Mikrobiologi Tanah
Tanah
merupakan campuran yang terdiri dari bahan organik, anorganik, air dan udara
yang semuanya tercampur jadi satu, sehingga sulit dipisahkan antara satu dengan
yang lainnya.
Populasi
mikroba di dalam tanah terbagi menjadi 3 golongan besar yaitu:
1) Golongan autohtonus yaitu mikroba yang tidak terpengaruh
dengan lingkungan luar (misalnya Arthrobacter dan Nocardia).
2) Golongan
zimogenik yaitu mikroba yang terpengaruh dengan lingkungan luar yang
baru (misalnya penambahan senyawa organik), contohnya Pseudomonas dan Bacillus.
3) Golongan
transien yaitu mikroba yang kehadirannya bersamaan dengan penambahan
mikroba secara buatan.
1)
Jenis-jenis Mikroorganisme Tanah
Kesuburan tanah tidak
hanya ditentukan oleh susunan kimianya, tetapi juga jumlah dan jenis biota yang
terdapat di dalam tanah. Biota tanah
dapat dikelompokkan sebagai berikut: Protista eukariotik dan Protista
prokariotik
Protista prokariotik
yang berperan penting di dalam tanah meliputi kelompok bakteri, ganggang biru
dan actinomycetes, sedang protista eukariotik meliputi jamur, protozoa,
ganggang dan metazoa. Perbedaan antara prokariotik dan eukariotik terutama pada
struktur dan ultra strukturnya, pada jasad prokariotik tidak mempunyai sistem
membran inti, retikulum endoplasmik dan mitokondria, sedang eukariotik memiliki
ketiga badan tersebut.
Di dalam tanah bakteri
merupakan kelompok yang paling dominan dan kurang lebih setengah dari biomasa
mikrobia tanah. Bakteri terdapat pada semua jenis tanah, yang makin ke dalam,
populasinya makin sedikit. Bakteri berbentuk
batang, kokus dan spiral dan bakteri bentuk batang merupakan kelompok yang
dominan di dalam tanah.
Berdasarkan kebutuhan
oksigen, bakteri dikelompokkan menjadi aerob, anaerob dan fakultatif anaerob.
Bakteri aerob memerlukan oksigen, bakteri anaerob hanya dapat tumbuh jika tidak
ada oksigen, sedangkan bakteri fakultatif anaerob dapat tumbuh baik tanpa atau
dengan adanya oksigen. Pada keadaan
anaerob bakteri dominan dan paling aktif, karena jamur dan actinomycetes
pertumbuhan dan aktivitasnya terganggu.
Jumlah dan jenis bakteri dipengaruhi oleh tekstur, kandungan air,
aerasi, suhu, bahan organik, kemasaman dan tersedianya nutrien anorganik.
Populasi bakteri di
dalam tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, penambahan bahan organik
ke dalam tanah, meningkatkan jumlah dan kegiatan bakteri tanah misalnya
penambahan sisa tanaman dan pupuk hijau.
Berdasarkan kebutuhan
nutrisinya bakteri dikelompokkan menjadi ototrof dan heterotrof. Jasad yang memerlukan sumber karbon
senyawa anorganik disebut jasad ototrof atau litotrof (misalnya CO2). Sedang jasad yang memerlukan sumber karbon
organik disebut heterotrof atau organotrof.
Berdasarkan sumber enersinya, maka jasad dikelompokkan menjadi fototrof
jika sumber enersinya cahaya dan
organotrof, jika sumber enersinya senyawa kimia. Bakteri yang bersifat kemoototrof obligat
misalnya Nitrobacter menggunakan
nitrat, dan Nitrosomonas menggunakan
nirat, dan amonium, dan bakteri
foto-ototrof misalnya bakteri fotosintetik.
Ø Actinomycetes
Actinomycetes bersifat heterotrof. Actinomycetes tidak toleran terhadap pH
tanah, dan pada immune mempunyai kisaran pH 6,5 - 8,0. Pengasaman tanah sampai pH 5 digunakan untuk
memberantas penyakit tanaman skabies pada kentang, yang disebabkan oleh Streptomyces. Penggunaan pupuk amonium
yang terus menerus dapat menekan pertumbuhan Actinomycetes, karena amonium dioksidasi menjadi nitrat yang dapat
menurunkan pH. Pengapuran dapat meningkatkan populasi Actinomycetes.
Ø Jamur
Jumlah dan kualitas
bahan organik berpengaruh pada jumlah jamur dalam tanah, karena jamur bersifat
heterotrof. Pemberian bahan organik
merubah susunan jamur yang dominan dari genus Penicillium, Trichoderma, Aspergillus, Fusarium dan Mucor.
