INFEKSI SALURAN KEMIH
KLASIFIKASI
Bakteriuria Asimptomatik
Bakteriuria bermakna yang didapatkan pada
pemeriksaan urin beberapa kali berturut-turut tanpa ada gejala klinis
Bakteriuria Simptomatik
Ø Cystitis
Infeksi terbatas pada buli, didapatkan
gejala iritasi, tanpa gejala sistemik maupun demam
Ø Pielonefritis Akut
Infeksi parenkim ginjal disertai demam
Ø ISK Kompleks
ISK didasari oleh gangguan aliran
urin, malformasi atau gangguan pengosongan buli
DIAGNOSA
Indikasi untuk pemeriksaan urin dan mikrobiologi
urin meliputi demam yang tidak jelas penyebabnya, gangguan tumbuh kembang pada
bayi, keluhan nyeri abdomen dan flank, frekuensi, disuria, urine berbau, gross
hematuria. Pada bayi dan anak kecil, sampel urin didapat dengan memasang
kantong plastik pada genitalia eksterna. Hasil kultur positif perlu konfirmasi
dengan puksi suprapubik (atau dengan kateter transurethral). Pada anak yang
dapat berkemih sesuai kehendak, sampel
anak laki – laki diambil dengan porsi tengah, perempuan dengan kateter urethra.
Pemeriksaan urin meliputi tes dengan mikroskop dan
mikrobiologi. Kriteria diagnostik meliputi ditemukannya kuman patogen sebanyak
105 cfu (coloni forming units) pada kultur urin menggunakan sampel
yang didapat dari urin porsi tengah. Bila ditemukan kultur urin positif 103
– 104 perlu konfirmasi dengan pemeriksaan punksi suprapubik
atau pemeriksaan diulang. Pendapatan kuman patogen berapapun banyaknya pada
sampel dari punksi buli suprapubik berarti bakteriuria. Pemeriksaan sampel
punksi buli dapat mencapai hasil dengan sensitifitas 99 %. Pada hasil kultur positif, ditambahkan
pemeriksaan darah lengkap, hitung jenis, laju endap darah, dan C-reactive
protein bersama penemuan klinis. Pemeriksaan urin rutin dengan lekosituria
lebih dari 5 per lapangan pandang pembesaran 400x adalah menyokong kecurigaan
bakteriuria. Uji carik nitrit dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa UTI
sambil menunggu hasil kultur.
USG dilakukan untuk menilai volume ginjal,
parenkim ginjal, ketebalan dan scaring, anomali anatomis, hydronefrosis,
dilatasi ureter dan batu. Ketebalan dinding buli, bentuk buli, dilatasi ureter,
residual urin. Pada pieolocaliceal ektasis, ditambahkan pemeriksaan IVP. VCUG
dapat dilakukan setelah terapi antibiotik.
TATA LAKSANA
Bakteriuria Asimptomatik
Tidak diperlukan terapi bila traktus
urinarius normal, singkirkan kelainan berkemih fungsional
ISK Akut Tanpa Pielonefritis
Trimethoprim-sulfametoksazole,
trimethoprim (mono), cephalosporin atau amoxycillin selama 3 – 5 hari.
Pielonefritis
Terapi antibiotik intravenus dengan antibiotik
spektrum luas, penisillin atau cephalosporin. Pda neonatus, terapi berlangsung
14 – 21 hari. Dilanjutkan dengan terapi
oral selama 7 – 14 hari. Pada gangguan fungsi ginjal, dosis disesuaikan menurut
serum kreatinin. Tetapi dapat dihentikan bila urin telah steril dan gejala
klinis hilang. Kultur urin dikerjakan tiap minggu selama terapi. DMSA
scintigraphy dapat dilakukan 3 bulan setelah terapi. Pada pielonefritis
obstruktif, drainase adalah tindakan darurat.
ISK Kompleks
Terapi yang efisien melibatkan penangan pada
kelainan yang mendasari (gangguan drainase urin). Pada anak umur dibawah 1
tahun, pemeriksaan dan terapi dilakukan lebih agresif sebab tingginya
keterlibatan faktor – faktor predisposisi mengakibatkan ISK.
Antibiotik Profilaksis
Indikasi meliputi vesicorenal reflux,
cystitis berulang dengan atau tanpa gangguan berkemih, medullary sponge kidney,
ureterocele dan neurogenic bladder dysfuction. Jenis obat trimethoprim, kotrimoksasol, amoksicilin, cephalosporin, asam
nalidiksat atau asam pipemidat.
No comments