Mencangkok
Tehnik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang
pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang terbentuknya akar. Pada
tehnik ini tidak dikenal istilah batang bawah dan batang atas.
Tehnik ini relatif sudah lama dikenal oleh petani dan tingkat
keberhasilannya lebih tinggi, karena pada cara mencangkok akar tumbuh ketika
masih berada di pohon induk.
Keuntungan pembibitan dengan sistem cangkok:
·
Produksi dan kualitas
buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya.
·
Tanaman asal cangkok
bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi atau di pematang kolam
ikan.
Kerugian pembibitan dengan sistem cangkok:
·
Pada musim kemarau
panjang tanaman tidak tahan kering.
·
Tanaman mudah roboh bila
ada angin kencang karena tidak berakar tunggang.
·
Pohon induk tajuknya
menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong.
·
Dalam satu pohon induk
kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga perbanyakan tanaman
dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini.
Waktu pelaksanaan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, sehingga
cangkokan tidak akan kekeringan. Selain itu dengan mencangkok di awal musim
hujan akan tersedia waktu untuk menanam hasil cangkokan pada musim itu juga.
a.Tehnik mencangkok secara konvensional (biasa dilakukan)
·
Pertama-tama kita pilih
cabang yang sudah sehat dan kuat atau sudah berkayu.
·
Ukuran diameternya
sekitar 0,5-2 cm, tidak lebih kecil dari ukuran pensil.
·
Sebaiknya warna kulit
cabang coklat muda atau hijau kecoklatan tergantung jenis tanaman
buah-buahannya.
·
Cabang kemudian disayat
dengan pisau secara melingkar dan dibuat memanjang ke bawah sepanjang 3-5 cm
atau dua kali diameter cabang.
·
Kemudian kulitnya
dikelupas sehingga bagian kambium yang seperti lendir tampak jelas. Kambium ini dihilangkan dengan cara dikerik dengan mata pisau sehingga
bersih atau kering.
·
Setelah dikerik pada
keratan bagian atas diolesi ataupun tanpa diolesi dengan hormon tumbuh. Sebagai hormon pertumbuhan atau vitamin, contoh Liquinox Start Vitamin B-1 yang
banyak dijual di toko pertanian dengan dosis 2 cc untuk 1 liter air. Kalau
kesulitan mencari hormon tumbuh dapat menggunakan pupuk Urea yang dicairkan
dengan kadar 1 % atau 1 gr/1 lt air atau hormon tersebut ditambahkan pada media
cangkok.
·
Siapkan dan atur
lembaran plastik (kantong plastik yang sudah dibuka/dibelah) atau sabut kelapa
melingkar menyelubungi batang di bagian bawah keratan (1-2 cm).Posisi lembaran plastik
menghadap ke arah bawah, kemudian diikat dengan tali plastik atau rafia. Balik posisi
kantong plastik ke arah berlawanan/keatas, sehingga akan diperoleh ikatan tali plastik
di dalam kantong plastik (ikatan bagian bawah tidak kelihatan dari luar/lebih
rapi).
·
Selanjutnya bekas
sayatan ditutup dengan media cangkok, media diatur penempatannya agar rata
menutupi luka keratan sampai melewati luka keratan bagian atas (1-2 cm).
·
Lakukan pengikatan
bagian atas dan bagian tengah plastik(kalau dibutuhkan).
·
Cangkokan dirawat dengan
cara disiram secara rutin agar tidak kering atau diposisi atas cangkokan diberi
kantong plastik berisi air dengan satu lubang sekecil jarum untuk irigasi tetes.Atau
irigasi tetes dengan menggunakan potongan batang bambu "bumbung"
berdiameter 5 cm diisi dengan air, tanpa dilubangi hanya dikerik/dikupas
sedikit bagian kulit bawah yang nantinya dilekatkan diatas media cangkokan. Posisi bumbung digantung diatas cangkokan dengan posisi bawah bumbung
merapat dengan posisi tengah cangkokan atau ditalikan melekat dicangkokan. Bumbung ini dapat bertahan selama 3 hari. Biasanya setelah 2-3 bulan pada
cangkokan yang berhasil akan tumbuh akar.
·
Pada cangkok akar keluar
karena aliran zat makanan (karbohidrat) dan auksin (hormon tumbuh yang
mendorong keluarnya akar) mengalir ke bawah melalui kulit kayu (phloem) dan
tertahan di bagian keratan sebelah atas, sehingga pada keratan bagian atas ini penimbunan
karbohidrat dan hormon jadi meningkat dan berbentuk kalus yang berubah menjadi
akar tanaman.
