Breaking News

Teori Evolusi Masa Darwin

Pada tahun 1859, Charles Darwin menerbitkan bukunya dengan judul On the Origin of Species by Means of Natural Selection or the Preservation of Favoured Races in The Struggle for Life. Dalam bukunya ini ditekankan bahwa untuk dapat bertahan hidup agar tidak punah perlu adanya perjuangan untuk hidup.
Teori evolusi Darwin merupakan teori yang didasar atas fakta-fakta hasil observasi baik dari lingkungan sekitarnya maupun dari peristiwa alam yang sesunggguhnya. Sebelumnya pada tahun 1858 Yoseph Hoken menerbitkan bukunya yang berjudul On the Tendency of Species to Form Variation, and on the Perpetuation of Varieties and Species by Natural Mean of Sleection. Buku ini diterbitkan sebagai upaya menggabungkan pendapat Charles Darwin dan Alfred Wallace.
Gagasan Charles Darwin dan Alfred Wallace tentang evolusi ditandai dengan adanya tiga observasi dan dua kesimpulan, yaitu:
Observasi           : Bila tidak ada tekanan dari lingkungannya, makhluk hidup cenderung untuk memperbanyak diri seperti deret ukur.
Observasi           : Dalam kondisi lapangan, meskipun anggota populasi sering berubah dalam jangka waktu yang panjang, besarnya populasi adalah tetap.
Kesimpulan        : Tidak semua telur dan sperma dapat menjadi zigot. Tidak semua zigot menjadi dewasa. Tidak semua makhluk dewasa dapat bertahan dan mengadakan reproduksi. Untuk dapat bertahan perlu adanya perjuangan.
Observasi           : Tidak semua anggota suatu spesies adalah sama, dengan perkataan lain terjadi variasi dalam spesies.
Kesimpulan        : Dalam perjuangan untuk hidup, varian yang baik akan menikmati hasil kompetisi terhadap varian lain. Varian tersebut akan berkembang menjadi lebih banyak secara proporsional dan akan mempunyai keturunan secara proporsional pula.
Asal mula spesies telah dipermasalahkan dengan pengertian bahwa apa yang dinamakan spesies (baru) terjadi melalui seleksi alam, dan lingkungan hidup telah diperhitungkan. Suatiu kelebihan dibandingkan dengan para pendahulunya, Charles Darwin telah menyadari bahwa makhluk hidup tidak dapat lepas dari lingkungannya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Cambridge, dan melakukan perjalanan mengelilingi dunia dengan para ahli ilmu alam melalui ekspedisi H.M.S. Beagle (1832 – 1837) dan juga pada ekspedisi Beagle yang berikutnya (1837 – 1838) ke kepulauan Galapagos, Darwin mengalami masa-masa yang paling krusial dalam kehidupannya berkenaan dengan kenyataan yang terlihat di alam. Dalam ekspedisi ini yang dikerjakan oleh Darwin adalah mengoleksi burung-burung (burung Finch) yang terdapat atau hidup di kepulauan Galapagos. Kenyataan yang dilihat Darwin, bahwa terdapat variasi paruh burung Finch dari satu pulau dengan pulau yang lain di kepulauan Galapagos. Awalnya, Darwin menduga bahwa semua burung Finch yang terdapat di kepulauan Galapagos adalah satu spesies, tetapi kenyataannya setiap pulau memiliki spesies berbeda. Ia menduga bahwa burung-burung finch mengalami perubahan dari suatu nenek moyang yang sama. Dari kenyataan ini Darwin menerima idea yang menyatakan bahwa spesies dapat berubah.
Tahap berikutnya, ia mengemukakan teori yang dapat menjelaskan mengapa spesies berubah. Ia mencatat dalam buku catatannya bahwa ada waktu dimana organisme berjuang untuk tetap hidup (survive). Teorinya tidak hanya menjelaskan mengapa spesies berubah, tetapi juga mengapa mereka (burung finch) terbentuk berjuang untuk hidup. Perjuangan untuk hidup (struggle for existence), menghasilkan adaptasi ciri-ciri atau karakter terbaik yang dapat memunginkan organisme tersebut tetap survive kemudian menurunkan ciri-ciri tersebut ke-offspring dan secara otomatis meningkatkan frekuensi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sementara kenyataan lain menunjukkan bahwa lingkungan tidak pernah tetap, tetapi selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Gagasan evolusi yang dicetuskan oleh Charles Darwin diilhami oleh beberapa pendahulunya, antara lain (1) Erasmus, kakek Charles Darwin, (2) Thomas Robert Malthus, ahli ekonomi, (3) Charles Lyell, yang ahli geologi, (4) Jean Baptista Lamarck.
