Teori Evolusi Genetika
Teori
ini dipelopori oleh George Mendel. Ia mengemukakan teori genetika yang
menyangkut adanya sejumlah sifat yang dikode oleh satu macam gen. Dengan
demikian banyaknya variasi alel menentukan kemampuan terhadap ketahanan untuk
dapat terus hidup. Hanya saja pada zaman George Mendel, teori genetika belum dipahami
dan belum diperkirakan dapat dimanfaatkan untuk menerangkan teori yang lain.
Teori genetika mengalami stagnasi hampir selama 35 tahun sejak dikemukakan, dan
baru disadari kegunaannya di awal abad ke-20.
1.3.1. Hukum Pertama
Mendel
Berdasarkan eksperimen persilangan yang dilakukan Mendel dengan
menggunakan satu sifat beda (ingat pelajaran Genetika Dasar mengenai
persilangan Monohibdira) dari tanaman kacang ercis (Pisum sativum), Mendel menarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan
pertama yang dinyatakan oleh Mendel bahwa, setiap ciri dikendalikan oleh dua
macam informasi (faktor tertentu) dari parental. Satu informasi (faktor)
berasal dari sel jantan dan satu informasi (faktor) yang lain berasal dari sel
betina. Kedua informasi (faktor) ini yang sekarang dikenal dengan istilah gen
(pembawa sifat keturunan). Mendel mengungkapkan bahwa kedua informasi (faktor)
ini akan berpisah pada saat pembentukan gamet dan kemudian akan menentukan
ciri-ciri atau sifat yang akan nampak pada keturunan. Sekarang konsep ini yang
dikenal dengan Hukum Mendel Pertama – Hukum Segregasi.
|
Dari setiap ciri dalam kacang ercis yang diteliti oleh Mendel, terdapat
satu ciri yang dominan sedangkan yang lainnya terpendam (resesif). Induk “galur murni” dengan ciri dominan
mempunyai sepasang gen dominan (AA) yang pada saat pembentukan gamet hanya akan
memberikan satu gen dominan (A). Induk
“galur murni” dengan ciri terpendam mempunyai sepasang gen resesif (aa) yang
pada saat pembentukan gamet hanya akan memberikan satu gen resesif (a). Dengan demikian keturunan pada generasi
pertama menerima satu gen dominan dan satu gen resesif (Aa) yang menunjukkan
ciri gen dominan. Bila keturunan ini berbiak sendiri menghasilkan keturunan
generasi kedua, dimana sel-sel (induk jantan) dan sel-sel (induk betina)
masing-masing mengandung satu gen dominan (A) dan satu gen resesif (a). Oleh
karena itu, ada empat kombinasi yang mungkin terjadi yaitu: AA, Aa, Aa, dan aa.
Tiga kombinasi yang pertama menghasilkan keturunan dengan ciri dominan,
sedangkan kombinasi terakhir menghasilkan
keturunan dengan ciri resesif (Gambar 1.3).
No comments