Envelop Bakteri
Komponen permukaan yang terdapat pada envelop bakteri mempunyai fungsi dalam mengambil nutrien, menghindari senyawa toksik tertentu dan memperantarai transfer informasi genetik. Envelop bakteri terdiri atas: (a) membran sitoplasma, (b) dinding sel, dan (c) membran luar pada bakteri tertentu. Membran sel merupakan lapisan ganda fosfolipid yang mengandung lebih dari 200 protein berbeda. Lapisan ganda fosfolipid terbentuk karena bagian hidrofil fosfolipid terpapar ke arah luar sedangkan bagian hidrofob mengarah ke dalam. Protein yang terdapat dalam membran disebut dengan protein membran, dan protein yang melintasi membran disebut dengan protein transmembran.
Membran
sel bakteri mempunyai fungsi sebagai barier osmotik, transport nutrien, tempat
sintesis lipid membran termasuk LPS, tempat sintesis dinding murein, perakitan
dan sekresi protein ekstrasitoplasma (protein membran, periplasma, membran
luar, dan protein ekstraseluler), transport elektron yang terlibat dalam
respirasi, segregasi kromosom, dan khemotaksis.
(1) Dinding sel
Dinding
sel atau lapisan murein memberi kekuatan pada sel, sehingga sel sangat sulit
dipecahkan dengan cara mekanik serta mempertahankan bentuk sel. Dinding sel
memberi pertahanan kimia dan fisika terhadap bahan kimia berbahaya yang
menyerang membran sel.
Pada
bakteri Gram positif, peptidoglikan berlapis tebal dan mengandung
asam teichoat. Dinding sel ini tidak permeabel terhadap senyawa hidrofob.
Demikian juga gugus amino-gula, asam amino bermuatan dan fosfat asam teichoat sangat polar sehingga asam teichoat juga memberi perlindungan
terhadap senyawa hidrofob. Keberadaan lapisan peptidoglikan dan asam teichoat
menyebabkan sel diselubungi oleh lapisan hidrofil. Beberapa asam teichoat
mempunyai lipid disebut asam lipotechoat (LTA).
LTA menempel pada membran sitoplasma melalui bagian lipidnya.. Lapisan peptidoglikan yang tebal pada bakteri
Gram positif menyebabkan kompleks dye-iodin yang bersifat hidrofob setelah
masuk ke dalam sel, sulit untuk meninggalkan sel. Dinding sel yang tebal juga
menyebabkan sel dapat bertahan pada media hipotonik. Pada bakteri Gram positif,
peptidoglikan mempunyai ketebalan sampai sekitar 25 lapisan. Peptidoglikan
mengandung ikatan b 1-4 glikosida yang
dapat dikenali oleh lisozim.
Dinding sel bakteri Gram
negatif di bagian luarnya diselubungi oleh suatu membran yang disebut
dengan membran luar. Pada bakteri ini, lapisan peptidoglikan tipis dan hanya
terdiri atas dua lapisan. Di sebelah dalam lapisan peptidoglikan terdapat satu
membran yang disebut membran dalam atau membran sitoplasma. Tidak seperti
membran dalam, membran luar merupakan suatu membran yang tidak simetri. Bagian
luar membran ini terdiri atas lipopolisakarida
sedangkan bagian dalamnya adalah fosfolipid.
Bagian luar LPS adalah antigen O yang merupakan rantai karbohidrat. Struktur
envelop bakteri Gram negatif dapat dilihat pada Gambar. Oleh karena itu, baik
membran sel bakteri gram positif maupun gram negatif bagian luarnya bersifat
hidrofil dan resisten terhadap senyawa hidrofob dan hidrofil. Pada membran luar
bakteri gram negatif terdapat porin yang membentuk suatu saluran berisi air. Porin
menyebabkan senyawa hidrofil berukuran kecil dapat melintasi membran luar
melalui difusi pasif. Struktur porin serta lokasinya dapat dilihat pada gambar.