Erasmus Darwin dalam bukunya “Zoonomia”, menyatakan bahwa kehidupan itu berasal dari asal mula yang sama, dan bahwa respons fungsional akan diwariskan pada keturunannya. Thomas Robert Maltus menarik bagi Charles Darwin yang selanjutnya memunculkan kata, “perjuangan untuk hidup”.
Thomas Robert Maltus mengemukakan pada bukunya “Essay On the Principle of Population as it Affect the Fulture Improvement of Man Kind”, bahwa tidak ada keseimbangan antara pertambahan penduduk dan makanan.
Dari Charles Lyell, Darwin mendapat ilham tentang adanya variasi karena pengaruh alam. Dalam bukunya “Priciple of Geology  ia mengemukakan bahwa perubahan terus menerus pada bumi, masih terus berlangsung hingga kini.
Walaupun gagasan Lamarck tidak disetujui Darwin sepenuhnya, ia tidak menolak gagasan Lamarck tentang diwariskannya sifat yang didapat (acquired character). Terjemahan Darwin tentang sifat yang didapat, yang lebih berbeda dengan Lamarck adalah mengenai sejarah panjang leher jerapah.
Pada dasarnya teori Darwin dapat dibedakan atas dua hal pokok yaitu konsep tentang perubahan evolutif dan konsep mengenai seleksi alam. Dalam hal ini Darwin menolak pendapat bahwa makhluk hidup adalah produk ciptaan yang tak dapat berubah. Makhluk hidup yang sekarang adalah produk dari perubahan sedikit demi sedikitdari nenek moyang/dari makhluk asal yang berbeda dengan yang sekarang. Selanjutnya seleksi alam yang menuntun terjadinya perubahan tersebut.
Konsep perubahan secara evolusi dari makhluk hidup merupakan kesimpulan Darwin dari adanya fosil-fosil yang ditemukan pada permulaan abad 19. Apa yang ditemukan tersebut berbeda dengan makhluk yang ada sekarang dan walaupun tidak sepenuhnya meyakinkan, fosil pada lapisan berbeda, berbeda pula dan dari lapisan satu ke lapisan berikutnya, terlihat adanya perubahan berkesinambungan, meskipun tidak sepenuhnya dan hanya lokasi-lokasi tertentu. Dan juga penting untuk kejelasan kesinambungan tersebut perlu pengamatan dan interpretasi yang tajam. Kesinambungan yang didasarkan pada kemiripan fosil-fosil tersebut, bagi para ahli dapat memberikan gambaran prediktif akan bentuk-bentuk fosil yang diharapkan dapat ditemukan.
Darwin telah menghabiskan waktu sekitar 20 tahun untuk mengumpulkan data lapangan yang kemudian disusunnya dalam suatu deretan fakta yang sangat banyak. Fakta tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa sesungguhnya evolusi terjadi di lingkungan makhluk hidup, dan atas dasar fakta tersebut Darwin menrumuskan wawasannya tentang seleksi alam, dengan mengemukakan 2 makna wawasan yaitu adanya evolusi organik dan evolusi organik terjadi karena peristiwa seleksi alam.
1. Fakta yang menjadi dasar Teori Seleksi Alam Darwin yang dikenal sebagai prinsip-prisip seleksi alam Darwin adalah
a.       Fertilitas makhluk hidup yang tinggi
Oleh karena tingkat kesuburan makhluk hidup yang tinggi, amka apabila tidak hambatan atas perkembangbiakan suatu spesies dalam waktu yang singkat seluruh dunia tidak akan mampu menampungnya
Akan tertapi kenyataan yang terjadi tidaklah demikian, dan itulah merupakan fakta yang kedua.
b.      Jumlah individu secara keseluruhan yang hampir tidak berubah
Sekalipun tingkat kesuburan tinggi namun pada kenyataannya jumlah individu tidak melonjak tanpa terkendali. Nampaknya ada faktor lain yang membatasi dan mengatur pertambahan jumlah individu seuatu spesies di satu tempat. Faktor-faktor pembatas dan yang mengatur jumlah indovidu itulah yang menyebabkan individu-individu yang berhasil tetap hidup tidak banyak jumlahnya sekalipun banyak individu turunan yang dihasilkan tetapi banyak juga yang mati. Secara keseluruhan faktor-faktor pembatas itulah yang menjadi fakta ketiga.
c.       Perjuangan untuk hidup
Supaya dapat tetap hidup setiap makhluk hidup harus “berjuang” baik secara aktif maupun pasif. Pada umumnya perjuangan untuk hidup terjadi karena adanya Persaingan, baik antar individu sespesies atupun yang berlainan spesies; Pemangsaan, termasuk juga parasitisme; Perjuangan terhadap alam lingkungan yang tidak hidup seperti iklim, dsb.
d.      Keanekaragaman dan hereditas
Makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan sangat beraneka ragam. Keanekaragaman tersebut antara lain berkenaan dengan struktur, tingkah laku, maupun aktifitas. Keanekaragaman terlihat mulai dari tingkat antarfilum/antar divisi, antarklas sampai dengan atar individu se spesies bahkan anatr individu seketurunan. Tidak sedikit ciri yang menyebankan keaneragaman tersebut diturunkan kepada generasi keturunannya, artinya dari generasi ke generasi selalu terdapat keanekaragaman bahkan karena berbagai sebab keanekaragaman tersebut bertambah luas.