·
Apabila akar sudah
memenuhi media, hasil cangkokan dianggap berhasil. Daun pada cabang terlihat segar. Cangkokan sudah bisa dipotong atau disapih
dari induknya. Pemotongan cangkokan yang sudah tumbuh ini dilakukan dengan
menggunakan gunting stek atau gergaji di bawah ikatan cangkok.
·
Setelah dipotong dari
induknya sebagian daun dikurangi untuk menghindari penguapan yang berlebihan.
Potong 1/2 - 1/3 helai daun dari seluruh daun yang ada dengan gunting stek.
Plastik pembungkus media dilepaskan. Setelah itu cangkok disemaikan dalam
polybag.
·
Sebagai media cangkok di
polybag bisa digunakan campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:
2. Selanjutnya polybag ini ditempatkan di tempat yang terlindung sampai
cangkokan menjadi segar kembali (biasanya 3-4 bulan). Setelah cukup besar cangkokan
bisa dipindah ke kebun
b.Tehnik mencangkok dengan media dalam kantong plastik
Tehniknya hampir sama dengan cara mencangkok yang biasa, bedanya adalah
media cangkok kita gunakan cocopit (serbuk sabut kelapa) yang tersedia di toko
pertanian atau sabut kelapa yang sudah kita perlakukan sendiri, sudah lebih
dulu dimasukkan ke dalam kantong plastik.
Perlakuan sabut kelapa :
o Sabut kelapa
kita kupas atau dipisahkan dengan bagian kulit luarnya yang keras, yang kita
gunakan hanya sabut kelapa tanpa kulitnya.
o Sabut kelapa
kita rendam dalam air, paling lama 1 minggu agar melunak sehingga mudah dipisah-pisahkan
dan hilang kandungan zat yang ada di sabut kelapa tersebut, karena zat tersebut
dapat menghambat pembentukan akar tanaman. Untuk pemakaian cocopit tanpa
melalui perendaman dalam air (dapat langsung digunakan).
o Sabut kelapa
dijemur dan dipisahkan serat-seratnya, maka sabut kelapa tersebut sudah siap
digunakan, atau sabut kelapa kita potong-potong lebih kecil.
· Media, serbuk/potongan sabut kelapa kita taruh di wadah.
· Tambahkan hormon pertumbuhan atau vitamin, contoh Liquinox Start Vitamin B-1
yang banyak dijual di toko pertanian dengan dosis 2 cc untuk 1 liter air.Atau
mudahnya 1 sendok makan = 1 tutup kemasan = 10 cc = 10 ml. Kalau kesulitan
mencari hormon tumbuh dapat menggunakan pupuk Urea yang dicairkan dengan kadar
1 % atau 1 gr/1 lt air.
· Contoh penggunaan media: 2 kg serbuk kelapa kering dicampur dengan 1liter
air yang sudah dicampur dengan 1-3 tetes hormon pertumbuhan, kemudian diratakan
hingga diperoleh campuran yang basah.
· Media tadi dimasukkan ke dalam kantong plastik ukuran ¼ kg untuk diameter
batang yang kecil dan ½ kg untuk diameter batang yang lebih besar (ukuran
kantong plastik disesuiakan dengan diameter batang yang akan dicangkok).
3. Pengisian media
ke dalam lembaran plastik 4.Tehnik pencangkokan konvensional telah selesai
Isikan media dan padatkan sampai ¾ plastik, kemudian tarik ujung kantong
plastik dan ditalikan. Dari 2 kg media akan dihasilkan 15-20 media dalam
kantong plastik. Media dalam kantong plastik tersebut tahan sampai dengan 1
bulan.
Cara penggunaan media tersebut tinggal menyobek/mengiris memanjang satu
sisi kantong plastik dan sisi sobekan tadi dimasukkan dari bagian bawah luka
bila posisi batang melintang atau datar, pada posisi batang tegak memasukkan
bebas,kemudian diselubungkan secara merata ke keratan batang tanaman.
Dilakukan pengikatan, agar media pada posisi yang benar (letak sobekan
menghadap ke atas (bila posisi batang mendatar) dan media rata
menyelubungi/menutup keratan/luka di batang tanaman) (Gambar 8).
Dengan tehnik ini diperoleh keuntungan:
o Pencangkokan
lebih cepat dan ringkas.
o Jumlah tanaman
yang kita cangkok bisa lebih banyak per satuan waktu.
o Kita punya
persediaan media dalam kantong plastik yang mudah dibawa kemanamana dan mudah
dipakai sewaktu-waktu.
No comments