh
di berbagai mesophilic suhu berkisar 25-35 derajat Celsius. Bacillus subtilis
juga telah berevolusi sehingga dapat hidup walaupun di bawah kondisi keras dan
lebih cepat mendapatkan perlindungan terhadap stres situasi seperti kondisi pH
rendah (asam), bersifat alkali, osmosa, atau oxidative kondisi, dan panas atau
etanol Bakteri ini hanya memilikin satu molekul DNA yang berisi seperangkat set
kromosom. DNAnya berukuran BP 4214814 (4,2 Mbp) (TIGR CMR). 4,100 kode gen
protein. Beberapa keunggulan dari bakteri ini adalah mampu mensekresikan
antibiotik dalam jumlah besar ke luar dari sel (Scetzer, 2006).
Menurut Kenneath tahun (2008),
Escherichia coli termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang termasuk gram
negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar
di dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan
melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.coli
merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare
lanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan yang mengguntungkan adalah dapat
dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta
mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi. (M
c. Clenny, 2008).
Endospore adalah organisme yang dibentuk
dalam kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk
tetap berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik (Ncbi, 2008).
Bakteri juga dapat dibedakan melalui
teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna
merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan
yang positif berwarna merah (Textbook, 2008).
Pengenalan
bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus dilakukan pewarnaan
terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas (Lubis dkk, 2007). Pada umumnya bakteri
bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri yang tidak
mempunyai zat warna (Waluyo, 2004). Tujuan dari pewarnaan adalah untuk
mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati
struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna
yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui (
Lubis dkk, 2007).
Berhasil
tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu pemberian warna dan umur
biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik adalah 24 jam). Umumnya zat warna
yang digunakan adalah garam-garam yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan
positif dan negatif dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat warna
dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika
ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut
pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat
warna tersebut disebut pewarna negatif (Ramona, 200
8).
Beberapa
jenis pewarnaan antara lain adalah pewarnaan langsung dengan pewarnaan basa,
pewarnaan tidak langsung atau pewarnaan negatif dengan pewarnaan asam,
pewarnaan gram, dan pewarnaan endospora. Pewarna basa akan mewarnai dinding sel
bakeri yang relatif negatif, contohnya metiline blue dan kristal violet.
Sedanglan pada pewarnaan tidak langsung, yang terwarnai adalah lingkungan
sekitar sel, tetapi tidak mewarnai sel karena daya mewarnai pada zat ini berada
pada ion negatif dan tidak bereaksi dengan ion negatif lainnya dari sel bakteri
(Ramona
, 2008).
Bakteri
merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan mahluk hidup yang lain.
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang
menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang
membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme
uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran
renik (mikroskopis).
a. Morfologi Bakteri
Secara
harafiah, morfologi berarti
'pengetahuan tentang bentuk' (morphos). Morfologi dalam cabang ilmu
biologi adalah ilmu tentang bentuk organisme,
terutama hewan dan
tumbuhan dan
mencakup bagian-bagiannya. Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu
:
1.
Morfologi makroskopik (Kolonial
morfologi)
·
Karakteristik koloni : pengamatan
pada plate agar
·
Colony's Shape, Ukuran, Edge / Margin, Chromogenesis
/ pigmentasi, Opacity, Ketinggian, Permukaan, Konsistensi, Emulsifiability, Bau
2.
Morfologi mikroskopis
(Seluler morfologi)
·
Struktur
sel bakteri : pengamatan di bawah mikroskop
·
dinding sel, membran
plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan, kapsul, flagelum,
pilus(pili), klorosom, Vakuola gas dan
endospora
b. Morfologi Makroskopik
Populasi
bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka disertakan dengan gizi dan kondisi
lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui pertumbuhan ini,
berbagai jenis bakteri kadang-kadang akan menghasilkan koloni yang khas dalam
penampilan. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang berbentuk
lingkaran, sementara yang lain tidak teratur. Karakteristik koloni (bentuk,
ukuran, warna, dll) yang diistilahkan sebagai "koloni morfologi". Morfologi koloni adalah cara
para ilmuwan dapat mengidentifikasi bakteri. Morfologi koloni dapat
ditinjau dari berbagai aspek, yaitu :
- Shape : Bentuk
- Edge :
Tepi;pinggir
- Elevation :
Ketinggian
- Size : Ukuran
- Surface :
Permukaan
- Consistency :
Kekentalan ; kepadatan
- Odor : Bau
- Opacity :
Transparansi
- Chromogenesis : Pigmentasi
b.
Morfologi mikroskopik
Morfologi
mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat melalui pengamatan
dibawah mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3
tipe, yaitu :
1. Bentuk batang / basil.
2. Bentuk bulat / kokus
3. Bentuk spiral / spirilium.
Variasi bakteri atau koloni bakteri dipengaruhi oleh arah
pembelahannya, umur, dan syarat pertumbuhan tertentu misalkan makanan, suhu,
dan keadaan yang tidak menguntungkan bakteri.
a) Bentuk basil (batang)
Dibedakan atas:
1.
Basil tunggal, berupa batang tunggal,
contohnya Escherchia coli dan Salmonella typi.
2.
Diplobasil; berbentuk batang bergandengan
dua-dua.
3.
Streptobasil; berupa batang bergandengan
seperti rantai, contohnya Streptobacillus moniliformis dan Azotobacter sp.
b) Bentuk
bulat (kokus)
Bakteri berbentuk bulat (kokus =
sferis/tidak bulat betul) dibagi mejadi bentuk- bentuk sebagai berikut:
1.
Monokokus,berbentuk bulat, satu-satu,
contohnya Monococcus gonorhoe.
2.
Diplokokus, bentuknya bulat bergandengan dua-dua,
misalnya Diplococcus pneumonia.
3.
Streptokokus, memiliki bentuk bulat
bergandengan seperti rantai, sebagai hasil pembelahan sel kesatu atau dua arah
dalam satu garis.
4.
Tetrakokus, berbentuk bulat terdiri 4 sel
yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar sebagai hasil pembelahan sel kedua
arah.
5.
Sarkina, berbentuk bulat terdiri atas 8 sel
yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil pembelahan sel ketiga arah,
contohnya Sarcia sp.
6.
Stafilokokus, berbentuk bulat, tersusun
seperti kelompok buah anggur sebagai hasil pembelahan sel ke segala arah.
c) Bentuk Spiral
Di bagi menjadi:
1.
Koma (vibrio); berbentuk lengkungan kurang
dari setengah lingkaran, contoh nya Vibrio coma, penyebab penyakit kolera.
2.
Spiral; berupa lengkunagn lebih dari
setengah lingkaran, contohnya Spirillium minor yang menyebabkan demam dengan
perantara gigitan tikus atau hewanpengerat lainnya.
3.
Spiroooseta; berupa spiral yang halus dan
lentur, contohnya Treponema pallisum, penyebab penyakit sifilis.
Bentuk tubuh bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan
usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri,
kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya
relatif lebih besar daripada yang sudah tua.
thanks infonya. aanpariansyah.student.ipb,ac.id
ReplyDelete