Senyawa hidrofil berukuran besar tentunya tidak dapat melintasi membran luar
secara difusi aktif, tetapi harus melalui suatu mekanisme tertentu. Keberadaan
membran luar mengakibatkan bakteri gram negatif sangat resisten terhadap
berbagai antibiotik. Jarak antara membran luar dan peptidoglikan dipertahankan
melalui suatu lipoprotein. Bagian lipid berinteraksi dengan membran luar,
sementara bagian proteinnya berinteraksi dengan peptidoglikan.
(2) Periplasma
Pada bakteri Gram negatif,
diantara membran luar dan membran dalam terdapat ruang yang disebut dengan periplasma.
Didalam periplasma terdapat berbagai protein dengan fungsi berbeda, yaitu
protein pengikat asam amino, gula, vitamin dan ion; enzim pendegradasi yang
meliputi berbagai fosfatase, protease dan endonuklease I; enzim detoksifikasi
misalnya b-laktamase (enzim
penginaktivasi penisilin dan sefalosporin) dan enzim penfosforilasi
aminoglikosida.
(3) Fungsi envelop
Envelop bakteri
sangat bervariasi dalam struktur dan komposisi kimianya. Keragaman ini
menggambarkan berbagai tantangan lingkungan yang dialami oleh mikroorganisme.
Berbagai strategi dan penggunaan komponen envelop bakteri adalah sebagai
berikut :
a.
Kekuatan dan integritas dinding sel bermanfaat untuk
mengatasi tekanan osmosa internal yang tinggi dan kehidupan dalam lingkungan
encer.
b.
Untuk menghadapi berbagai enzim berbahaya di lingkungan,
bakteri dilengkapi oleh envelop dengan jala penghalang berpori ukuran kecil.
c.
Envelop bakteri dilengkapi oleh enzim pendegradasi
spesifik, penghalang permeabilitas, mutasi target yang bermanfaat untuk
menghadapi racun organik dan antibiotik.
d.
Keberadaan ion logam toksik untuk menghadapi kebutuhan trace metal, envelop bakteri dilengkapi
ligan tertentu untuk menangkap dan khelat selektif untuk menahan ion
essensial.
e.
Untuk menghadapi pemangsa (misalnya virus, protozoa,
fagosit), bakteri dilengkapi dengan kemampuan untuk membuat atau mengubah
reseptor, lapisan penghalang (termasuk lapisan S), permukaan yang tidak
menunjang secara fisikokimia, kapsul dan lain sebagainya.
f.
Nuklease tertentu digunakan untuk menghadapi serangan
DNA asing; (7) untuk menghadapi masalah substrat yang sulit berdifusi atau
sulit diperoleh, bakteri dilengkapi oleh mekanisme perlekatan, pergerakan
dengan berenang dan gliding,
chemotaxis, dan fototaksis.
g.
Untuk mengatasi lingkungan yang secara fisikokimia
bervariasi, bakteri dilengkapi dengan gas
vesicle, penghalang difusi selektif dan lebih tepat membran lipid.
2.
Kapsul
Banyak bakteri gram
positif dan gram negatif mensekresi suatu struktur amorf. Seringkali, senyawa
tersebut merupakan polisakarida berbobot molekul tinggi, baik heteropolimer
atau homopolimer. Sintesis senyawa ini tidak terjadi setiap saat, tergantung
pada medium pertumbuhan dan tidak penting untuk setiap saat. Pertumbuhan dapat
terjadi tanpa kapsul, paling tidak pada kondisi laboratorium. Walaupun
demikian, kapsul seringkali merupakan suatu determinan kemampuan sel bakteri
untuk berkolonisasi pada lingkungan tertentu (misalnya Streptokokus mutants pada gigi). Kapsul juga merupakan pertahanan
utama terhadap fagositosis. Tidak mengherankan bahwa banyak bakteri harus
melintasi darah untuk mencapai organ dalam bentuk berkapsul. Contohnya adalah Haemophilus influenzae.
