Pengobatan toksisitas methanol
Bermacam-macam obat untuk
toksisitas methanol telah digunakan, yang kebanyakan obat berfokus untuk
mengobati gejala asidosis. Asidosis ini harus diobati terlebih dulu karena
dapat mengancam jiwa penderita. Gejala kerusakan yang parah pada mata sangat
bergantung pada kecepatan menetralkan gejala asidosis ini. Infus dengan sodium
bikarbonat segera harus dilakukan sampai pH urine menjadi normal kambali.
Secara
teoritis ethanol adalah merupakan antidotum spesifik terhadap toksisitas
methanol, wlaupun efektifitasnya masih banyak dipelajari. Selama ethanol
mempunyai daya gabung dengan alkohol dehydrogenase (ADH), dengan kekuatan 20 X
lebih besar dari methanol, maka etanol merupakan pilihan utama sebagai substrat
untuk enzim ADH tersebut. Ethanol diberikan secra oral atau melalui intra vena
sesegera mungkin. Dosis pemberian ethanol dilakukan sampai mencapai kadar 0,1%
dalam darah. Bila ethanol sudah cukup untuk mengurangi metabolisme methanol
sehingga kadar metabolisme toksik methanol berkurang, maka secara keseluruhan
dapat menurunkan daya toksisitas methanol. Pengobatan dengan ethanol ini harus
dilakukan untuk selama satu minggu atau lebih sampai methanol dikeluarkan dari
tubuh.
Pengobatan
dengan hemodialisis atau peritoneal dialisis juga dapat digunakan untuk
mengeliminasi methanol. Dialisis ini dilakukan bila kadar methanol dalam darah
mencapai lebih dari 50mg%, serta terus dilakukan sampai kadarnya kurang dari
20mg%
·
Leucovorin kalsium: merupakan analog dari folat
yang bertindak untuk metabolisme formaldehyd menjadi karbon dioksida melalui
sistem : folat-dependent-enzim.
·
4-methyl pyrazole (4MP): Mempunyai daya hambat
terhadap alkohol dehydrogenase.
No comments