Adanya keanekaragaman itulah yang menyebabkan keberhasilan “perjuangan untuk hidup”  tidak sama antar satu individu dengan individu lainnya. Dalam hal ini ada individu yang tidak mustahil jauh lebih berhasil dari yang lainnya. Itu pula alasannya sehingga banyak individu yang mati lebih awal dan pada akhirnya individu pada generasi turunan tidak terlalu melonjak jumlahnya sekalipun individu turunan yang dihasilkan sebenarnya sangat banyak.
e.       Seleksi alam
Kenyataan terdapatnya keberhasilan “perjuangan untuk hidup” yang tidak sama antar individu disebabkan ada individu yang lebih sesuai karena memiliki ciri-ciri yang lebih sesuai dari yang lainnya. Individu yang lebih sesuai inilah yang lebih berhasil dalam “perjuangan untuk hidup”. Individu yang lebih berhasil inilah yang mempunyai peluang lebih besar untuk melanjutkan keturunan dan sekaligus mewariskan ciri-cirinya pada generasi turunannya. Sebaliknya individu yang kurang berhasil lama kelamaan akan tersisih dari generasi ke generasi.
f.       Lingkungan yang terus berubah
Dalam situasi lingkungan yang terus mengalami perubahan, makhluk hidup harus terus menerus mengadakan penyesuaian melalui “perjuangan untuk hidup” yang tiada hentinya.Artinya peristiwa seleksi alam berlangsung tiada hentinya dan sebagai akibatnya pada generasi tertentu akan muncul individu yang memiliki ciri-ciri yang semakin adaptif serta spesifik bagi situasi lingkungan yang melingkupi.

2. Evolusi Organik terjadi karena peristiwa seleksi alam
Makna utama wawasan Darwin dalam teori ini adalah bahwa evolusi organik memang terjdi, dan bahwa evolusi organik tersebut terjadi karena peristiwa seleksi alam. Dalam hubungannya dengan teori seleksi alam Darwin, terdapat kesan yang cukup kuat bahwa  peristiwa seleksi alam adalah sebab utama terjadinya evolusi (G.G. Simpson, Life: An Introduction to Biology, 1957); disamping itu peristiwa seleksi alam diartikan sebagai suatu perjuangan langsung antar individu sespesies ataupun antar spesies (direct combat: C.A. Villec, General Zoology, 1978)
Munculnya teori seleksi alam Darwin ternyata menimbulkan banyak kontroversi di kalangan para ahli biologi. Disamping itu pula mendapatkan reaksi keras dan tantangan. Sejak semula teori seleksi alam Darwin ini ditafsirkan secara keliru sebagai teori yang memperkenalkan bahwa manusia berasal dari kera. Reaksi dan tantangan masih berkelanjutan hingga sekarang dan menjadi demikian kacaunya karena reaksi agama terlebih lagi dengan munculnya buku karya Harun Yahya tentang Runtuhnya Teori Evolusi;. Dalam hal ini makna wawasan Darwin telah dipertentangkan dengan ajaran agama atas dasar persepsi yang salah. Oleh karena itu peluang munculnya pemikiran yang jernih atas teori seleksi alam Darwin berkurang atau hilang sama sekali dan pada akhirnya menutup kemungkinan ditemukannya manfaat terapan dari teori tersebut. Sangat boleh jadi diantara kita tidak sedikit yang masih mempunyai persepsi keliru atas teori seleksi alam Darwin. Sesungguhnya makna wawasan Darwin adalah berkenaan dengan kedua makna yang telah disebutkan sebelumnya dan sama sekali tidak memperkenalkan ajaran yang menyatakan bahwa manusia berasal dari kera. Namun demikian, sebagai suatu teori keilmuan yang berkenaan dengan perkembangan (perubahan) makhluk hidup, pada kenyataannya teori seleksi alam Darwin telah mengalami perkembangan dan penyempurnaan. Hasil dari pengembangan dan penyempurnaan tersebut telah melahirkan teori/paham baru tentang seleksi alam yang lebih dikenal dengan Neo Darwinisme.

No comments