Jamur dominan pada tanah masam meskipun terdapat juga pada tanah netral
atau alkali, dan beberapa diantaranya toleran pada pH 9,0. Kepekaan terhadap pH
mempunyai arti penting di dalam usaha mengatasi penyakit tanaman yang hidup di
dalam tanah (soil-borne). Misalnya Plasmodiophora
brassicae paling banyak terdapat pada tanah masam, dan penyakit ini tidak
terdapat pada tanah dengan pH 7,5. Pemberian pupuk anorganik dapat merubah
jumlah jamur misalnya pemupukan dengan garam amonium jika mengalami oksidasi
menjadi nitrat akan menurunkan pH.
Jamur diklasifikasikan
atas Phycomycetes, Ascomycetes,
Basidiomycetes dan Fungi Imferfecti.
Banyak jamur pembusuk kayu misalnya Polyporus dan Ektomikorisa (misalnya
Boletus) berperan penting pada tanaman hutan, Endomikorisa berperan penting
dalam penyerapan unsur P tanaman termasuk Phycomycetes. Jamur penyebab penyakit
tanaman termasuk keempat golongan tersebut di atas.
Peranan utama jamur di
dalam tanah ialah merombak bahan organik dan membentuk agregat tanah. Jamur tertentu dari spesies Alternaria, Aspergillus, Cladosporium,
Dematium, Gliocladium, Helminthosporium, Humicola dan Metarhizium menghasilkan bahan humat di dalam tanah. Beberapa
jamur juga dapat menghasilkan senyawa yang struktur kimianya sama dengan
kebanyakan senyawa karbohidrat yang diekstraksi dari bahan organik tanah. Beberapa jamur dapat berassosiasi dengan akar
tanaman hutan misalnya Ektomikorisa
dari genus Boletus dan Lactarius. Sedangkan Endomikorisa
berassosiasi dengan tanaman pertanian, misalnya genus Glomus dengan tanaman jagung, kedelai dan lain-lain.
Ø Ganggang
(Algae)
Ganggang tanah
berkembang baik jika kelembaban dan cahayanya cukup. Ganggang membentuk masa berwarna hijau pada
permukaan tanah, ganggang termasuk ke dalam kingdom Protista, yang dibedakan
atas beberapa divisio yaitu Chlorophyta, Rhodophyta, Cyanophyta dan
Phaeophyta. Karena mempunyai khlorofil,
maka bersifat foto-ototrof, yang termasuk ganggang hijau misalnya Chlorella, Chlamydomonas, Chlorococcum
dan lain-lain.
Ganggang biru
mempunyai pigmen yang disebut fikosianin selain klorofil. Yang termasuk
Cyanophyta adalah misalnya Aphanocapsa,
Lyngbya, Ascillatoria, Anabaena, Nostoc dan lain-lain. Beberapa ganggang
biru mempunyai sel khusus yang disebut heterosis yang berperan dalam penambatan
nitrogen. Tanah sawah merupakan
lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan ganggang biru tertentu yang berperan
pada penambatan nitrogen.
Ø Protozoa
Protozoa yang
berflagella masuk ke dalam kelas Flagellata atau Mastigophora yang predominan
di dalam tanah. Genus-genus yang penting
diantaranya adalah Bodo, Carcobodo dan Tetramitus,
yang termasuk kelas Sarcodina misalnya
Biomyxa, Naigleria dan Englypha sedang
kelas Ciliata beberapa diantaranya
Colpoda, balantiophorus dan Uroleptus.
Protozoa yang hidup di dalam tanah memakan bakteri dari genus Aerobacter, Agrobacterium, bacillus,
Escherichia coli, Micrococcus dan Pseudomonas
dengan mencernakan di dalam protoplasmanya, tetapi hanya bakteri tertentu
yang peka. Protozoa banyak terdapat dipermukaan tanah dan jumlahnya dipengaruhi
oleh populasi bakteri dan bahan organik tanah.
Ø Virus
Suatu kelompok
bakteriofaga yang penting dalam pertanian ialah yang menyebabkan lisis bakteri
bintil akar Rhizobium di dalam tanah. Bakteriofaga spesifik lain yang terdapat
di dalam tanah misalnya bakteriofaga untuk Aerobacter,
Agrobacterium, Arthrobacter, Pseudomonas, Rhizobium, Streptomyces, Azotobacter
dan Nocardia. Kelompok virus tertentu dapat menyerang jamur (mycovirus)
misalnya Penicillium chrysogenum,
Aspergillus, Periconia dan Ustilago.
(Kabirun, 1994).
2)
Peranan Mikroorganisme Tanah
Peranan penting, baik
dibidang ilmu tanah, ilmu pertanian dan bidang-bidang lain dari mikroba tanah
adalah dalam siklus mineral, yang terdiri dari: siklus nitrogen, siklus fosfor,
siklus sulfur dan siklus karbon.
No comments