Kopi Luwak dan Nilai Ekonominya
Kopi
luwak berasal dari buah kopi yang dimakan oleh luwak (Paradoxurus hermaphroditus), sejenis mamalia kecil yang menyerupai
musang. Luwak merupakan hewan liar yang banyak dijumpai di Indonesia. Kenampakan
binatang luwak bisa dilihat pada gambar 1. Luwak biasa hidup di daerah
pinggiran hutan, kebun, atau bahkan perkampungan manusia. Luwak merupakan
binatang omnivora meskipun paling banyak buah-buahan. Buah yang biasa dimakan
luwak adalah papaya, nangka, kopi, dan beberapa jenis buah hutan. Pada perkebunan kopi di Sumatera, luwak
banyak ditemukan sebagai hama karena memakan buah kopi. Kopi yang dimakan luwak
hanya kopi yang telah benar-benar matang. Kopi yang dimakan luwak ternyata
hanya mengalami pencernaan sebagian dengan biji yang masih utuh. Biji kopi yang
tidak dicerna kemudian bisa dikumpulkan
pada kotoran luwak (En.wikipedia, 2010). Buah kopi yang dimakan oleh luwak
tidak mengalami pencernaan secara total. Bagian buah yang dicerna hanya bagian
kulit buah yang berwarna merah saja, dengan meninggalkan biji yang masih utuh
dan mampu berkecambah. Sistem pencernaan luwak yang seperti itulah yang membuat
luwak efektif dalam pemencaran biji dalam ekosistem hutan (Id.wikipedia, 2010)
Kopi
luwak memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Liputan6.com (2009)
menyebutkan bahwa harga kopi luwak berkisar antara US$ 100 hingga US$ 350
(setara dengan Rp 1 juta hingga Rp 3.5 juta per kilogram) di pasar
internasional. Penyebab digunakannya dollar Amerika Serikat (US$) sebagai
patokan harga adalah karena kopi luwak yang ada dihasilkan di Indonesia
kebanyakan diekspor. Harga kopi luwak yang tinggi tidak menurunkan animo pasar
dan konsumen terhadap permintaan kopi luwak yang ada. Jumlah kopi luwak yang
diperdagangkan di pasar internasional selalu tinggi, terbukti dengan banyak website di dunia yang menawarkan kopi
luwak. Tingginya permintaan dengan harga yang tinggi disebabkan oleh minimnya
jumlah pasokan kopi luwak . Kopi luwak belum bisa didapatkan dalam jumlah besar
karena belum banyak dikembangkan secara intensif. Selama ini sebagian besar
biji masih berasal dari hasil pemungutan di kebun-kebun kopi.
No comments