Breaking News

DILATASI TRAKTUS URINARIUS ATAS

LATAR BELAKANG
Hidronefrosis dapat terdeteksi sejak dalam uterus menggunakan ultrasonografi pada usia kehamilan 16 minggu. Penyebab tersering adalah stenosis ureteropelvic junction (UPJ), megaureter, refluks vesikorenal, sindroma katup uretra dan displasia multikistik ginjal.

DIAGNOSIS
Pemeriksaan Ultrasonografi
Ektasis (diameter anterior-posterior dari pelvis renalis, ekatasis kaliks), besar ginjal, tebal parenkim, pola ekho dari korteks, lebar ureter, tebal dinding buli dan residual urine dapat diperiksa dengan pemeriksaan utrasound. Bila ditemukan diameter pelvis renal lebih dari 15 mm maka hampir dapat dipastikan terdapat obstruksi dari traktus urinarius atas dan mungkin perlu dipertimbangkan suatu tindakan. Pemeriksaan ultrasound pertama pada bayi yang telah didiagnosa menderita ektasis pelvis renal saat masih dalam kandungan harus dikerjakan saat 2 hari pertama kehidupannya, setelah 3-5 hari dan setelah 3 minggu. Pemeriksaan ultrasound yang normal pada hari-hari pertama dapat terjadi dan merupakan pemeriksaan sekunder apabila ditemukan adanya oliguria pada neonatus tersebut.

Voiding Cystourethrography (VCUG)
Pada pasien dengan stenosis UPJ atau megaureter, 14% menunjukkan adanya refluks vesikorenal (VRR) pada saat yang bersamaan. Adanya refluks ini harus diverifikasi atau ditegakkan dengan menggunakan VCUG konvensional preoperatif. Isotop VCUG (dengan bahan yang mengeluarkan radiasi dosis rendah) digunakan untuk follow-up.

Diuresis Renografi
Karena radiasinya yang rendah, Tc99m-MAG3 merupakan isotop pilihan pada diuresis renografi ini. Pemeriksaan dilakukan setelah hidrasi standard (standardize hydration) dengan menggunakan kateter transuretra. Perfusi arteri renalis, transit korteks intrarenal dan ekskresi dari bahan tersebut ke dalam collecting system diukur. Apabila terjadi ketidakberesan dalam ekskresi, maka akan membutuhkan waktu lebih lama dari setengah kapasitas maksimum radio isotop ini untuk dapat mencapai pelvis renalis (T1/2) setelah pemberian furosemid. Bila absorbsi radio isotop ini sangat cepat dan setelah diberi diuretic ekskresinya cepat ( T ½ <10 menit), maka hampir tidak ditemukan adanya obstruksi. Adanya ketidakmampuan atau deteriorasi dari masing-masing fungsi ginjal pada neonatus atau bayi dengan ditunjang dilatasi traktus urinarius atas mungkin merupakan indikator terbaik untuk menunjukkan obstruksi yang signifikan.

Static Renal Scintigraphy
Scintigraphy ginjal dengan asam di-merkaptosuksinil (DMSA) merupakan metode ideal untuk mengetahui morfologi ginjal, perubahan akut akibat infeksi, jaringan parut pada ginjal serta gangguan fungsi ginjal, sebagai contoh suatu displasia ginjal multikistik dan refluks nefropati. Pemeriksaan ini sebaiknya tidak dikerjakan pada 2 bulan pertama usia bayi.

Intravenous Urogram (IVU)
IVU merupakan metode pemeriksan opsional dan mungkin dilakukan pre-operatif serta apabila dari pemeriksaan ultrasound belum dapat memastikan. Indikasi dari IVU pada tahun pertama kehidupan masih merupakan hal yang problematis.

Tes Whitaker
Tes Whitaker ini dilakukan sebagai pilihan pemeriksaan antegrade pressure flow apabila diagnosis obstruksi masih belum pasti. Pengukuran meliputi perfusi kontinyu dari pelvis ginjal melalui jarum percutaneus atau apabila diperlukan melalui nefrostomi. Hasil segera yang diperoleh dari tes ini adalah tingginya  laju perfusi yang tidak fisiologis, melewati batas maksimum seorang anak, hasil ini tergantung dari pemeriksa dan tingkat invasi dari prosedur.

