Teori nutfah penyakit
Sebelum Pateur berhasil membuktikan bahwa bakteri menjadi penyebab beberapa penyakit, banyak pengamatan yang cermat menentang keras adanya teori nutfah penyakit. Dalam tahun 1546 Fracastoro dari Verona (1483-1553) menyatakan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh jasad renik yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang dipindahkan (ditularkan) dari seseorang ke orang lain. Pada tahun 1762 von Plenciz dari Vienna tidak hanya mengemukakan bahwa sesungguhnya makhluk hiduplah yang menjadi penyebab penyakit, tetapi juga berpendapat bahwa berbagai jasad renik menimbulkan bermacam-macam penyakit pula. Konsepsi parasitisme, yakni adanya organisme hidup pada atau di dalam organisme lain dengan mengambil nutrien daripadanya, tersebar luar dalam tahun 1700-an. Hal ini tercermin dalam karya tulis Jonathan swift (1667-1745), seorang satria Inggris pada awal abad kedelapan belas.
Oliver Wendell Holmes (1809-1894), seorang fisikawan dan sastrawan dalam tahun 1843 secara tegas menyatakan bahwa demam nifas itu (demam yang timbul ketika baru melahirkan), yang sering fatal, menular dan boleh jadi disebabkan oleh mikroorganisme yang dibawa oleh bidan dokter, dari ibu yang satu kepada yang lain. Pada waktu yang hampir bersamaan (1840-an) ahli fisika Hongaria, Ignaz Philip Semmelweis (1818-1865) mempelopori penggunaan prosedur obstetric (kebidanan) yang dapt mengurangi komungkinan infeksi yang disebabkan jasad renik.
Karena keberhasilan Pasteur dalam memecahkan masalah fermentasi maka pemerintah Perancis memintanya untuk meneliti pebrine, penyakit pada ulat sutera yang menghancurkan industri sutera yang penting di negara tersebut. Ia berhasil mengisolasi jasad renik (suatu protozoa) penyebabnya. Pasteur menganjurkan kepada para petani ulat sutera agar mereka menyeleksi ulat-ulat baru yang sehat dan bebas penyakit untuk menghindari penyakit itu.
Kemudian Pasteur (1877) menangani masalah antraks, penyakit pada sapi, domba dan terkadang manusia. Setelah mengamati penyebab penyakit itu dari darah hewan yang mati karena penyakit tersebut, maka ia menumbuhkannya dalam labu-labu di laboratorium.
Selam tahun 1870-an, Robert Koch (1843-1910) juga sibuk dengan masalah antraks di Jerman. Dia berhasil mengisolasi bakteri khas berbentuk batang dengan ujung-ujungnya yang agak persegi (basilus) dari darah biri-biri yang mati karena antraks. Ia menumbuhkan bakteri itu di laboratorium, memeriksanya dengan mikroskop untuk meyakinkan bahwa hanya satu macam yang ada, kemudian menyuntikkannya pada mencit untuk mengetahui apakah hewan-hewan itu terinfeksi dan terjadi gejala antraks. Dari mencit-mencit tersebut dia mengisolasi bakteri seperti yang diperoleh dari biri-biri yang mati karena antraks tadi. Inilah untuk pertama kalinya suatu bakteri dapat dibuktikan sebagai penyebab penyakit hewan. Kemudian koch menemukan bakteri yang menimbulkan tuberculosis dan kolera.
No comments