3. Flagela atau Bulu Cambuk
Flagella adalah organ untuk pergerakan bakteri, Flagela merupakan filamen berbentuk heliks dengan motor pada dasarnya dan berotasi relatif terhadap permukaan bakteri. Flagela bakteri menyebabkan pergerakan dengan rotasi, tidak dengan membengkokkan, seperti yang terjadi pada flagela eukariot. Gerakan flagel dapat menyebabkan bakteri terdorong ke depan, sehingga flagel mempunyai fungsi seperti baling-baling pada kapal laut.
Tidak semua bakteri
bergerak, dan beberapa bakteri yang bergerak tidak mempunyai flagela. Bentuk
lain dari motilitas adalah gliding. Bakteri yang berflagela dapat dibedakan
pada jumlah dan organel ini. Beberapa spesies, seperti anggota Pseudomonas, hanya mempunyai satu
flagela dan berlokasi pada ujung. Escherichia
coli mempunyai sekitar 10 flagela. Proteus
mempunyai ratusan flagela dan lokasinya tersebar pada seluruh permukaan sel.
Setiap flagela terdiri
atas tiga bagian yang berbeda pada kompleksitas molekulnya. Di bagian luar,
adalah filamen heliks yang panjang, yang menjorok 5-10 mm ke medium –
beberapa kali dari panjang sel. Filament dihubungkan dengan hook ke basal body. Filamen
terdiri atas protein yang disebut flagelin. Pada beberapa spesies,
flagela terdiri atas dua jenis flagelin (pada Caulobacter), tetapi pada umumnya
hanya satu jenis. Flagelin sangat antigenik.
Berdasarkan tempat
kedudukan flagel, maka dapat diklasifikasi sebagai berikut:
·
Monotrik, jika flagel hanya satu dan melekat pada ujung
sel.
·
Lofotrik, jika banyak flagel yang melekat pada salah
satu ujung sel
·
Amfitrik, jika banyak flagel yang melekat pada kedua
ujung sel
·
Peritrik, jika flagel tersebar dari ujung samapi ke
sisi-sisi sel
·
Atrik, jika species tidak mempunyai flagel sama sekali
4. Pili atau Fimbriae
Pili adalah tipe kedua
dari struktur protein yang menjorok keluar dari permukaan bakteri. Pili
merupakan suatu organ untuk perlekatan pada permukaan dan bersifat sangat
spesifik. E.coli mempunyai 100-300
pili. Panjang pili adalah berkisar antara 0,2 – 2 mm. pili terdiri atas pilin. Beberapa pilin mengandung
satu jenis pilin, tetapi yang lain mengandung, lebih dari satu. Protein minor,
seringkali berlokasi pada ujung pili dan bertanggung jawab pada sifat
perlekatan. Molekul pilin ditata dalam bentuk heliks untuk membentuk silinder
lurus.
Pili tertentu, dinamakan
pili seks, memainkan fungsi yang sangat penting dalam konjugasi bakteri. Pili
memperantarai perlekatan awal pada pasangan yang berkonjugasi (lihat gambar).
Pili jenis lain, dinamakan pili tipe 1 atau common pili, terlibat dalam
perlekatan bakteri pada permukaan, seringkali pada permukaan sel eukariot.
Sebagai contoh adalah Neisseria
gonorrhoeae, E.coli dan patogen
lain melekat pada membran saluran kemih melalui pili. Perlekatan menyebabkan
pengikatan spesifik antara pili dan reseptor permukaan (suatu glikoprotein)
pada permukaan sel inang. Adesin digunakan untuk menyatakan protein minor pada
pili yang berperan dalam interaksi inang – parasit.
Pili
dari bakteri berbeda mempunyai antigenisitas berbeda dan menginduksi pembentukan
antibodi dengan spesifitas berbeda. Antibodi terhadap pili dari suatu spesies
bakteri tidak mencegah perlekatan bakteri lain. Walaupun dalam satu spesies,
bakteri seperti gonokokus telah berevolusi sehingga mempunyai kemampuan untuk
membentuk pili dengan tipe antigenik yang berbeda. Dengan merubah tipe pilinya,
sel gonokokus masih tetap melekat pada sel inang, setelah menginduksi respons
antibodi yang kuat terhadap tipe pili asal.
No comments