PENATALAKSANAAN
Stenosis UPJ
Simptomatis stenosis UPJ membutuhkan penanganan bedah, tetapi unilateral stenosis UPJ yang asimptomatis diterapi secara subyektif tergantung dari derajat obstruksi dan fungsi kedua ginjal secara terpisah. Apabila perbaikan fungsi ginjal tidak terjadi dalam 3-6 bulan pada pasien dengan fungsi ginjal kurang dari 10% ginjal normal, maka nefrektomi harus dipertimbangkan, terutama apabila mulai muncul gejala (seperti UTI, hipertensi, nyeri daerah flank). Pasien - pasien dengan fungsi ginjal kurang dari 40% harus dipertimbangkan pyelopasti. Apabila fungsi ginjal sebelah lebih dari 40%, intervensi operasi diindikasikan hanya apabila muncul gejala baru atau fungsinya menurun menjadi 10% dengan berjalannya waktu. Sonografi sebaiknya dilakukan setiap 4 minggu. Scintigrafi fungsi ginjal harus diulangi dalam jangka 1 tahun. Anak-anak yang preoperatifnya menunjukkan fungsi ginjal parsial dibawah 45%, post operatif menunjukkan perbaikan pertumbuhan serta fungsi ginjal secara keseluruhan.

Megaureter
Menurut klasifikasi internasional, megaureter dibagi menjadi primer dan sekunder, obstruksi dan/atau refluks dan non-refluks, non-obstruksi. Penatalaksanaan dari megaureter tipe refluks dijelaskan pada bagian vesikoureter refluks (VUR). Evaluasi diagnostik sama seperti pada hidronefrosis unilateral. Derajat obstruksi dan fungsi ginjal secara terpisah ditentukan dengan skintigrafi ginjal dan IVU.

            Pada beberapa survei ditunjukkan bahwa intervensi operasi berdasar hanya dari urogram ekskretori saat ini sangatlah jarang. Dengan perbaikan spontan sampai 85% pada pasien dengan megaureter obstruksi primer, drainage tinggi secara Sober atau cincin ureterokutaneostomi saat ini tidak lagi dilakukan.
            Operasi ureterosistoneostomi menurut Cohen, Politano-Leadbetter atau teknik Psoas-Hitch dapat dipertimbangkan sebagai cara operasi. Indikasi untuk terapi bedah dari megaureter adalah infeksi rekuren selama menggunakan antibiotika profilaksis, penurunan fungsi ginjal secara terpisah, tetap terjadinya refluks setelah 1 tahun dibawah profilaksis serta adanya obstruksi yang signifikan.

Ureter Retrokaval
Ureter retrokaval bukanlah merupakan suatu anomali dari ureter tetapi anomali dari vena kava. Evaluasi diagnostik dapat dilihat pada skema unilateral hidronefrosis (termasuk urogram ekskretori). Pada keadaan yang sangat jarang ini, ureter dipisahkan, sumber kelainan tersebut dikoreksi dan dilakukan anastomose end-to-end.

Hidronefrosis Bilateral
        Hidronefrosis bilateral dan megaureter sangat jarang terjadi pada perempuan dan memerlukan pendekatan individual, yang tidak dapat melalui satu algoritme. Pada laki-laki, penyebab tersering adalah obstruksi infravesikal yang disebabkan oleh katup uretra. Obstruksi dapat mengakibatkan terjadinya trabekula buli dengan akibat sekundernya adalah megaureter dan hidronefrosis. Setelah sonografi, VCUG sebaiknya segera dikerjakan tanpa ditunda lagi. Apabila tidak ditemukan kelainan patologis, pemeriksaan lebih lanjut mengikuti skema hidronefrosis unilateral. Dalam hal refluks, evaluasi diagnostik mengikuti skema refluks (bab7). Pada kasus-kasus dengan obstruksi infravesika dengan retensi urin, kateter suprapubik harus segera dimasukkan dan antegrade VCUG dapat dikerjakan menyusul. Sonografi dan serum kreatinin sebaiknya diperiksa setiap hari. Apabila pada sonografi terlihat perbaikan dan serum kreatinin menurun di bawah 0,6mg/dL, reseksi katup secara endoskopi sebaiknya dilakukan pada usia anatara 1-6 bulan pertama kehidupan (tergantung besar dan berat bayi). Endoskopi sebaiknya dipilih mengingat trauma pada uretra dapat diminimalkan. Dalam hal penanganan awal endoskopi, dapat dipasang stent pada uretra (6-8ch) pre-operatif. Apabila tidak terdapat perbaikan pada sonografi dan serum kreatinin tidak menurun dibawah 0,6mg/dL, perlu dilakukan diversi supravesika dan delayed rekonstruksi 6-9 bulan kemudian harus dijadwalkan.
            Diversi supravesika secepatnya diindikasikan (jarang terjadi) pada pasien dengan sepsis dan gross bilateral dolichomegaureter dan gagal ginjal, atau pada kondisi gross bilateral dolichomegaureter dan insufisiensi renal yag tidak merespon atau malah berlanjut memburuk. Ablasi dingin katup endoskopi (transuretra atau suprapubik) barulah dilakukan kemudian tergantung perkembangan kondisi pasien dan adanya kemungkinan berkemih secara spontan. VCUG dan pencitraan radiologi dari traktus urinarius atas yang terdiversi sebaiknya dikerjakan preoperatif.

No comments