Breaking News

Mikrobiologi Air

Air (H2O) di alam tidak pernah dalam keadaan murni. Air murni hanya ada di di laboratorium dalam bentuk aquades. Air di alam selalu ditambahi dengan faktor X, sehingga rumus kimianya menjadi: H2O + X di mana faktor X dapat berbentuk faktor yang bisa hidup (biotik) dan faktor yang tidak hidup (abiotik).

1) Pemeriksaan Kualitas Air
Pemeriksaan kualitas air didasarkah oleh syarat-syarat kualitas air itu sendiri. Syarat-syarat tersebut adalah (Slamet Ryadi: 1984):
Ø  Persyaratan Fisik
Ditentukan oleh faktor-faktor kekekeruhan air biasanya disebabkan oleh zat  yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam  sedangkan  yang organik dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan.
Rasa dan bau, antara keduanya tidak bisa dipisahkan secara kualitatif. Air biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Rasa logem, amis, rasa pahit, asin, dan sebagainya.
Suhu, air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar: (a) tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran, pipa, yang dapat membahayakan kesehatan, (b) menghambat reaksi-reaksi biokimia di dalam saluran, pipa, (c) mikroorganisme patogen tidak mudah berkembang biak, dan (d) bila diminum air dapat menghilangkan dahaga.
Warna, air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna.

Ø  Persyaratan Kimia
            Karena bahan-bahan kimia itu pada umumnya mudah larut dalam air, maka tercemarnya air oleh bahan-bahan kimia yang terlarut khususnya timbal balik perlu dinilai kadarnya untuk mengetahui sejauh mana bahan-bahan terlarut itu mulai dapat dikatakan membahayakan eksistensi organisme maupun mengganggu bila digunakan untuk suatu keperluan.
Persyaratan kimia meliputi  kimia anoranik dan organik. Parameter kimia anorganik  meliputi: zat kimia anorganik  dan zat kimia organik
a. Zat Kimia Anorganik
Zat kimia anorganik meliputi: air raksa atau hydrogyrum (Hg), Aluminium (Al), Arsen (As), Barium (Ba), Besi (Fe),Flourida (F), Cadmium  (Cd), Klorida adalah senyawa halogen (Cl), toksisitanya tergantung pada senyawanya, Kromium (Cr), Mangan (Mn), Natrium (Na), Perak (Ag), Seng (Zn), Sianida (Cn), Sulfat (SO4), Tembaga (Cu), dan Timbal (Pb).
b. Kimia Organik
Senyawa organik yang terdapat dalam air dapat menimbulkan  ganguan kesehatan adalah sebagai berikut: Aldrin dan dieldrin, benzen, Chlordane, Chloroform, 2,4 di Chlorophenoxyl acetic acid, Dichlor diphenyl trichloroethane (DDT), dan Detergen.
Menurur Fardiaz S, 1999 ialah ”zat organik merupakan indikator umum bagi pencemaran air”. Apabila zat organik  yang dapat dioksidasi (BOD) besar, maka ia menunjukkan adanya pencemaran air.
Ø  Persyaratan Biologis
Persyaratan biologis ditentukan baik oleh kehadiran mikroorganisme yang patogen maupun yang non patogen, yang menjadi perhatian adalah yang patogen, tetapi yang non patogen pun apabila dalam jumlah yang berlebihan akan mempengaruhi rasa, bau dan lain-lain. Parameter mikrobiologik ada dua yaitu koliform tinja dan koliform total yang merupakan indikator pencemaran air.
Jenis mikroorganisme yang berada di dalam air diantaranya adalah: beberapa jenis kelompok virus, kelompok bakteri,  kelompok protozoa, dan kelompok metazoa.
2) Keuntungan dan Kerugian Mikroorganisme air
Mikroorganisme dalam air ini terhadap manusia ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.
Ø  Mikroorganisme Air yang Menguntungkan
Plankton, baik yang terdiri dari plankton tumbuh-tumbuhan,  fitoplankton ataupun plankton hewan/zooplankton, merupakan makanan utama ikan-ikan kecil, sehingga kehadirannya merupakan tanda kesuburan kolam ikan misalnya untuk perikanan. Contoh; Chlorella, Seenedesmus, Hydrodictyon, Pinnularia, Tabellaria, Sinedra, dan sebagainya.
Jasad dekomposer, mikroorganisme yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan atau merombak senyawa yang berada dalam air, sehingga kehadirannya selalu menguntungkan dalam rangka pengolahan buangan di dalam air secara biologis.
     Mikroalge, yang mempunyai khloropfil, dapat melakukan proses fotosintesis dengan menghasilkan oksigen. Di dalam air, kegiatan fotosintesis tersebut akan menambah jumlah/kadar oksigen di dalamnya, sehingga nilai kelarutan oksigen yang disebut  Dissolved Oxygen = DOP akan naik atau bertambah. Dalam hal ini jasad renik seperti mikroalgae tersebut dinamakan produser karena mampu untuk menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh kehidupan  di dalam air. 
Ø  Mikroorganisme Air yang Merugikan
Mikroorganisme yang terdapat dalam air yang merugikan terhadap lingkungan dan manusia dapat menimbulkan berubahnya karakteristik air, yakni:
1.  Penurunanan turbiditas dan hambatan aliran, berbau, berubah warna, hal ini disebabkan oleh kelompok  bakteri  besi, dimana bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri, contoh Crenothrix, Sphaerotilus.  Mereduksi senyawa sulfat menjadi asan sulfida, sehingga menimbulkan bau busuk, contoh  Chromatium dan Thiobacillus.
2.    Badan dan warna air dapat berubah menjadi berwarna dan blooming, terjadi pertumbuhan massa alge yang banyak dan menutupi seluruh  permukaan air; contoh Anabaena flos-aquae dan Microcystis aerugynosa.
3.  Kelompok patogen, Salmonella, Cholera, Shigella, Rotaviruis, Hepatitis A, Poliomyelitis,Enterovirus.
4.  Kelompok penghasil racun yaitu bakteri anaerob Clostridium spp, bakteri aerob Pseudomonas, Salmonella, dan Staphylococcus, Mikropalge, Anabaena dan Microcystis,
5.  Kelompok bakteri pencemar Escherichia coli, Streptococcus fecalis, Clostridium welchii karena berasal dari tinja manusia.
3)      Mekanisme Penyebaran Air
Penyakit-penyakit asal air terjadi karena meminum air tercemar. Sebenarnya sumber infeksi itu bukanlah airnya, melainkan tinja yang berasal dari manusia atau hewan  yang telah mencemari air tersebut. Tinja tersebut mengandung  patogen-patogen enterik bila berasal dari orang sakit atau pembawa penyakit. 

No comments